Halodoc, Jakarta- Infeksi Streptococcus pada umumnya tidak menimbulkan penyakit yang serius. Namun dalam beberapa kasus, infeksi bakteri ini bisa menyebabkan gejala dari ringan hingga serius.

Infeksi Streptococcus bisa menimbulkan gejala dan penyakit yang berbeda tergantung dari jenisnya. Bakteri Streptococcus A biasanya hidup di kulit dan tenggorokan. Penularannya melalui kontak langsung, seperti melalui sentuhan kulit. 

Sedangkan tipe B hidup di usus, vagina, dan bagian akhir dari usus besar (rektum). Lantas, bagaimana gejala dari infeksi Streptococcus? Kamu bisa ketahui lebih lanjut melalui ulasan berikut ini!

Gejala Infeksi Streptococcus

Seperti sudah disinggung sebelumnya, gejala infeksi Streptococcus bisa berbeda tergantung jenisnya. Adapun gejala dari infeksi  bakteri Streptococcus A adalah:

• Radang Tenggorokan

Gejalanya berupa demam, sulit menelan, lemas, mual, kehilangan selera makan, tenggorokan kemerahan, dan bercak putih atau abu-abu.

• Demam Scarlet

Gejala yang timbul dari demam scarlet bisa berupa demam, amandel bengkak, wajah kemerahan, sakit kepala, lidah bengkak dan bergelombang, mual dan muntah, terdapat garis-garis merah di sekitar ketiak dan lutut, bercak (merah, putih, kuning) pada tenggorokan.

• Gejala Lain

Selain itu, bakteri Streptococcus juga bisa menyebabkan penyakit demam rematik, impetigo, dan glomerulonephritis dengan gejala-gejala yang berbeda.

Lantas, bagaimana dengan Sedangkan gejala dari infeksi Streptococcus B? Pada orang dewasa, bakteri Streptococcus B bisa menimbulkan kondisi:

• Sepsis.
• Infeksi saluran kemih.
• Infeksi kulit dan jaringan halus.
• Meningitis atau radang selaput otak.
• Infeksi paru atau pneumonia.

Sedangkan pada bayi yang terinfeksi dari ibunya, biasanya akan mengalami gejala:

•  Demam.
• Suhu tubuh rendah.
• Kesulitan makan.
• Kelesuan, lemas, atau tonus otot lemah.
• Sulit bernapas.
• Kejang.
• Ruam.
• Penyakit kuning.

Cara Pencegahan dan Penanganan Infeksi Streptococcus

Untuk mencegah infeksi Streptococcus bisa melalui berbagai cara, bergantung dari usia dan tipe infeksi. Untuk tipe A bisa dilakukan dengan menghindari terjadinya penularan, seperti:

• Menggunakan masker, terutama pengidap infeksi saat bersin atau batuk.
• Selalu mencuci tangan setelah beraktivitas.
• Bersihkan barang-barang yang mungkin terkontaminasi.
• Tak berbagi peralatan makan (sendok, piring, ataupun gelas).

Sementara itu, untuk mencegah infeksi Streptococcus B, caranya berbeda. Untuk bayi yang baru lahir dan bumil dianjurkan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin. Tujuannya jelas, agar penanganan dapat segera dilakukan bila terdeteksi adanya infeksi.

Pemeriksaan bisa dilakukan pada minggu ke-35 hingga ke-37 umur kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan biasanya berupa prosedur usap pada vagina atau rektal untuk mengambil sampel cairan tubuh.

Pemberian antibiotik adalah pengobatan standar untuk infeksi Streptococcus A. Frekuensi pemberiannya tergantung pada kondisi infeksi dan area yang mengalami infeksi.

Antibiotik yang diresepkan biasanya adalah penisilin, sefalosporin, atau makrolida jika kamu alergi terhadap penisilin, serta salep antibiotik untuk impetigo. Penanganan yang sama juga akan diberikan pada orang yang terinfeksi Streptococcus B.

Itulah informasi mengenai gejala infeksi Streptococcus A dan B serta bagaimana penanganannya. Segera hubungi dokter lewat aplikasi Halodoc, bila kamu ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai infeksi ini. Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Strep Throat.

Better Health Channel. Diakses pada 2022. Streptococcal infection – group A.

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Group B Strep Disease.