Mengenal Lebih Jauh Ketoasidosis Alkoholik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Mei 2019
Mengenal Lebih Jauh Ketoasidosis AlkoholikMengenal Lebih Jauh Ketoasidosis Alkoholik

Halodoc, Jakarta - Jika nama ‘ketofastosis’ telah populer beberapa tahun belakangan sebagai salah satu metode diet, bagaimana dengan ketoasidosis alkoholik? Penyakit ini terjadi karena adanya penumpukan salah satu zat asam atau keton dalam darah, yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan. Seperti apa gejala dan bahaya dari ketoasidosis alkoholik? Baca labih jauh di artikel ini.

Keton, yang menumpuk dalam tubuh pengidap ketoasidosis alkoholik, adalah sejenis zat asam yang terbentuk dari sisa pembakaran lemak dalam tubuh, sebagai upaya untuk menghasilkan energi. Ketoasidosis alkoholik merupakan bentuk dari asidosis metabolik akibat konsumsi alkohol. Kondisi ini lebih sering ditemui pada seseorang yang mengalami malnutrisi dan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak setiap hari.

Baca juga: Bukan Cuma Alkoholik, Perlemakan Hati Bisa Terjadi pada Siapa Saja

Gejala yang dirasakan pengidap ketoasidosis alkoholik dapat bervariasi, tergantung seberapa banyak alkohol yang dikonsumsi dan seberapa besar peningkatan keton dalam aliran darah. Gejala yang muncul bisa berupa:

  • Hilangnya nafsu makan.

  • Gerakan menjadi lamban.

  • Mual.

  • Muntah.

  • Sakit perut.

  • Badan terasa lelah.

  • Pusing.

  • Sering merasa haus.

  • Terlihat resah dan gelisah.

  • Terlihat bingung.

  • Napas menjadi cepat, dalam, dan tidak teratur (pernapasan Kussmaul).

  • Penurunan kesadaran yang dapat mengarah pada koma.

Cara Alkohol Memicu Ketoasidosis Alkoholik

Konsumsi minuman beralkohol berlebihan dalam jangka panjang akan memicu malnutrisi. Hal ini merupakan penyebab ketoasidosis alkoholik. Malnutrisi membuat fungsi tubuh tidak bekerja dengan baik. Dalam kondisi tersebut, produksi insulin dalam pankreas berkurang, sehingga tubuh tidak bisa mengolah gula menjadi energi.

Akibatnya, tubuh yang sedang membutuhkan energi akan membakar lemak. Saat lemak dibakar menjadi energi, tubuh akan menghasilkan zat asam keton. Jika pembakaran lemak terus terjadi, kadar keton akan semakin menumpuk dalam darah, dan menyebabkan seseorang mengalami ketoasidosis.

Baca juga: Inilah Pengaruh Alkohol Terhadap Kesehatan Jantung dan Liver

Selain insulin, konsumsi alkohol dapat meningkatkan produksi hormon glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Kondisi ini akan memengaruhi hati, sehingga meningkatkan penguraian lemak yang memicu pelepasan asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas akan meningkatkan keton dalam tubuh yang bersifat asam.

Peristiwa selanjutnya yang terjadi adalah dehidrasi. Kondisi ini terjadi akibat muntah-muntah, penurunan asupan cairan, dan penurunan salah satu hormon yang dinamakan antidiuretik. Dehidrasi ini akan menurunkan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan keton melalui urine dan meningkatkan kadar asam dalam tubuh.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan ketoasidosis alkoholik, di antaranya:

  • Mengidap penyakit lain, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, atau serangan jantung. Penyakit tersebut menyebabkan peningkatan hormon-hormon tertentu, seperti adrenalin atau kortisol.

  • Kurangnya dosis atau kepatuhan menggunakan suntik insulin pada pengidap diabetes.

  • Penyalahgunaan NAPZA, terutama kokain.

  • Mengalami trauma fisik atau emosi.

  • Konsumsi obat tertentu, seperti kortikosteroid atau diuretik.

Baca juga: Terjadi Bila Ibu Hamil Minum Minuman Beralkohol

Itulah sedikit penjelasan tentang ketoasidosis alkoholik. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan