Mengapa Trakhoma Lebih Sering Menyerang Wanita?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 Februari 2020
Mengapa Trakhoma Lebih Sering Menyerang Wanita? Mengapa Trakhoma Lebih Sering Menyerang Wanita?

Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar tentang penyakit trakhoma? Ini merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trakhomatis. Penyakit mata yang satu ini amat menular. Bakteri penyebab trakhoma bisa menyebar melalui kontak dengan mata, kelopak mata dan sekresi hidung. Bahkan, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui barang yang sudah terpapar bakteri.

Gejala dari trakhoma, yaitu gatal ringan dan iritasi pada mata dan kelopak mata. Kemudian, pengidapnya dapat mengalami pembengkakan pada kelopak mata bengkak sampai munculnya nanah yang mengalir dari mata. Trakhoma termasuk penyakit mata serius yang menyebabkan kebutaan jika tidak segera diobati. Wanita lebih rentan terkena trakhoma daripada pria. Ini alasannya.

Baca Juga: Trakhoma Bisa Sebabkan Komplikasi pada Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

Alasan Wanita Rentan Terkena Trakhoma

Dikutip dari Carter Center,  wanita secara biologis lebih rentan terhadap infeksi daripada laki-laki. Wanita juga lebih cenderung memiliki jaringan parut konjungtiva yang parah dibandingkan dengan pria. Hal ini dibuktikan dalam survey yang dipublikasikan dalam sebuah artikel di  U.S National Library of Medicine National Institutes of Health, di mana anak perempuan ataupun wanita dewasa di Ethiopia dan Tanzania memiliki tingkat trakoma aktif yang sedikit lebih tinggi daripada anak laki-laki.

Selain itu, trakhoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yaitu jenis bakteri yang sama yang menyebabkan infeksi klamidia yang ditularkan secara seksual. Perlu diketahui, wanita berisiko tertular penyakit menular seksual (PMS) daripada pria. Melansir dari Health Grades, alasan utama mengapa wanita lebih rentan mengalami PMS karena anatomi vagina. Seperti yang diketahui, alat kelamin pria tidak terbuka lebar seperti wanita. Meskipun tidak berkorelasi secara langsung, tetapi anatomi dan biologis wanita membuat mereka rentan terkena infeksi, termasuk infeksi chlamydia trachomatis.

Bagaimana Cara Mencegah Trakhoma?

Trakhoma lebih sering terjadi di Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika sub-Sahara, dan wilayah Asia selatan dan Cina. Kalau kamu sedang mengunjungi atau berencana bepergian ke daerah-daerah tersebut, sebaiknya berhati-hati. Selalu jaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Melansir dari Mayo Clinic, praktik kebersihan yang harus dilakukan, yaitu:

  • Rutin mencuci muka dan mencuci tangan. Menjaga wajah agar tetap bersih dapat membantu memutus siklus infeksi ulang.

  • Mengontrol lalat. Mengurangi populasi lalat dapat membantu menghilangkan sumber penularan utama.

  • Pengelolaan limbah yang tepat. Membuang kotoran hewan dan manusia dengan benar dapat mengurangi tempat berkembang biaknya lalat.

  • Pastikan kebersihan air. Pastikan air yang digunakan dan dikonsumsi benar-benar dari sumber mata air yang bersih untuk mencegah penularan bakteri. 

Baca Juga: Harus Tahu, Faktor Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Penyebaran Trakhoma

Kalau kamu atau orang terdekat sedang menjalani perawatan trakhoma, pastikan sudah mendapatkan antibiotik atau telah menjalani operasi untuk mencegah infeksi ulang. Untuk perlindungan diri dan keselamatan orang lain, pastikan bahwa anggota keluarga atau orang lain yang tinggal bersama kamu juga melakukan skrining dan perawatan trakhoma bila perlu.

Perlu diketahui bahwa sejauh ini belum ada vaksin trakhoma yang tersedia. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengembangkan strategi untuk mencegah trakhoma. Langkah pencegahannya, yaitu:

  • Pembedahan untuk mengobati bentuk trakhoma lanjut;

  • Antibiotik untuk mengobati dan mencegah infeksi;

  • Menjaga kebersihan wajah;

  • Perbaikan lingkungan, terutama dalam air, sanitasi dan pengendalian lalat.

Baca Juga: Ketahui 5 Tahap Perkembangan Trakhoma Menurut WHO

Trakhoma memang jarang dijumpai di Indonesia, tetapi tidak ada salahnya untuk mencegah kondisi ini mengingat trakhoma dapat timbul di area yang sanitasinya kurang baik. Kalau kamu punya pertanyaan lain mengenai penyakit ini, kamu bisa bertanya kepada dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi  dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Carter Center. Diakses pada 2020. Women and Trachoma. 
U.S National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Contribution of Sex-linked Biology and Gender Roles to Disparities with Trachoma1.
Health Grades. Diakses pada 2020. Why Women Are More at Risk for STDs.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Trachoma. 
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2020. What Is trachoma?.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan