Lempuyang Bisa Mencegah Tifus, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 Desember 2020
Lempuyang Bisa Mencegah Tifus, Mitos atau Fakta?Lempuyang Bisa Mencegah Tifus, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar tentang lempuyang? Rimpang ini telah lama dikenal sebagai bahan jamu atau obat tradisional, untuk mengobati berbagai penyakit, seperti diare, malaria, radang lambung, rematik, sesak napas, pilek, dan cacingan. 

Selain itu, lempuyang juga diyakini bermanfaat untuk menambah nafsu makan dan meningkatkan kadar sel darah merah. Bahkan, ada anggapan bahwa lempuyang juga bisa mencegah penyakit tifus. Benarkah demikian? Simak penjelasannya setelah ini, ya.

Baca juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?

Penelitian Ungkap Lempuyang Bisa Mencegah Tifus

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zaraswati Dwyana dan rekan-rekannya di Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, mencoba mengungkap aktivitas antimikroba ekstrak lempuyang terhadap bakteri patogen secara KLT-Bioautografi. 

Dalam penelitiannya, para peneliti menguji sampel rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Vahl.) yang diambil dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Rimpang tersebut kemudian dibersihkan, dicuci bersih, dikeringkan, dan dihaluskan.

Hasil penelitian yang dilakukan memperoleh kesimpulan bahwa ekstrak rimpang lempuyang wangi memberikan aktivitas antimikroba pada bakteri Staphylococcus epidermidis, Vibrio sp, Bacillus subtilis, dan Salmonella typhi. Seperti diketahui, bakteri Salmonella typhi adalah bakteri yang menjadi penyebab penyakit tifus. 

Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk membuktikan lempuyang benar-benar bisa mencegah penyakit tifus atau tidak. Mengingat penelitian yang dilakukan Dwyana dan rekan-rekannya masih dalam skala kecil. 

Baca juga: Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?

Berbagai Cara Mencegah Tifus yang Bisa Dilakukan

Meski lempuyang terkenal sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit, masih minim bukti bahwa rimpang tersebut bisa mencegah tifus. Lantas, adakah upaya lain yang bisa dilakukan untuk mencegah tifus? Tentu, ada.

Salah satunya adalah dengan vaksinasi tifus (tifoid). Di Indonesia, vaksinasi tifus sudah termasuk dalam jadwal imunisasi anak dan dianjurkan bagi anak berusia dua tahun, dan diberikan kembali tiap tiga tahun sekali. Selain itu, pemberian vaksin tifus idealnya diberikan satu bulan sebelum berkunjung ke tempat yang merupakan daerah endemik tifus.

Meski begitu, pemberian vaksin tifus tidak menjamin 100 persen seseorang kebal terhadap bakteri penyebab tifus. Artinya, risiko terserang tifus tetap ada, meski gejala-gejala yang terjadi tidak separah gejala pada orang yang belum memperoleh vaksin sama sekali.

Selain vaksinasi, pencegahan tifus juga bisa dilakukan dengan perbaikan sanitasi, memastikan ketersediaan air bersih, dan menerapkan pola hidup sehat setiap harinya. 

Baca juga: Gejala Mirip Tipes, Meningitis Bisa Sebabkan Koma

Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tifus:

  • Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan, serta setelah buang air kecil atau besar, maupun usai membersihkan kotoran, misalnya setelah mengganti popok bayi.
  • Jika sedang berada di tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus, pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
  • Kurangi jajan sembarangan di pinggir jalan, karena mudah sekali terpapar bakteri.
  • Hindari mengonsumsi es batu yang bukan buatan sendiri.
  • Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci atau dikupas.
  • Bersihkan kamar mandi secara rutin. 
  • Hindari bertukar barang pribadi, seperti handuk, seprai, dan peralatan makan. 
  • Hindari konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Hindari mengonsumsi antibiotik tanpa resep dan anjuran dokter.

Itulah penjelasan tentang penggunaan lempuyang untuk mencegah tifus dan berbagai upaya lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah tifus. Jika masih ada yang belum jelas, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, kapan dan di mana saja. 

Referensi:
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan - Universitas Hasanuddin. Diakses pada 2020. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Dietil Eter Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Vahl.) Terhadap Bakteri Patogen Secara Klt-Bioautografi.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Typhoid Fever.
Vaccines and Biologicals. Diakses pada 2020. Background Document: The Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Condition. Typhoid Fever.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan