Lebih Bahaya Mana, Diabetes Melitus atau Diabetes Insipidus?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Juni 2019
Lebih Bahaya Mana, Diabetes Melitus atau Diabetes Insipidus?Lebih Bahaya Mana, Diabetes Melitus atau Diabetes Insipidus?

Halodoc, Jakarta –  Diabetes insipidus adalah suatu kondisi di mana tubuh kehilangan terlalu banyak cairan melalui buang air kecil, yang menyebabkan risiko signifikan dehidrasi berbahaya serta berbagai penyakit dan kondisi lainnya.

Akibatnya, kondisi ini bisa memicu dehidrasi ekstrem yang dapat menyebabkan hipernatremia. Ini adalah suatu kondisi di mana konsentrasi natrium serum dalam darah menjadi sangat tinggi, karena retensi air yang rendah di mana sel-sel tubuh juga kehilangan air.

Hipernatremia dapat menyebabkan gejala neurologis, seperti terlalu aktif di otak dan otot-otot saraf, kebingungan, kejang, atau bahkan koma. Tanpa pengobatan, diabetes insipidus sentral dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen.

Baca juga: Cara Sederhana untuk Tetap Sehat Meski Mengidap Diabetes Tipe 2

Sedangkan diabetes adalah suatu kondisi yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses glukosa darah, atau dikenal sebagai gula darah. Setelah mengetahui informasi tadi, sudah bisa dipastikan kalau keduanya memiliki nama yang sama dan mungkin beberapa gejala yang serupa, tetapi penyakit yang berbeda.

Untuk diabetes insipidus, bukan gula darah yang menjadi masalah, tetapi kadar air dalam darah. Tubuh menghasilkan hormon yang disebut Vasopresin yang seharusnya mengendalikan berapa banyak air yang dikeluarkan ginjal dari aliran darah.

Dikonversi menjadi urine, cairan-cairan ini membersihkan limbah yang disaring oleh ginjal. Ketika sistem ini tidak berfungsi, rasa haus seseorang meningkat karena tubuh berpikir perlu lebih banyak air untuk menghilangkan kotoran.

Mana yang Lebih Berbahaya?

Untuk diabetes insipidus, bahaya terbesar adalah dehidrasi. Orang yang merasa haus terus-menerus mungkin terlalu sering minum air dan menciptakan kondisi untuk keracunan air. Namun, ketika dikelola dengan benar, level cairan dapat dipertahankan.

Ini bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup, dan kadang-kadang melalui penggunaan Desmopressin, yang merupakan versi sintetis dari hormon Vasopresin yang diproduksi secara alami oleh tubuh.

Baca juga: Takut Diabetes? Ini 5 Bahan Pengganti Gula

Sedangkan pada diabetes mellitus, bahaya terbesar terjadi ketika kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf, tekanan darah tinggi, dan mengeraskan dinding pembuluh darah. Kadar gula darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, dan bahkan koma.

Pengobatan untuk Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus

Tujuan dari rencana perawatan adalah untuk menghilangkan gejala dan mencegah penurunan peringkat berbahaya dalam kesehatan. Kemudian juga memulai kebiasaan makan yang lebih sehat, olahraga yang cerdas, dan manajemen berat badan.

Bagi mereka yang memiliki kasus diabetes insipidus ringan, rekomendasi perawatannya adalah mengatur gejala. Ini berarti minum ketika haus dan membatasi aktivitas olahraga di lingkungan yang terlalu panas. Suplemen untuk keseimbangan elektrolit mungkin juga direkomendasikan.

Baca juga: Lakukan 5 Cara Ini Agar Prediabetes Enggak Menjadi Diabetes

Dalam kasus diabetes tipe I, manajemen berkelanjutan harus terjadi untuk mempertahankan kualitas hidup yang baik. Suntikan insulin rutin, pompa insulin, dan pilihan perawatan lainnya terjadi secara teratur.

Sebagian besar pengidap akan hidup lama, baik pengidap diabetes insipidus atau diabetes mellitus. Namun, mereka yang didiagnosis dengan diabetes mellitus dapat mengalami penurunan harapan hidup total hingga 10 tahun bila dibandingkan dengan diabetes insipidus, yang tidak berdampak pada harapan hidup seseorang ketika dirawat atau dikelola dengan benar.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai diabetes melitus dan diabetes insipidus, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan