Mau Terhindar dari Actinic Keratosis? Biasakan Konsumsi 8 Makanan Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Maret 2019
Mau Terhindar dari Actinic Keratosis? Biasakan Konsumsi 8 Makanan IniMau Terhindar dari Actinic Keratosis? Biasakan Konsumsi 8 Makanan Ini

Halodoc, Jakarta - Kondisi solusio plasenta atau abruptio placentae merupakan kondisi medis yang menyebabkan sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum melahirkan. Kondisi tersebut juga dapat menurunkan atau membatasi suplai oksigen dan nutrisi bayi, sehingga menyebabkan perdarahan berat pada sang ibu.

Plasenta yang lepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan dapat terjadi baik sebagian maupun seluruhnya. Selama masa kehamilan, plasenta atau ari-ari tumbuh di dalam rahim yang berfungsi sebagai tempat penyaluran oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Jika ari-ari lepas, risiko terburuk yang dapat terjadi adalah ibu dan janin tidak selamat. Hal ini disebabkan suplai oksigen menurun pada bayi, dan ibu mengalami perdarahan hebat.

Baca juga: 6 Gangguan Kehamilan yang Muncul Di Trimester Kedua

Sebenarnya penyebab solusio plasenta belum diketahui secara pasti. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tanpa melihat kondisi ekonomi. Beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya solusio plasenta yaitu:

  • Merokok atau memakai narkoba.

  • Berusia di atas 40 tahun.

  • Memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.

  • Pernah melahirkan bayi kembar.

  • Memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.

  • Mengidap gangguan pembekuan darah.

  • Memiliki riwayat trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan.

  • Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.

Hal yang perlu kamu waspadai adalah usia kehamilan di atas enam bulan (trimester ketiga), terutama beberapa minggu sebelum proses kehamilan, merupakan waktu yang rawan untuk terjadinya solusio plasenta. Gejala solusio plasenta yang perlu kamu kenali adalah:

  • Nyeri punggung.

  • Kontraksi yang berlangsung cepat.

  • Perdarahan pada Miss V.

  • Rahim terasa sakit.

  • Nyeri perut.

  • Gerakan bayi dalam kandungan tidak seaktif biasanya.

Baca juga: Retensio Plasenta Bahaya atau Tidak

Apabila kamu mengalami beberapa gejala di atas, perawatan yang dapat kamu lakukan bergantung pada keadaan bayi yang dikandung, usia kehamilan, dan tingkat keparahan solusio plasenta. Plasenta yang sudah terlepas dari dinding rahim tidak dapat ditempelkan kembali. Orang yang mengalaminya mungkin harus menjalani perawatan di rumah sakit jika usia kehamilan di bawah 34 minggu, detak jantung bayi normal, dan kondisi tergolong ringan.

Apabila usia kehamilan sudah di atas 34 minggu dan solusio plasenta membahayakan pengidap serta bayi yang dikandung, biasanya kamu disarankan untuk melakukan proses persalinan (biasanya melalui operasi caesar). Apabila pengidap mengalami perdarahan hebat, maka perlu dilakukan transfusi darah.

Kemungkinan besar kamu tidak dapat mencegah terjadinya solusio plasenta. Namun, kamu dapat mengurangi faktor risikonya, dengan tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan tidak merokok saat hamil. Selalu gunakan peralatan keselamatan dalam berkendara untuk menghindari terjadinya cedera pada perut.

Baca juga: Ini Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Previa

Di samping itu, jika kamu memiliki tekanan darah tinggi, komunikasikan kondisi kesehatan kamu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan