Mengenal Kanker Rahim Lebih Dekat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Oktober 2021
Mengenal Kanker Rahim Lebih DekatMengenal Kanker Rahim Lebih Dekat

“Kanker Serviks adalah kanker yang menyerang daerah serviks atau leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker alat kandungan yang terbanyak terjadi pada wanita di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kaum hawa untuk mengenal tenyang penyakit ini lebih jauh.”

Menurut WHO (World Health Organization) kanker serviks merupakan kanker nomor 4 terbanyak yang terjadi pada pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker alat kandungan yang paling banyak terjadi, dengan angka kematian yang juga tinggi. Dari data didapatkan laporan bahwa kanker serviks menimbulkan kematian pada sekitar 20 wanita di Indonesia setiap harinya, atau sekitar 1 kematian wanita terjadi setiap 1 jam di Indonesia.

Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks stadium awal biasanya tidak menunjukkan gejala. Apabila sudah muncul gejala biasanya kanker sudah mencapai stadium lebih lanjut.

Gejala biasanya berupa keluarnya cairan seperti keputihan atau bercampur darah. Gejala lainnya adalah berupa perdarahan, yang terjadi di luar siklus haid atau perdarahan pasca berhubungan (post coital bleeding). Pada stadium lanjut akan memberikan gejala nyeri pada daerah pinggul, kaki bengkak atau penurunan berat badan yang drastis.

Stadium klinis kanker akan menentukan jenis pengobatan yang bisa diberikan. Pada prinsipnya keberhasilan pengobatan bergantung dari stadium penyakit saat dimulainya pengobatan.

Etiologi

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Telah diidentifikasi lebih dari 100 tipe virus HPV, tetapi yang berhubungan dengan infeksi alat kelamin bagian bawah sebanyak 14 tipe. Secara klinis HPV dibagi dalam 2 kelompok yaitu, golongan risiko tinggi dan golongan risiko rendah, berdasarkan hubungannya dengan kejadian kanker serviks.

Golongan risiko rendah seperti tipe 6 dan 11 berhubungan dengan kejadian kondiloma akuminata (kutil kelamin) dan papiloma laring. Sedang HPV golongan risiko tinggi diantaranya tipe 16,18, 31,33,35, 39, 45, 51, 52, 56 dan 58.

HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada hampir 70 persen kasus kanker serviks. HPV golongan risiko tinggi lainnya seperti tipe 16,18 31, 33,35,45 dan 58 secara bersama-sama berhubungan dengan 95 persen kejadian kasus kanker serviks di seluruh dunia.


Faktor Risiko

Beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah:

  1. Tidak pernah melakukan skrining. Kegiatan skrining akan menurunkan kejadian kanker serviks. Skrining yang teratur akan menemukan kelainan pada daerah serviks sebelum kelainan tersebut berkembang menjadi kanker.
  2. Merokok, baik aktif maupun pasif akan meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks sebanyak 2–3 kali.
  3. Jumlah anak. Semakin meningkat jumlah persalinan maka risiko terjadinya kanker serviks juga meningkat.
  4. Pemakaian pil kontrasepsi kombinasi akan meningkatkan kejadian kanker serviks pada wanita-wanita yang terinfeksi HPV.
  5. Aktifitas seksual sangat berhubungan dengan penyebaran infeksi virus HPV. Diantara perilaku seksual yang akan meningkatkan kejadian kanker serviks adalah sering berganti partner seksual, memulai hubungan seksual di usia terlalu muda.
  6. Wanita-wanita dengan kondisi imun yang lemah seperti penderita HIV AIDS.

Pencegahan Kanker Serviks

Upaya pencegahan kanker serviks ada beberapa tahap, yaitu:

  1. Pencegahan Primer, berupa usaha mengurangi atau menghilangkan kontak dengan karsinogen (zat-zat yang memicu terjadinya kanker) untuk mencegah inisiasi dan promosi pada proses terjadinya kanker. Pada tahap ini yang dilakukan adalah promosi dan edukasi serta vaksinasi HPV.
  2. Pencegahan Sekunder, merupakan upaya skrining dan deteksi dini untuk menemukan kasus- kasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Pada tahap ini juga termasuk upaya terapi dini.
  3. Pencegahan Tersier, berupa pengobatan untuk kasus yang ditemukan pada skrining atau deteksi dini serta mencegah komplikasi klinik dan kematian awal.

Vaksinasi

Sekarang di Indonesia terdapat 2 jenis vaksin HPV, yaitu vaksin bivalent dan vaksin quadrivalent. Vaksin bivalent melindungi terhadap infeksi virus HPV tipe 16 dan 18, sedang vaksin quadrivalent melindungi terhadap virus tipe 6,11, 16 dan 18. Di Beberapa negara maju telah dipasarkan vaksin nonavalent, yang melindungi terhadap infeksi beberapa virus HPV tipe yang lain seperti tipe 31, 33, 45, 52 dan 58.

Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang vaksin HPV, yaitu bahwa vaksin dapat diberikan pada wanita mulai usia 12 tahun sampai usia 55 tahun. Efikasi vaksinasi mencapai 90–100 persen.

Skema Pemberian Vaksin HPV

Pap Smear

Pap smear adalah pemeriksaan swab vagina, dengan cara mengambil sampel lendir vagina dan kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Tes pap smear dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia mencapai 90 persen. Sensitivitas tes papsmear mencapai 73 – 93 persen. Beberapa faktor memengaruhi hasil pemeriksaan, tetapi dengan berkembangnya teknik pemeriksaan beberapa hal tersebut dapat diatasi dan meningkatkan sensitifitas pemeriksaan. Beberapa teknik pemeriksaan pap smear adalah Pap Smear Konvensional dan pemeriksaan pap smear berbasis cairan atau Liquid Based Cytology (LBC) seperti SurePath atau ThinPrep.

IVA Test

IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) dilakukan dengan cara mengamati serviks yang telah diolesi dengan asam asetat/asam cuka 3–5 persen, kemudian diamati secara langsung dengan mata telanjang. Dari penelitian didapatkan sensitivitas tes IVA mencapai 65–96 persen. Dari segi pembiayaan tes IVA lebih murah dan hasilnya dapat dilihat langsung, tetapi ada beberapa situasi dimana tes IVA tidak dapat dilaksanakan maka dianjurkan untuk melakukan tes Pap Smear, misal pemeriksaan pada usia menopause.

Pemeriksaan DNA HPV

Suatu pemeriksaan untuk mencari adanya virus HPV di daerah serviks dengan cara mengambil lendir daerah serviks. Teknik pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Hybrid Capture (HC) atau teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil yang didapatkan adalah ditemukan adanya HPV DNA golongan risiko tinggi atau rendah bahkan tipe HPV DNA dapat diketahui tergantung dari teknik pemeriksaan yang dilakukan.

Skrining kanker serviks dapat menurunkan kejadian kanker serviks, menurunkan angka kematian akibat kanker serviks, dan juga menurunkan angka kejadian kanker serviks stadium lanjut.

Tips Hidup Sehat untuk Menghindari Kanker serviks

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam hal mencegah

kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara lain:

  • Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi.
  • Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan.
  • Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor.
  • Menghentikan kebiasaan merokok.
  • Hindari berhubungan intim saat usia dini.
  • Selalu setia kepada pasangan, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
  • Lakukan pemeriksaan Pap Smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim.
  • Jika belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV.
  • Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin C dan E.

Kini kamu bisa melakukan Vaksinasi HPV di RSIA Bunda Jakarta. Cara mudah, kamu bisa masuk ke aplikasi Halodoc dan masuk ke Menu Cari Rumah Sakit. Ketik RSIA Bunda Jakarta kemudian pilih Vaksinasi HPV. Buat janji dan dapatkan Vaksinasi HPV untuk anak dengan proses mudah melalui aplikasi Halodoc.

Tentang RSIA Bunda Jakarta

Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda diresmikan pada tanggal 27 Maret 1973, yang berada di bawah naungan PT. Bunda Medik. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda memiliki Visi menjadi Rumah Sakit terdepan yang berkualitas tinggi. Dengan Misi mengembangkan pelayanan, kualitas pelayanan, dan sarana prasarana.

Artikel ini didukung oleh RSIA Bunda Jakarta.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan