Mengenal Penyakit Kawasaki yang Rentan Menyerang Anak-Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Desember 2018
Mengenal Penyakit Kawasaki yang Rentan Menyerang Anak-AnakMengenal Penyakit Kawasaki yang Rentan Menyerang Anak-Anak

Halodoc, Jakarta – Demam memang merupakan kondisi yang umum terjadi pada anak-anak. Namun, bukan berarti ibu boleh menyepelekan demam pada anak. Ibu sebaiknya waspada bila Si Kecil sudah mengalami demam selama dua minggu dan disertai bibir dan lidah yang memerah. Pasalnya, kondisi tersebut dikhawatirkan adalah gejala dari penyakit Kawasaki. Penyakit langka yang menyerang anak-anak. Seperti apa penyakit ini dan apa gejalanya? Yuk, ketahui lebih lanjut agar ibu bisa segera melakukan tindakan bila anak terlihat mengalami gejala penyakit Kawasaki.

Apa Itu Penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah arteri dan menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah di seluruh tubuh. Penyakit ini merupakan penyakit langka yang paling sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, terutama bayi yang berusia satu setengah sampai dua tahun. Pada tingkat yang lebih parah, penyakit Kawasaki bisa merambat sampai ke pembuluh darah arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung, sehingga bisa menyebabkan berbagai penyakit pembuluh darah dan jantung. Selain pembuluh darah, penyakit Kawasaki juga bisa menyerang limfonodi, kulit, dan membran mukosa yang terdapat di dalam mulut, hidung dan tenggorokan. Itulah sebabnya penyakit ini juga disebut dengan sindrom limfonodi mukotan.

Penyebab Penyakit Kawasaki

Penyebab penyakit Kawasaki yang pasti masih belum diketahui. Namun, melihat dari gejala-gejala yang bisa ditimbulkan, kemungkinan besar penyakit ini disebabkan oleh virus. Meski demikian, virus bukanlah satu-satunya penyebab penyakit Kawasaki. Para ahli menduga bahwa penyakit langka ini juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Sementara beberapa studi lainnya menyebutkan bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh reaksi tidak normal terhadap virus tertentu. Selain itu, kondisi autoimun juga bisa memicu terjadinya penyakit Kawasaki.

Gejala Penyakit Kawasaki

Gejala penyakit Kawasaki biasanya muncul dalam tiga tahap, yaitu fase akut, fase sub akut, dan fase penyembuhan. Perkembangan gejala dari fase awal sampai fase akhir akan berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan.

Fase Pertama: Akut

Fase akut terjadi pada minggu pertama dan kedua. Gejala utama yang akan dialami oleh pengidap adalah demam selama lebih dari lima hari, dan juga disertai dengan gejala berikut:

  • Ruam kemerahan yang pertama kali muncul di area organ intim dan bisa menyebar ke tubuh bagian atas, seperti tangan kaki dan wajah. Ruam ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu.
  • Mata memerah, tapi tidak keluar cairan.
  • Bibir kering dan pecah-pecah, serta lidah atau tenggorokan memerah.
  • Tangan dan kaki terasa sakit, serta Jari-jari tangan atau kaki bengkak dan memerah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher.

Fase Kedua: Sub Akut

Pada minggu kedua sampai keempat, anak yang mengidap penyakit Kawasaki akan mulai memasuki fase kedua, yaitu sub akut. Pada fase ini, demam biasanya sudah turun, tapi anak akan mengalami gejala-gejala lainnya sebagai berikut:

  • Kulit pada ujung jari tangan dan kaki mengelupas
  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Nyeri sendi
  • Sakit pada bagian abdominal.

Pada fase inilah, anak bisa mengalami komplikasi, seperti aneurisma. Aneurisma adalah kondisi di mana pembuluh darah melebar akibat tidak kuat menahan aliran darah. Bila tidak ditangani segera, aneurisma bisa pecah dan menyebabkan perdarahan.

Fase Ketiga: Penyembuhan

Fase terakhir dimulai dari minggu keempat sampai keenam. Pada minggu-minggu ini, gejala penyakit Kawasaki akan berkurang secara perlahan-lahan. Namun, kondisi anak umumnya masih lemas dan mudah lelah.

Sayangnya, tidak ada yang bisa ibu lakukan untuk mencegah anak dari penyakit Kawasaki. Namun, penanganan yang dilakukan secepat mungkin bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Jadi, bila anak mengalami demam yang tidak kunjung menurun lebih dari lima hari, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Ibu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan soal kesehatan anak. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan