Mengenal Retinitis Pigmentosa yang Sebabkan Rabun Senja

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 September 2018
Mengenal Retinitis Pigmentosa yang Sebabkan Rabun SenjaMengenal Retinitis Pigmentosa yang Sebabkan Rabun Senja

Halodoc, Jakarta - Rabun senja (nyctalopia) merupakan salah satu permasalahan mata yang memiliki gejala penurunan daya penglihatan pada sore hari, atau pada saat pencahayaan meredup. Salah satu penyebab penyakit ini, yang juga akan dibahas lebih lanjut pada artikel ini, adalah retinitis pigmentosa.

Retinitis pigmentosa merupakan penyakit bawaan yang menyerang bagian retina, yaitu lapisan dalam mata yang memiliki dua sel khusus (sel batang dan sel kerucut) yang bertugas mengirim gambar ke otak. Kedua sel dalam retina tersebut sangatlah sensitif terhadap cahaya.

Di antara kedua sel penting dalam retina tersebut, sel batanglah yang diserang, ketika seseorang mengalami retinitis pigmentosa. Penyakit ini akan menghancurkan sel batang yang mengakibatkan hilangnya penglihatan secara perlahan. Pada beberapa kasus, retinitis pigmentosa ini juga dapat membuat pengidapnya mengalami kebutaan.

Seperti penyakit bawaan lainnya, retinitis pigmentosa juga bukanlah penyakit menular. Penyakit ini biasanya diturunkan dari orangtua ke anak melalui gen. Para ahli pun menduga penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada mutasi gen yang mengendalikan sel batang. Tak jarang, gangguan tersebut juga memicu kerusakan pada sel kerucut.

Berbagai Gejala yang Muncul

Berikut beberapa gejala yang dialami oleh penderita Retinitis Pigmentosa:

1. Night Blindness

Gejala utama penyakit ini adalah menurunnya penglihatan pada keadaan gelap atau pada ruangan yang minim cahaya. Kondisi ini juga sering disebut sebagai rabun senja, karena akan muncul ketika senja atau sore menjelang malam.

Penurunan penglihatan pada senja hari ini akan terjadi secara progresif. Biasanya diawali dengan semakin lamanya waktu yang dibutuhkan mata pengidap untuk menyesuaikan diri dari ruangan terang ke ruangan gelap.

2. Hilangnya Penglihatan pada Sisi Mata (Pandangan Menyempit)

Pada kondisi ini, pengidap retinitis pigmentosa akan mengalami penyempitan pandangan (tunnel vision), seolah sedang melihat melalui sebuah terowongan. Sisi atas, bawah, kiri, dan kanan dari area penglihatan biasanya akan menjadi gelap, sehingga pengidap tidak mampu mendeteksi benda atau hal lain yang datang selain dari arah depan.

3. Penurunan hingga Hilangnya Seluruh Ketajaman Penglihatan

Selain mengalami penurunan ketajaman penglihatan pada petang, pengidap retinitis pigmentosa juga secara perlahan akan mengalami penurunan ketajaman penglihatan, yang bertambah parah hari demi hari. Pada beberapa kasus retinitis pigmentosa yang sudah parah, pengidap dapat kehilangan seluruh penglihatannya atau mengalami kebutaan.

Pemeriksaan Dini yang Dapat Dilakukan

Sebagai penyakit progresif yang akan bertambah parah seiring berjalannya waktu, pemeriksaan dini sangatlah perlu untuk dilakukan, jika kamu mengalami gejala-gejala yang telah dipaparkan tadi. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata untuk menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat.

1. Funduskopi.

Pemeriksaan keadaan retina mata menggunakan peralatan khusus.

2. Elektroretinogram.

Pemeriksaan yang dilakukan dengan mendeteksi gelombang elektrik yang ditangkap oleh sel batang dan sel kerucut, saat diberikan rangsangan cahaya. Jika terdeteksi adanya retinitis pigmentosa, akan terlihat dari adanya penurunan amplitudo gelombang.

3. Dark Adaptometry

Alat yang digunakan untuk mendeteksi kemampuan sel batang untuk beradaptasi dalam gelap.

4. Perimetri.

Tes untuk melihat apakah ada gangguan penglihatan pada bagian sisi mata (tunnel vision).

5. Pemeriksaan Genetik

Pada tes ini akan dilakukan pemeriksaan gen, apakah terdapat mutasi atau perubahan yang memungkinkan terjadinya retinitis pigmentosa.

Sebelum melakukan pemeriksaan lengkap secara medis, kamu juga bisa terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter di Halodoc, jika mengalami gejala-gejala terkait penglihatan. Mudah kok, diskusi bisa dilakukan lewat Chat, Voice/Video Call. Jangan lupa download dulu aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store, untuk mendapatkan kemudahan membeli obat secara online, kapan saja dan di mana saja!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan