Mengenal Disentri, Jenis Diare yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 Agustus 2019
Mengenal Disentri, Jenis Diare yang Perlu DiwaspadaiMengenal Disentri, Jenis Diare yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta – Awas, malas cuci tangan bisa bikin kamu mengalami disentri lho. Apa itu disentri? Disentri merupakan jenis diare yang tidak biasa. Sebab, pengidapnya tidak hanya mengalami BAB terus menerus, tetapi tinja yang berwarna kemerahan akibat mengandung darah. Disentri paling sering disebabkan oleh parasit, seperti  Shigella atau Entamoeba histolytica.

Baca Juga: Bukan Demam Biasa, Anak Kena Disentri Jangan Diabaikan

Orang-orang yang tinggal dengan sanitasi yang buruk rentan mengalami disentri karena parasit mudah mengontaminasi sanitasi mereka. Penularan parasit dapat melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Tidak hanya itu, berenang di air yang kotor atau melakukan kontak fisik dengan pengidap disentri juga mudah menularkan parasit. 

Seputar Disentri yang Wajib Diketahui

Penyakit disentri dibedakan atas dua jenis yang digolongkan berdasarkan parasit yang menginfeksi tubuh. Apabila Shigella yang menyebabkannya, maka disebut disentri bacillary atau shigellosis. Shigellosis adalah jenis disentri yang umum ketimbang jenis satunya. Nah, jenis lainnya adalah disentri amuba atau amebiasis, yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica ini sering menyerang orang-orang yang hidup di daerah tropis.

Gejala utama disentri adalah diare yang mengandung darah. Tidak hanya itu, pengidap disentri umumnya juga mengalami kram perut, mual, muntah, dan demam tinggi. Pengidap disentri cenderung mengeluarkan cairan melalui dubur maupun mulut secara terus menerus, sehingga mereka rentan mengalami dehidrasi. 

Perawatan untuk Mengobati Disentri

Disentri dapat sembuh setelah 3-7 hari, maka pengobatan khusus disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, selama masa infeksi, pengidapnya wajib untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol, dapat membantu meredakan rasa sakit dan demam. 

Baca Juga: Diare Parah Saat Disentri, Benarkah Bisa Mengancam Nyawa?

Jangan mencoba mengobati disentri dengan obat antidiare, seperti loperamide, karena justru dapat memperburuk kondisi. Selain itu, pengidap harus tinggal di rumah sampai setidaknya 48 jam setelah diare terakhir untuk mengurangi risiko penularan infeksi kepada orang lain.

Jika kamu mengalami disentri yang tak kunjung membaik, segera pergi ke dokter untuk mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat. Agar tidak mengantre giliran periksa dokter terlalu lama, buat janji dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Melalui Halodoc, kamu dapat mengetahui estimasi waktu giliran masuk, sehingga kamu tidak harus duduk lama-lama di rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Kebiasaan untuk Mencegah Disentri

Rutin mencuci tangan adalah cara efektif untuk menghentikan penyebaran berbagai infeksi, termasuk infeksi parasit penyebab disentri. Berikut ini kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat diterapkan, yaitu:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, sebelum menyentuh anak, dan sebelum menyiapkan makanan;

  • Ajari anak-anak kecil untuk rajin mencuci tangan dengan benar;

  • Hindari melakukan kontak fisik dengan seseorang yang mengalami diare;

  • Cuci semua pakaian kotor, selimut, dan handuk sampai bersih dan keringkan sampai benar-benar kering;

  • Bersihkan dudukan toilet, pegangan untuk menyiram, keran, dan bak cuci dengan deterjen dan air panas setelah digunakan. Lebih baik lagi jika deterjen yang dipakai dicampur dengan desinfektan.

Baca Juga: Selain Antibiotik, Ini 4 Cara Obati Disentri

Jadi, menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri amat penting untuk mencegah penularan berbagai bakteri, virus, maupun parasit penyebab infeksi.

Referensi:
WHO (Diakses pada 2019). Dysentery.
NHS (Diakses pada 2019). Dysentery.
Healthline (Diakses pada 2019). Dysentery.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan