Lebih Ampuh Mana: Diet Keto atau Diet Rendah Lemak?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Oktober 2018
Lebih Ampuh Mana: Diet Keto atau Diet Rendah Lemak?Lebih Ampuh Mana: Diet Keto atau Diet Rendah Lemak?

Halodoc, Jakarta - Dari beragamnya jenis diet, diet keto dan diet rendah lemak masih menjadi pilihan diet yang banyak dijajal orang untuk menurunkan berat badan. Namun, di antara kedua diet tersebut, kira-kira mana yang lebih ampuh, ya?

Diet Rendah Lemak

Seperti namanya, diet rendah lemak merupakan pola makan dengan jumlah lemak yang terbatas. Selain menurunkan berat badan, diet ini juga dipilih untuk membantu mengurangi asupan kalori dari lemak untuk memperbaiki kadar kolesterol dan trigliserida darah.

Pada dasarnya, tubuh seseorang membutuhkan lemak setidaknya sebanyak 20—25 persen dari total kalori harian. Bagaimana dengan pembatasan lemaknya? Menurut ahli dari Kemenkes RI, membatasi lemak kurang dari 30 persen dari energi total per hari merupakan syarat diet rendah lemak dan kolesterol.

Namun yang perlu diperhatikan, diet rendah lemak ini enggak hanya membatasi lemak saja. Pasalnya, pemilihan jenis lemak juga mesti diperhatikan secara saksama. Singkatnya, makanan dengan kandungan jenis lemak baik amat dianjurkan. Sementara itu, makanan yang mengandung lemak jahat harus dikurangi. Tak cuma itu, seseorang yang menjalani diet rendah lemak juga perlu mengasup serat lebih dari 25 gram per hari.

Kata ahli, lemak merupakan asupan yang memberikan jumlah kalori lebih tinggi ketimbang protein dan karbohidrat. Misalnya, setiap satu gram lemak mengandung sembilan kalori. Sedangkan tiap satu gram karbohidrat dan protein, masing-masing hanya mengandung empat kalori.

Nah, inilah sebabnya membatasi lemak bisa menjadi cara untuk mengurangi jumlah kalori lebih banyak, daripada membatasi jenis asupan gizi lainnya.

Diet Keto

Lain diet rendah lemak, lain pula diet keto. Boleh dibilang, diet ini bertolak belakang dengan diet rendah lemak. Diet keto merupakan diet tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat. Goal dari diet ini untuk mendapatkan lebih banyak kalori dari protein dan lemak daripada karbohidrat. Menurut Journal of European Nutrition, kondisi ini bisa menguras simpanan gula sebagai sumber energi serta menggantinya dengan protein dan lemak.

Nah, hal inilah yang menimbulkan proses ketosis, yaitu kondisi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi. Menurut ahli gizi, dengan adanya ketosis diharapkan bisa membantu  menurunkan berat badan.

Namun yang perlu diingat, sumber lemak diet keto ini bukan sembarang lemak seperti gorengan. Kata ahli, menu makanan diet keto yang punya sumber lemak sebaiknya berasal dari produk susu, telur organik, dan minyak-minyak seperti kelapa dan zaitun. Tak hanya itu saja, lemak sehat juga bisa diperoleh dari kacang-kacangan (almond dan mete) dan buah alpukat.

Berat Bertambah Karena Diet Tak Tepat

Selain menerapkan pola makan sehat demi kesehatan tubuh, memangkas berat badan juga menjadi goal dari banyak orang untuk berdiet. Masalahnya, ada kalanya justru hal sebaliknya yang terjadi. Alih-alih ingin menurunkan berat badan, malah bertambahnya angka ditimbangan yang justru didapat. Kok bisa?

Kata ahli, banyak orang melakukan upaya “balas dendam” ketika berhasil menurunkan beberapa kilogram berat badannya setelah diet. Alasannya simpel, diet membuat mereka merasa “tersiksa” karena diharuskan memotong banyak asupan kalori dan menghindari berbagai jenis makanan. Dengan kata lain, mereka beranggapan bahwa setelah sukses berdiet maka bebas makan apa saja dan tak masalah untuk melupakan dietnya.

Kata ahli, program diet yang enggak dipelihara bisa membuat berat badan seseorang kembali naik setelah diet. Hal ini bisa disebut dengan diet-induced weight-gain yang bisa meningkatkan risiko obesitas.

Namun yang mesti diingat, agar program diet berjalan aman dan efektif, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter ahli. Sebabnya, baik diet keto maupun rendah lemak, mungkin saja tak tepat kamu terapkan karena berbagai alasan medis atau kondisi tubuh.

Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter mengenai segala macam diet melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Baca juga:




Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan