Mengidap Binge Eating Disorder, Perlukah Dampingan Psikoterapis?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   02 Agustus 2019
Mengidap Binge Eating Disorder, Perlukah Dampingan Psikoterapis?Mengidap Binge Eating Disorder, Perlukah Dampingan Psikoterapis?

Halodoc, Jakarta - Bulimia yang diidap mendiang Lady Diana, bukanlah satu-satunya gangguan makanan yang ada. Sebab, masih ada beberapa keluhan lainnya, contohnya binge eating disorder (BED). Nah, kalau bulimia bisa menimbulkan dorongan untuk bunuh diri, bagaimana dengan binge eating disorder

Secara sederhana, BED bisa dijelaskan sebagai penyimpangan perilaku makan. Pengidap BED sering makan dalam jumlah besar dan mereka sulit untuk menahan dorongan untuk makan.

Awas, meski terlihat sebagai kondisi yang tidak serius, tetapi binge eating disorder bisa memicu berbagai penyakit. Misalnya, diabetes, hipertensi, kolesterol, diabetes, bahkan hingga penyakit jantung.

Pertanyaanya, benarkah pengidap binge eating disorder memerlukan bantuan psikoterapis untuk menghadapi kondisi ini? 

Baca juga: 4 Langkah untuk Mencegah Binge Eating Disorder

Perlu Bantuan Psikoterapis, Masa Sih?

Sebenarnya tujuan utama dari penanganan BED simpel, yaitu mengurangi episode makan berlebihan tanpa kendali. Bahkan, bila dinilai perlu secara klinis, pengidapnya mungkin saja disarankan untuk menurunkan berat badan. 

Metode untuk menangani binge eating disorder adalah psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Nah, psikoterapi ini barang pasti diberikan oleh seorang psikoterapis, baik psikiater atau psikolog. 

Tujuan psikoterapi ini untuk memperbaiki perilaku makanan dan meningkatkan rasa percaya diri. Di samping itu, bantuan dari psikoterapis juga diharapkan dapat membantu pengidapnya mendapatkan berat badan ideal, dan masalah lainnya terkait BED. 

Lalu, terapi apa saja yang biasanya dilakukan? 

  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT). CBT merupakan terapi pilihan untuk mengatasi BED. Metode ini dapat membantu pengidap dalam memahami pemikiran dan perasaan mereka. CBT juga bisa mengajarkan cara-cara baru pendekatan menyelesaikan masalah atau konflik, sehingga dapat mengubah perilaku mereka.

  • Psikoterapi Interpersonal (IPT). Pendekatan terapi ini berfokus pada identifikasi konflik antarpribadi sebagai pemicu BED.

  • Terapi Perilaku Dialektis (DBT). Pendekatan terapi DBT dengan mengidentifikasi situasi hubungan interpersonal yang dapat memicu lonjakan emosi, lalu dengan menggunakan kekuatan mereka sendiri dan bantuan terapis untuk dapat menenangkan diri sendiri. Dengan demikian, dapat membantu mengurangi episode binge eating.

Baca juga: Ini Alasan Depresi Sebabkan Binge Eating Disorder

Binge Eating Disorder (BED)

Gejala utama pengidap binge eating disorder sebenarnya mudah untuk diketahui. Pengidapnya biasanya sering makan dalam porsi besar, dan sulit untuk berhenti, atau sulit menahan dorongan untuk ingin makan dalam porsi besar. Gejala tak cuma itu saja, setelah usai menyantap makanan, mereka akan merasa kesal, bersalah, bahkan depresi karena perilaku makannya. 

Di samping itu, ada pula beberapa gejala lainnya yang bisa dialami pengidap binge eating disorder. Misalnya: 

  • Makan dalam porsi besar meski tidak lapar;

  • Makan dalam jumlah yang besar dalam jumlah waktu tertentu, seperti periode 2 jam;

  • Merasa jijik, depresi, malu, kesal, atau bersalah pada diri sendiri setelah makan;

  • Makan jauh lebih cepat dari orang normal;

  • Makan sembunyi-sembunyi karena malu dengan banyaknya makanannya;

  • Makan sampai merasa terlalu kenyang dan tidak nyaman di perut;

  • Beberapa pengidap BED bisa disertai dengan bulimia;

  • Memiliki perasaan yang sensitif, kesal, atau marah bila berbicara tentang makanan atau mendengar tentang body shamingl

  • Sering diet, tapi merasa sulit untuk tetap diet dan menurunkan berat badan; dan

  • Memiliki kebiasaan menimbun makanan.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan