Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Februari 2019
Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya penyakit yang bisa menyerang darah, hemofilia merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Penyakit ini merupakan penyebab darah sulit membeku. Kondisi ini dikarenakan adanya gangguan perdarahan karena kurangnya faktor pembekuan darah. Alhasil, bila pengidapnya mengalami luka, maka perdarahan bisa berlangsung lebih lama.

Baca juga:Kenali Lebih Dalam 3 Jenis Hemofilia

Protein yang jadi faktor pembeku darah akan membentuk jaring penahan di sekitar platelet (sel darah), sehingga dapat membekukan darah untuk menghentikan perdarahan. Nah, penjelasan ini terjadi ketika tubuh dalam keadaan normal. Tapi, ceritanya akan berbeda lagi pada pengidap hemofilia yang jadi penyebab darah sulit membeku. Kekurangan protein yang menjadi faktor pembeku darah itu, membuat peradarahan terjadi secara berkepanjangan.

Enggak semua orang bisa terserang penyakit ini, sebab hemofilia merupakan penyakit genetik atau bawaan. Dalam kebanyakan kasus, masalah medis ini lebih sering dialami pria ketimbang wanita. Lalu, apa sih penyebab darah sulit membeku ini?

Awasi Gejala-Gejalanya

Gejala dari penyakit ini tak cuma satu-dua tanda, karena cukup bervariasi. Gejalanya bergantung pada tingkat keparahannya. Tapi, perdarahan yang berkepanjangan atau sulit berhenti merupakan gejala utama dari hemofilia.

Untuk hemofilia ringan, jumlah faktor pembekuannya berkisar 5–50 persen. Pengidapnya akan mengalami gejala berupa perdarahan berkepanjangan baru ketika pengidapnya mengalami luka atau pasca prosedur medis, seperti operasi.

Baca juga:Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia

Sedangkan hemofilia sedang, faktor pembekuan darahnya berkisar antara 1–5 persen. Gejalanya meliputi kulit memar, perdarahan di area sekitar sendi, dan kesemutan serta nyeri pada lutut, siku, dan pergelangan kaki. Sementara itu, hemofilia berat dengan jumlah pembekuan darah kurang dari satu persen. Pengidap hemofilia jenis ini biasanya sering mengalami perdarahan secara spontan. Misalnya, gusi berdarah, mimisan, atau perdarahan sendi dan otot tanpa sebab yang jelas.

Kenali Penyebabnya

Pada hemofilia, terdapat mutasi gen yang menyebabkan tubuh tidak cukup memiliki faktor pembekuan tertentu. Untaian DNA atau sebutan lainnya adalah kromosom merupakan suatu rangkaian instruksi lengkap yang mengendalikan produksi berbagai faktor. Kromosom bukan hanya menentukan jenis kelamin pada bayi, namun juga mengatur kinerja sel-sel di dalam tubuh. Semua manusia memiliki sepasang kromosom seks di mana komposisi pada wanita adalah XX dan pada pria adalah XY. Hemofilia adalah penyakit yang diwariskan melalui mutasi pada kromosom X. Karena itu, pria cenderung menjadi pengidap, sedangkan wanita cenderung menjadi pewaris atau pembawa mutasi gen tersebut.

Baca juga:Sering Mimisan, Hati-Hati 4 Penyakit Ini

Tips Mencegah Perdarahan

Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pengidap hemofilia untuk mencegah perdarahan. Misalnya:

  • Hindari melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepakbola.

  • Menjaga kebersihan gigi agar terhindar dari penyakit gigi dan gusi yang dapat menyebabkan perdarahan.

  • Jangan sembarangan mengonsumsi obat-obatan tanpa saran dokter.

  • Hindari pengunaan obat pengencer darah yang bisa menghambat pembekuan darah.

  • Hindari obat nyeri yang bisa berpotensi meningkatkan perdarahan.

Mau tahu lebih jauh mengenai penyakit di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan