Mengapa Pecandu Alkohol Berisiko Terkena Penyakit Beri-Beri?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Mei 2019
Mengapa Pecandu Alkohol Berisiko Terkena Penyakit Beri-Beri?Mengapa Pecandu Alkohol Berisiko Terkena Penyakit Beri-Beri?

Halodoc, Jakarta - Kandungan tiamin merupakan kebutuhan vitamin yang berperan penting dalam metabolisme energi dan membangun jaringan tubuh. Tiamin menyatu dengan fosfat untuk membentuk koenzim tiamin pirofosfat (TPP), yang berperan penting dalam reaksi yang menghasilkan energi dari glukosa atau mengkonversi glukosa menjadi lemak untuk disimpan pada jaringan.

Apabila vitamin B1 yang mencukupi dalam, fungsi energi dasar ini akan terganggu, sehingga menyebabkan masalah pada seluruh tubuh. Pada situasi khusus seperti metabolisme over-aktif, demam berkepanjangan, kehamilan dan menyusui, mampu meningkatkan kebutuhan tubuh akan tiamin. Kalau tidak teratasi, bisa menyebabkan gejala defisiensi atau kekurangan. Diare yang berlangsung lama atau penyakit hati kronis bisa menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan kadar normal banyak nutrisi, termasuk vitamin B1.

Seseorang yang juga berisiko adalah pengidap gagal ginjal yang menjalani dialisis dan orang-orang dengan masalah pencernaan yang parah yang tidak mampu menyerap nutrisi. Selain itu, alkoholik (peminum alkohol) juga rentan karena mereka mungkin menggantikan makanan dengan alkohol. Pasalnya, asupan alkohol dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap tiamin.

Baca juga: Faktor Penyebab Sembelit Saat Berpuasa

Sejumlah faktor lain yang juga mampu memicu seseorang mengalami penyakit ini yaitu:

  • Kelainan genetik (jarang terjadi).

  • Hipertiroidisme (kelenjar tiroid overaktif).

  • Menjalani cuci darah (hemodialisis).

  • Mengidap AIDS.

  • Baru melakukan bedah bariatrik atau penurunan berat badan bagi pengidap obesitas.

  • Mengonsumsi obat diuretik secara jangka panjang.

  • Mual dan muntah berlebih saat hamil.

  • Ibu menyusui.

  • Bayi yang mengonsumsi susu dengan kadar tiamin rendah.

Pemulihan Beri-Beri

Asupan tiamin dapat menjadi pengobatan yang akan mengembalikan kekurangan dalam tubuh dan mengurangi sebagian besar gejala beri-beri yang muncul. Kekurangan tiamin parah diobati dengan dosis tinggi tiamin yang bisa diberikan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular) atau melalui cairan yang dimasukkan ke pembuluh darah (intravena) selama beberapa hari.

Baca juga: Tips Atasi Sakit Perut Karena Kekenyangan Sehabis Buka Puasa

Sementara itu, dosis yang lebih sedikit bisa diberikan baik melalui suntikan atau dalam bentuk pil sampai pengidap sembuh. Umumnya, terdapat kekurangan lain dalam vitamin B yang juga akan membutuhkan pengobatan.

Gejala kardiovaskular beri-beri basah dapat menanggapi pengobatan dalam beberapa jam apabila mereka tidak terlalu parah. Gagal jantung mungkin memerlukan pengobatan tambahan dengan diuretik yang membantu menghilangkan kelebihan cairan dan dengan obat penguat jantung seperti digitalis.

Sedangkan pemulihan neuropati perifer dan gejala lain dari beri-beri kering dapat lebih lama dan pengidap sering putus asa. Mereka harus tetap aktif, dan, terapi fisik dapat membantu pemulihan. Beri-beri infantil diperlakukan dengan memberikan tiamin untuk kedua bayi dan ibu menyusui sampai tingkat normal. Perlu diwaspadai pula bahwa tiamin yang berlebihan akan diekskresikan oleh tubuh dalam urine, dan reaksi negatif akibat terlalu banyaknya tiamin jarang terjadi.

Baca juga: Faktor Penyebab Sembelit Saat Berpuasa

Penyakit beri-beri dapat dicegah dengan melakukan diet seimbang yang mengandung semua nutrisi penting akan kekurangan vitamin B. Orang-orang yang terlalu banyak mengonsumsi junk food seperti soda, keripik, permen, dan makanan tinggi karbohidrat yang dibuat dengan tepung, mungkin juga akan mengalami kekurangan tiamin dan nutrisi penting lainnya. Maka dari itu, suplemen vitamin dan pola hidup sehat mungkin diperlukan.

Jadi itulah penyebab terjadinya beri-beri pada seseorang. Diharapkan kamu mengurangi konsumsi alkohol jika tidak ingin mengalami penyakit ini. Apabila kamu terlanjur mengalami gejalanya, kamu dapat berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan