Pentingnya Medical Check Up untuk Investasi Masa Depan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 Juni 2019
Pentingnya Medical Check Up untuk Investasi Masa DepanPentingnya Medical Check Up untuk Investasi Masa Depan

Halodoc, Jakarta - Siapa bilang investasi itu hanya dalam bentuk uang, properti, atau saham? Menjaga kesehatan juga termasuk investasi masa depan, lho. Sebab penyakit itu layaknya hutang. Semakin lama dibiarkan, semakin parah dan sulit untuk diobati. Akibatnya, ada banyak sekali biaya yang perlu dikeluarkan, hanya untuk bisa kembali sehat. Oleh karena itu, kita perlu melakukan pemeriksaan fisik atau medical check up secara berkala.

Medical check up merupakan metode pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit atau kondisi kesehatan kita. Dengan melakukan pemeriksaan ini, kita bisa mendeteksi penyakit atau gangguan kesehatan yang mungkin bersarang dalam tubuh kita lebih cepat, sehingga pengobatan pun bisa dilakukan sesegera mungkin dan terhindar dari risiko komplikasi lainnya.

Apa Saja yang Diperiksa Ketika Menjalani Medical Check Up?

Secara umum, beberapa hal yang diperiksa dalam prosedur medical check-up adalah:

1. Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (body mass index/BMI) yang tidak normal dapat memicu berbagai penyakit. Seperti kegemukan, yang dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoartritis, hipertensi, dan kanker. Sebaliknya, kondisi fisik yang terlalu kurus berisiko melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengakibatkan osteoporosis, dan anemia.

Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan BMI tiap 2 tahun sekali bagi orang berusia di bawah 50 tahun dan setahun sekali untuk usia di atas 50 tahun. Sebenarnya BMI dapat dihitung sendiri di rumah. Caranya: berat badan (kg) / tinggi (m)2. BMI normal untuk populasi Asia adalah 18,5 hingga 22,9.

Baca juga: Ini Bedanya Pemeriksaan Fisik Tanda Vital dan Pemeriksaan Per Sistem Tubuh

2. Gula Darah

Tes ini biasanya sangat disarankan bagi orang berusia di atas 45 tahun, setidaknya setiap 3 tahun sekali. Namun, jika kamu memiliki risiko diabetes, berkonsultasilah pada dokter dan jalani tes ini lebih sering, setidaknya setiap setahun sekali.

Jika kamu mengalami gejala seperti penurunan berat badan secara drastis tanpa penyebab yang jelas, sering merasa haus dan lapar, kesemutan, dan sering buang air kecil, segera lakukan tes ini untuk memastikan kemungkinan diabetes.

Perlu diketahui bahwa sebelum melakukan tes, kamu biasanya disarankan berpuasa selama 8 jam. Kemudian tes gula darah puasa akan menunjukkan salah satu hasil berikut:

  • Normal: 70-100 mg/dL.

  • Pra diabetes: 100-125 mg/dL.

  • Diabetes: ≥ 126 mg/dL.

3. Tekanan Darah

Tekanan darah normal untuk usia di bawah 60 tahun adalah bilangan atas (sistolik) kurang dari 140 mmHg dan bilangan bawah (diastolik) kurang dari 90, atau dibaca 140/90. Sedangkan pada usia di atas 60 tahun, standar normalnya adalah kurang dari 150/90 mm Hg. Tekanan darah di atas angka normal berarti hipertensi (tekanan darah tinggi). Untuk orang normal, tes dapat dilakukan tiap 1-2 tahun, sedangkan orang yang mengidap hipertensi atau hipotensi perlu melakukan tes tiap tahun atau lebih sering.

4. Kolesterol

Kolesterol pada dasarnya adalah jenis lemak yang dibutuhkan tubuh. Namun jika jumlahnya berlebihan, risiko penyumbatan pembuluh darah akan meningkat, dan memicu penyakit jantung. Secara umum, kadar kolesterol normal adalah:

  • Kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) sebaiknya di atas 60 mg/dL.

  • Kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) sebaiknya di bawah 100 mg/dL.

  • Trigliserida sebaiknya kurang dari 150 mg/dL.

  • Total kolesterol sebaiknya di bawah 200 mg/dL.

Bagi orang dengan kondisi kesehatan yang normal, tes dapat dilakukan tiap 5 tahun, dimulai dari usia 35 tahun. Namun jika gemuk, mengidap diabetes, hipertensi, atau ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke, tes ini bisa dimulai dari usia 20 tahun dan perlu lebih sering. Seperti tes gula darah, tes kolesterol memerlukan pengambilan sampel darah.

Baca juga: 7 Pemeriksaan Fisik yang Biasa Dilakukan Sebelum Masuk Sekolah Militer

5. Kesehatan Jantung

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Pemeriksaan jantung dapat dilakukan dengan tes elektrokardiogram (EKG) atau dikenal dengan rekam jantung. Tes dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung. Dengan tes ini dapat dideteksi adanya detak jantung tidak normal atau gangguan lain seperti pembuluh darah yang tersumbat.

6. Mata

Periksakan mata setiap 1-2 tahun terutama jika kamu mengalami masalah penglihatan. Selain gangguan penglihatan, pemeriksaan pada anak bertujuan melihat kemungkinan mata malas atau mata juling. Sementara pada orang dewasa, pemeriksaan dapat mengetahui kondisi:

  • Retinopati, kerusakan pembuluh darah di belakang mata misalnya akibat diabetes.

  • Glaukoma, kerusakan saraf optik serta meningkatnya tekanan mata.

  • Katarak, mata berkabut.

7. Kulit

Untuk mendeteksi kanker kulit, dapat dilakukan pemeriksaan dan jika perlu, pengambilan sampel kulit atau biopsi kulit. Kanker kulit adalah tumbuhnya sel di dalam kulit secara tidak terkontrol. Tes dapat dilakukan segera ketika ditemukan perubahan tidak normal pada kulit, seperti ada benjolan; tahi lalat yang berubah warna, ukuran, atau berdarah; atau adanya jaringan abnormal pada kulit berwarna merah, putih, biru, atau kehitaman dengan perbatasan yang tidak teratur.

8. Tulang

Tes kepadatan tulang bertujuan untuk mengetahui kekuatan tulang dan membantu mendiagnosis osteoporosis (tulang keropos). Pemeriksaan dilakukan dengan X-ray atau CT scan. Tes perlu dilakukan oleh wanita berusia 65 tahun ke atas, laki-laki usia 70 tahun ke atas, atau siapa pun yang berisiko osteoporosis. Faktor risiko meliputi penggunaan obat steroid dalam jangka panjang, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, berat badan terlalu rendah, atau ada riwayat osteoporosis dalam keluarga.

Baca juga: 5 Pekerjaan Ini Perlu Pemeriksaan Fisik untuk Tes Masuk

9. Tes-Tes Lainnya

Selain berbagai pemeriksaan tadi, beberapa tes lain mungkin diperlukan seperti pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) dan hepatitis B bagi orang yang aktif secara seksual dan memiliki pasangan seks lebih dari satu, serta pemeriksaan penyakit paru-paru bagi perokok berat. Berikut beberapa penyakit yang termasuk PMS serta pemeriksaan yang diperlukan:

  • Gonore, memerlukan tes urine.

  • Herpes genital, dokter akan memeriksa gejalanya dan mengambil sampel dari luka.

  • HIV, memerlukan pemeriksaan antibodi (immunoassay).

  • Sifilis, memerlukan tes darah dan pemeriksaan cairan dari luka sifilis.

  • Hepatitis B, pemeriksaan untuk hepatitis B sama dengan tes HIV, yaitu pengambilan sampel darah untuk mengetahui keberadaan dan keaktifan penyakit ini.

Itulah sedikit penjelasan tentang pentingnya melakukan medical check up. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Tunggu apa lagi? Yuk download aplikasinya sekarang!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan