Makanan Pedas dan Berlemak Bisa Picu Dispepsia?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Juni 2020
Makanan Pedas dan Berlemak Bisa Picu Dispepsia?Makanan Pedas dan Berlemak Bisa Picu Dispepsia?

Halodoc, Jakarta – Dispepsia atau gangguan pencernaan adalah kondisi umum yang terjadi ketika tubuh mengalami kesulitan dalam mencerna makanan. Dispepsia bisa menjadi masalah yang sekali datang, tetapi juga bisa berulang. 

Pengidap dispepsia direkomendasikan untuk menghindari makanan pedas dan berlemak. Kedua jenis makanan ini dapat memperburuk gejala dan merangsang produksi asam lambung yang berlebihan. Informasi selengkapnya mengenai dispepsia bisa dibaca di bawah ini!

Penanganan Dispepsia

Mengadaptasi pola makan tertentu dengan cara menghindari jenis makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala gangguan pencernaan dapat membantu dalam mengelola dispepsia. Selain jenis makanan, penanganan lain untuk kondisi dispepsia ini adalah cara makan. 

Selama waktu makan, kamu harus menciptakan suasana yang tenang dan santai, makan dalam jumlah kecil, dan mengunyah makanan dengan perlahan dan sepenuhnya. Disarankan untuk tidak melewatkan jam makan atau makan berlebihan. Mencampur makanan panas dan dingin lebih baik dihindari.

Baca juga: Manfaat dan Bahaya Makanan Pedas untuk Kesehatan

Faktor penting lain yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan adalah kesehatan mental. Kecemasan dan stres menyebabkan ketidaknyamanan pada perut. Perasaan cemas membuat sistem saraf terlalu aktif sehingga mengalihkan komponen penting yang seharusnya bekerja pada sistem pencernaan.

Kemampuan sistem pencernaan dalam mencerna bisa berkurang karena produksi enzim pencernaan alami dan asam lambung terpengaruh secara negatif. Penyebabnya adalah ketika orang mengembangkan kebiasaan makan terlalu cepat, melewatkan jam makan, atau tidak mengunyah dengan benar, serta menunjukkan gejala gangguan pencernaan lainnya.

Meskipun peran stres dalam dispepsia terjadi secara tidak langsung, tetapi bisa menjadi pemicu dasar dari gejala gangguan pencernaan. Pikiran yang stres menunjukkan kegelisahan, kekhawatiran, atau lekas marah dapat mengakibatkan insomnia. 

Sebaliknya, jika seseorang kurang tidur, juga dapat mengembangkan stres. Stres dapat menyebabkan nyeri otot, sakit kepala, dan pusing. Ketegangan otot dapat meningkatkan tekanan pada perut sehingga memicu mulas.

Baca juga: Sayuran Beku Sedang Jadi Tren, Apakah Menyehatkan?

Jika gangguan pencernaan ini disebabkan oleh depresi dan kecemasan, terapi konseling dapat membantu. Psikoterapi juga dapat membantu pasien mengidentifikasi emosi yang mengganggu dan memberikan kesempatan untuk mengubah pikiran dan tindakan dapat mengurangi tingkat stres.

Butuh informasi lebih detail mengenai dispepsia, bisa ditanyakan lewat aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu.  Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Olahraga dan Meditasi

Aktif berolahraga dan melakukan meditasi dapat membantu pengidap dispepsia mengelola penyakitnya. Berlatih yoga untuk dispepsia membantu menjaga metabolisme seimbang. Pose yoga tertentu dapat melancarkan aliran darah dan merilekskan tubuh dan pikiran. Bahkan, ada beberapa pose yoga yang memang diperuntukkan untuk masalah gangguan pencernaan. 

Mengenakan pakaian ketat dapat mendorong isi makanan untuk masuk kembali ke kerongkongan dengan menekan perut terlalu banyak, jadi ini juga harus dihindari. Saat tidur, kepala harus diletakkan pada posisi tinggi, minimal 15 sentimeter di atas kaki. 

Menjaga berat badan yang sehat adalah bagian penting dari manajemen dispepsia. Peningkatan berat badan dapat memicu tekanan pada perut dan mendorong perut ke atas. Ini dapat mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.  

Olahraga teratur akan membantu menjaga berat badan yang sesuai dan juga meningkatkan pencernaan yang baik. Namun, berolahraga segera setelah makan tidak disarankan. Alkohol dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung. 

Mengurangi konsumsi alkohol akan membantu mengurangi dispepsia. Menghindari kudapan larut malam, berhenti merokok, mencoba gaya hidup yang bebas stres, tidur 2–3 jam setelah asupan makanan, cukup tidur, dan minum banyak air adalah beberapa teknik perawatan diri lainnya yang dapat dipraktikkan untuk mengelola gangguan pencernaan.

Referensi:
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2020. Lifestyle Changes for Indigestion (Dyspepsia).
WebMD. Diakses pada 2020. Heartburn Prevention Tips for Spicy Food Lovers.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan