Memar dan Bengkak pada Area Panggul? Hati-Hati Terkena Patah Pelvik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Maret 2019
Memar dan Bengkak pada Area Panggul? Hati-Hati Terkena Patah PelvikMemar dan Bengkak pada Area Panggul? Hati-Hati Terkena Patah Pelvik

Halodoc, Jakarta – Patah pelvik disebut juga fraktur femur proksimal, adalah keretakan atau patahnya bagian tulang paha bagian atas yang terletak di dekat persendian pinggung. Meski bisa terjadi pada siapa saja, kondisi ini umumnya dialami oleh lansia pengidap osteoporosis dengan atau tanpa trauma pada tulang.

Baca Juga: Hati-Hati, Ini 8 Hal yang Bisa Sebabkan Patah Pelvik

Patah pelvik ditandai dengan rasa sakit parah pada bagian panggul atau selangkangan, sulit berdiri atau bertumpu pada kaki di bagian panggul yang cedera, sulit menggerakkan kaki, serta lebam atau bengkak pada panggul dan area sekitarnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Patah Pelvik

Patah pelvik rentan terjadi pada lansia pengidap osteoporosis yang jatuh atau mengalami trauma pada tulang. Pada anak muda, patah pelvik terjadi akibat hantaman keras karena kecelakaan, terjatuh, atau cedera saat beraktivitas dan berolahraga.

Selain usia dan osteoporosis, ini faktor yang meningkatkan risiko patah pelvik.

  • Jenis kelamin. Wanita berisiko lebih besar mengidap patah pelvik dibandingkan pria. Pasalnya wanita berpotensi mengalami penurunan hormon estrogen saat menopause sehingga ia cepat kehilangan kepadatan tulang.

  • Kerusakan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D. Kedua nutrisi ini berperan penting dalam menjaga kekuatan dan kepadatan tulang. Jika asupannya kurang, seseorang rentan mengidap gangguan tulang, salah satunya patah pelvik.

  • Kurang gerak. Kurangnya aktivitas fisik membuat tulang lemah dan kurang kepadatan sehingga rentan menyebabkan seseorang terjatuh dan mengalami patah pelvik.

  • Masalah kesehatan seperti gangguan endokrin dan pencernaan. Kondisi ini bisa menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin D dan kalsium, dua nutrisi yang berfungsi menjaga kesehatan dan kepadatan tulang.

  • Kebiasaan merokok dan terlalu banyak konsumsi alkohol. Kebiasaan ini menghambat proses pembentukan dan pemulihan tulang, sehingga menjadi lebih rapuh dan rentan mengalami cedera hingga patah tulang. Efek samping konsumsi obat seperti penggunaan steroid jangka panjang untuk mengobati penyakit asma.

Jika tidak segera ditangani, patah pelvik berpotensi sebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Di antaranya adalah pneumonia, penggumpalan darah di kaki (deep vein thrombosis), pendarahan, serta luka yang muncul karena terlalu lama berbaring.

Baca Juga: Perlu Tahu, Ini Bedanya Patah atau Keseleo Pergelangan Tangan

Begini Pencegahan Patah Pelvik

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah menjaga diri agar tidak terjatuh atau cedera. Saat berolahraga, pastikan keamanan dan jangan terlalu memaksakan diri. Pilih olahraga sesuai kemampuan tubuh dan berhenti jika mulai gejala fisik seperti kesemutan, nyeri, dan kram otot. Lakukan pemanasan terlebih dulu sebelum berolahraga guna meminimalkan risiko cedera lalu setelahnya lakukan pendinginan. Sedangkan bagi lansia, pencegahan difokuskan untuk penanganan osteoporosis.

Risiko patah pelvik pada lansia dicegah dengan menggunakan alat bantu tongkat saat berjalan, menata rumah agar aman dari benda yang membuat terjatuh atau terpeleset, berolahraga ringan untuk menjaga keseimbangan tubuh, dan menggunakan alat pelindung panggul untuk meminimalkan dampak benturan saat terjatuh. Lansia pengidap osteoporosis juga dianjurkan menjalani pengobatan secara rutin.

Baca Juga: Serba-Serbi Penanganan Patah Pergelangan Kaki yang Tepat

Itulah fakta patak pelvik yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada panggul, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan