Halodoc, Jakarta – Pada bulan Februari lalu, pejabat kesehatan masyarakat di Inggris melaporkan ada tiga orang yang terjangkit gonore. Berbeda dari kasus biasanya, infeksi disebabkan oleh strain bakteri yang sangat resisten. Penyakit ini dikenal dengan ‘gonore super’ yang mengancam nyawa.

Gonore, Infeksi yang Berkembang Menjadi Lebih Berbahaya

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini sebelumnya telah dijinakkan, tetapi kini berkembang menjadi jenis yang lebih berbahaya. Infeksi gonore super resisten terhadap obat (superbug) dan secara langsung membunuh 1,27 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019. Angka tersebut lebih tinggi daripada kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis, HIV, dan malaria. Ketiganya merupakan penyakit  yang menyebabkan kematian terbesar pada tahun tersebut. 

Sebuah studi yang dilakukan tahun 2018 memperkirakan bahwa superbug membunuh hingga 160.000 orang Amerika pada tahun 2010. Penyakit ini menginfeksi seseorang dalam kondisi kesehatan dan tempat yang paling rentan, seperti di rumah sakit. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan saat ini untuk menghentikan superbug umumnya berfokus pada rumah sakit dan pengaturan perawatan kesehatan lainnya, terutama di peternakan.

Gonore super menjadi penyakit resistensi antibiotik yang perlu diwaspadai. Sebab, saat antibiotik diberikan sebagai langkah penanganan, risiko evolusi bakteri menjadi semakin meningkat. Bakteri tidak mati, melainkan belajar mengembangkan diri untuk menghindari efek dari antibiotik.

Sejauh ini, perkembangan pengobatan untuk mengatasi gonore super langkah hanya dilakukan dengan pemberian dua antibiotik. Azitromisin sebagai obat oral dan ceftriaxone yang diberikan sebagai injeksi. Strategi kombinasi kedua obat sekaligus dilakukan di berbagai negara guna mencegah evolusi virus.

Gejala Gonorrhea yang Perlu Diwaspadai

Gejala gonore biasanya berkembang dalam waktu 2 minggu setelah terinfeksi. Dalam beberapa kasus, gejala baru dialami setelah beberapa bulan terinfeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan, baik pria dan wanita, maupun bayi. Berikut ini beberapa gejala yang dialami:

Gejala pada Wanita

Pada wanita, gejala gonore dapat meliputi:

• Keputihan yang tidak biasa, seperti bertekstur encer dan berwarna hijau atau kuning.
• Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
• Rasa sakit atau nyeri di daerah perut bagian bawah.
• Perdarahan di antara periode menstruasi.
• Perdarahan setelah berhubungan seksual.

Gejala pada Pria

Pada pria, gejala gonore dapat meliputi:

• Keluarnya cairan dari ujung penis. Cairan bisa berwarna putih, kuning atau hijau.
• Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
• Peradangan atau pembengkakan pada kulup.
• Rasa sakit atau nyeri di testis.

Baik pria maupun wanita dapat mengembangkan infeksi di rektum, tenggorokan, atau mata dengan melakukan seks anal atau oral tanpa menggunakan pengaman. Jika air mani atau cairan vagina yang terinfeksi bersentuhan dengan mata, kamu juga dapat mengembangkan konjungtivitis.

Infeksi pada rektum dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, atau keluarnya cairan yang tidak bisa. Infeksi pada mata menyebabkan iritasi, nyeri, pembengkakan dan keluarnya air mata. Jika memiliki kemungkinan terinfeksi, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk menempuh langkah pengobatan.

Jika gonore tidak terdiagnosis dan tidak diobati, kamu dapat terus menyebarkan infeksinya pada orang lain. Risiko komplikasi serius seperti infertilitas pun tidak dapat dihindari. Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silahkan download Halodoc sekarang juga!

Referensi:

GIZMODO. Diakses pada 2022. The Rise of Super Gonorrhea.

National Health Service UK. Diakses pada 2022. Gonorrhoea.