Melahirkan Bayi dengan Antibodi COVID-19, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Desember 2020
Melahirkan Bayi dengan Antibodi COVID-19, Ini PenjelasannyaMelahirkan Bayi dengan Antibodi COVID-19, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini bumil (ibu hamil) asal Singapura yang terinfeksi COVID-19 dikabarkan melahirkan bayi dengan antibodi COVID-19. Bagaimana itu bisa terjadi? Penularan COVID-19 dari ibu ke bayi jarang terjadi dan bayi yang lahir dari ibu yang pernah terinfeksi COVID-19 bisa terlindungi.

Ini dikarenakan beberapa antibodi COVID-19 dapat melewati plasenta di mana ibu yang positif COVID menurunkan antibodi IgG. Nah, antibodi IgG melindungi janin dan bayi baru lahir dari penyakit menular. Itulah alasan mengapa vaksin tertentu, seperti pertusis dan flu, dianjurkan selama kehamilan.

Baca juga: Panduan Aman Periksa Kehamilan saat Pandemi COVID-19

Ibu Menurunkan Antibodi ke Anak

Meskipun begitu, ini masih kemungkinan, perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait pembentukan antibodi COVID-19 pada bayi. Mulai dari bagaimana keparahan penyakit memengaruhi tingkat antibodi, bagaimana peran durasi infeksi selama kehamilan, dan seberapa kuat dan tahan lama imunitas diperkirakan ada pada bayi.

ASI dari ibu yang baru saja terinfeksi COVID-19 juga diyakini dapat memberikan perlindungan bagi bayi yang baru lahir. Tidak mengherankan karena beberapa antibodi ASI diketahui membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti campak saat bayi masih terlalu muda untuk menerima vaksin. 

Dilansir dari New York Daily News, dalam sebuah penelitian di Cina, tiga dari 33 wanita hamil yang terinfeksi melahirkan bayi yang mengidap COVID-19 dan ketiga bayi yang baru lahir tersebut sembuh. Pada Juli, penelitian lain memberikan lebih banyak bukti bahwa virus corona dapat ditularkan dari wanita hamil ke janin dan bayi mereka. Namun, itu terlalu kecil untuk disimpulkan, karena penelitian tersebut hanya melibatkan 31 peserta.

Kemudian ada penemuan lagi bahwa antibodi pada bayi yang lahir dari bumil dengan virus corona cenderung menurun dari waktu ke waktu. Meskipun dari studi kasus menunjukkan potensi penularan dari ibu ke anak, jawabannya masih belum pasti. 

Pastinya adalah metode persalinan, menyusui, atau berbagi kamar setelah melahirkan sejauh ini tidak memengaruhi apakah bayi dapat tertular virus dari sang ibu. Ada banyak kemungkinan dan butuh penelitian lebih lanjut mengenai penularan COVID-19 dari bumil ke bayi dalam kandungan.

World Health Organization masih belum bisa memastikan apakah bumil dengan COVID-19 dapat menularkan virus ke janin atau bayinya selama kehamilan atau persalinan. Sampai saat ini, virus aktif belum ditemukan pada sampel cairan bayi dalam kandungan ataupun air susu ibu.

Baca juga: Pentingnya Lakukan Tes SWAB pada Ibu Hamil

Kehamilan dan Persalinan di Masa Pandemi

Bumil yang mengidap COVID-19 telah dikaitkan dengan kelainan pada plasenta. Kelainan tersebut berpotensi memengaruhi pengiriman oksigen dan nutrisi ke janin. Sedangkan pengaruh jangka panjang virus pada anak yang sedang berkembang belum diketahui.

Namun, sejauh ini kecil kemungkinan janin yang sedang berkembang dapat tertular COVID-19 dari ibunya yang terinfeksi. COVID-19 membutuhkan molekul reseptor untuk menyebabkan infeksi. Sedangkan plasenta mengandung molekul yang sangat rendah dan dibutuhkan untuk membuat reseptor. Ini menunjukkan mengapa virus jarang ditemukan pada bayi baru lahir dengan ibu yang positif COVID-19.

Namun, ada kekhawatiran lain, termasuk efek stres pada calon ibu. Selama kehamilan biasa, kortisol ibu meningkat dua hingga empat kali lipat. Ini normal dan penting untuk perkembangan sistem organ pada janin, seperti paru-paru, hati, dan sistem saraf pusat.

Namun, orang merespons secara berbeda terhadap situasi stres yang identik karena sejumlah alasan. Usia muda, perbedaan ras dan etnis, pendidikan yang buruk, persiapan yang buruk selama kehamilan dan riwayat trauma adalah beberapa faktor yang dapat memperburuk efek stres. 

Stres kronis pada bumil telah dikaitkan dengan komplikasi seperti diabetes gestasional, gangguan perkembangan janin, berat lahir rendah, masalah perkembangan saraf, dan preeklamsia (tekanan darah tinggi).

Baca juga: Coronavirus pada Ibu Hamil, Berbahayakah Bagi Janin?

Butuh informasi mengenai kehamilan dan persalinan saat pandemi corona, tanyakan langsung ke Halodoc. Bumil bisa menanyakan masalah kesehatan apapun dan dokter terbaik di bidangnya akan memberikan solusi. Caranya mudah, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor bumil bahkan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
The Conversation. Diakses pada 2020. Pregnancy during a pandemic: The stress of COVID-19 on pregnant women and new mothers is showing.
Daily News. Diakses pada 2020. Singaporean woman who had COVID gives birth to baby with coronavirus antibodies.
Business Insider.com. Diakses pada 2020. A woman said she gave birth to a baby with protective COVID-19 antibodies after contracting the virus during pregnancy

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan