Mengapa Penting Mengatur Jarak Kelahiran Anak? 

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Agustus 2019
Mengapa Penting Mengatur Jarak Kelahiran Anak? Mengapa Penting Mengatur Jarak Kelahiran Anak? 

Halodoc, Jakarta - Tahukah orang tua, jarak kelahiran anak yang terlalu pendek berpotensi menghambat pemenuhan gizi? Jika ibu kembali hamil pada saat anak pertama masih menyusui, ibu ekstra berjuang antara memenuhi ASI anak pertama dan nutrisi janin dalam kandungan. 

Menurut jurnal kesehatan yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information, 1000 hari pertama atau 3 tahun pertama pertumbuhan seorang anak akan sangat berpengaruh pada perkembangan anatomi dan fungsional otaknya.

Begitu pentingnya tiga tahun usia awal seorang anak, sehingga ibu harus memberikan atensi khusus supaya kecukupan nutrisinya tetap terjaga. Berikut adalah pemaparan lebih lanjut mengenai pentingnya mengatur jarak kelahiran anak. 

Baca juga: Melahirkan Normal, Ibu Mewariskan Bakteri untuk Si Kecil

Nutrisi yang Tidak Optimal Jika Jarak Kelahiran Anak Tidak Diatur 

Sejatinya, proses pemberian nutrisi anak dimulai sejak kehamilan. Pada masa ini, otak mengalami perubahan struktural dan fungsional yang luar biasa antara minggu ke-24 sampai minggu ke -42 setelah pembuahan. 

Proses perkembangan ini terus berlangsung setelah bayi lahir hingga usia 3 tahun, meskipun perkembangan yang paling pesat terjadi pada 6 bulan pertama setelah bayi dilahirkan. Apa yang terjadi ketika nutrisi yang dibutuhkan tidak diperoleh? 

Tidak main-main, kekurangan gizi pada usia di bawah 2 tahun menyebabkan berkurangnya sel otak hingga 15-20 persen. Artinya, kualitas otaknya saat anak sudah dewasa hanya terpenuhi sekitar 80-85 persen.

Makanan bergizi bisa menjamin sistem tubuh berfungsi secara normal serta mampu mencegah munculnya berbagai masalah kesehatan pada anak seperti kekurangan zat besi, obesitas, dan karies gigi. Saat dewasa kelak, pemenuhan gizi pada usia emas (1-3 tahun) dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kronis semacam diabetes, penyakit jantung, stroke, hingga kanker.

Baca juga: Hamil di Usia Lanjut, Apakah Berbahaya?

Ibu Harus Memberikan Perhatian Ekstra

Sulit atau mudah tidak bisa disamakan untuk setiap orang. Semua tergantung pada komitmen ibu, dukungan suami dan lingkungan, kondisi kesehatan ibu maupun anak, serta kondisi lingkungan. Namun, secara umum, mempersiapkan dan membiasakan anak untuk makan sehat membutuhkan usaha serta kedisiplinan di tengah gaya hidup yang serba instan ini.

Selepas ASI eksklusif selama 6 bulan, petualangan baru anak dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI) dimulai. Menyusun menu sehat yang memenuhi unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral—yang idealnya tanpa gula dan garam sampai usia 1 tahun, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. 

Proses persiapan makanan membutuhkan durasi panjang dan detail seperti mengukus, membuat bubur, melumat, maupun mencincang. Belum lagi ketika memberikan makan pada anak. Pada usia 1-3 tahun anak mulai sulit makan karena mulai tumbuhnya otoritas untuk menentukan mana yang mau ia makan atau tidak, serta indra perasanya yang mulai mampu membedakan rasa enak dan tidak enak. 

Baca juga: Kenali Cara Tepat Menghitung Masa Kehamilan

Melepeh, menutup mulut, atau malah memainkan makanan bisa saja dilakukan oleh anak. Nah, tantangan ini menjadi dua kali lipat lebih sulit jika jarak antar anak dekat. Misalnya anak pertama dan kedua hanya berjarak dua atau tiga tahun. 

Tidak hanya dalam aspek mengurus anak, melainkan juga juga perhatian dan kasih sayang. Karenanya proses mengasuh anak dengan jarak kelahiran yang dekat bisa jadi masa yang paling melelahkan bagi seorang ibu.  Bisa jadi kelelahan ibu membuat pemenuhan gizi anak tidak optimal. 

Selain itu faktor ekonomi menjadi penjelasan lain kenapa penting mengatur jarak kehamilan. Kebutuhan untuk persalinan, imunisasi, kesehatan, sandang pangan, hingga pendidikan anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga memiliki anak dengan jarak usia yang dekat bisa memberatkan orang tua secara finansial. 

Anak yang sehat tentu menjadi impian orang tua. Jangan sampai keputusan untuk memiliki anak dengan jarak yang terlalu dekat tidak bisa dimbangi dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya akan kesehatan. 

Bila pasangan ingin merencanakan proses kehamilan dan kelahiran yang sehat, bisa didiskusikan dengan dokter lewat aplikasi Halodoc! Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

*artikel ini pernah tayang di SKATA

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan