Masalah Perkawinan yang Memengaruhi Psikis Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Juni 2018
Masalah Perkawinan yang Memengaruhi Psikis AnakMasalah Perkawinan yang Memengaruhi Psikis Anak

Halodoc, Jakarta – Dalam perkawinan, masalah adalah hal yang wajar dan bisa terjadi kapan saja. Terutama pada pasangan yang sudah lama menjalani hidup bersama. Sayangnya, pertengkaran yang terjadi sering tidak menemukan kesepakatan yang sama. Alhasil, perceraian menjadi satu-satunya pilihan yang bisa diambil.

Bagi pasangan yang sudah memiliki anak, terjadinya perceraian sudah pasti akan membawa dampak bagi Si Kecil. Entah dari segi pertumbuhan dan perkembangan, hingga masalah psikis yang mungkin terjadi. Sebab tak jarang, anak yang harus menghadapi perceraian orang tua akan mengalami masalah emosional tertentu.

(Baca juga: Pasangan Selingkuh, Tinggalkan atau Perbaiki Hubungan?)

Perpisahan alias perceraian memang bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan pada pasangan yang sudah menikah dalam waktu yang lama. Sebenarnya, apa saja masalah perkawinan yang bisa menyebabkan hal ini? Lalu, apa pengaruhnya terhadap psikis anak?

 

  • Masalah Ego

 

Salah satu pemicu terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga adalah masalah ego. Nah, kalau orang tua memutuskan untuk berpisah karena masalah ini, sebaiknya sampaikan dengan benar pada Si Kecil. Beri Si Kecil pengertian bahwa semua masalah memang berakar pada kamu dan pasangan, dan bukan karenanya.

Sebab tak jarang anak mungkin akan berpikir bahwa perpisahan yang terjadi pada orang tua merupakan kesalahannya. Jika anak terus dibiarkan berpikir seperti itu, tentu bisa menjadi masalah dan akan memengaruhi perkembangannya. Selain itu, setelah berpisahpun sebaiknya ibu dan ayah mengalah pada ego dan tetap kompak dalam mengasuh Si Kecil. Sebab tidak pernah ada “mantan orang tua” maupun “mantan anak”.

 

  • Tidak Merasa Puas

 

Wajar saja jika cara pandang kamu dan pasangan sedikit berbeda. Namun jika mulai menyadari ini, sebaiknya sejak awal biasakan untuk saling jujur pada pasangan. Terlalu lama memendam rasa tidak puas terhadap kehidupan yang dijalani malah bisa membuat rumah tangga bermasalah.

(Baca juga: Alasan Selingkuh Lebih Menyakitkan daripada Perpisahan untuk Anak)

Terkadang, imbasnya pun akan dilimpahkan pada anak. Padahal, anak-anak sebaiknya tidak perlu dilibatkan dalam masalah yang terjadi pada orang tua. Selain akan mengganggu psikis, hal ini malah bisa merebut kebahagiaan masa kecilnya.

 

  • Masalah Komunikasi

 

Salah paham bisa jadi merupakan pemicu paling sering terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Misalnya, ibu tidak bisa menyampaikan apa yang dimaksud sementara pasangan sedang merasa lelah karena masalah lain. Hal itu tentu akan menyulut api.

Jika sesekali saja, mungkin itu memang masalah komunikasi. Namun jika terjadi terus menerus, cobalah untuk bicara dengan pasangan. Sebab bisa jadi memang kamu dan pasangan tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Jika ini yang terjadi, bisa saja perpisahan memang jalan yang terbaik. Sebab terlalu sering berdebat malah bisa memberi tontonan yang tidak baik pada anak. Apalagi kalau percekcokan terjadi di depan Si Kecil.

 

  • Orang Ketiga

 

Selain masalah komunikasi, orang ketiga juga kerap menjadi alasan terjadinya pertengkaran. Tak dapat dimungkiri, perasaan suka dan cinta memang bisa tumbuh pada siapa saja dan kapan saja. Jika hal ini terjadinya, sebaiknya bicarakan antara kamu dan pasangan saja.

(Baca juga: Lagi Musim Pelakor, Ini Tips Hindari Gangguan Orang Ketiga)

Artinya, tidak perlu melibatkan anak terlalu jauh. Seiring berjalannya waktu dan usia, kamu bisa menyampaikan secara perlahan apa yang sebenarnya menjadi alasan orang tuanya berpisah.

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikais Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan