Mengidap Kriptorkismus, Inilah Cara untuk Mengatasinya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Mei 2021
Mengidap Kriptorkismus, Inilah Cara untuk MengatasinyaMengidap Kriptorkismus, Inilah Cara untuk Mengatasinya

Halodoc, Jakarta - Hati orangtua mana yang tidak bahagia mengetahui sang buah hati sebentar lagi hadir melengkapi keluarga kecil ayah dan ibu? Tidak sabar ya rasanya, menyapa sang buah hati setiap pagi, menggenggam jemari kecilnya, dan menatapnya penuh haru. Ya, kehadiran anak menjadi anugerah terindah bagi orangtua. Namun, bagaimana jadinya jika buah hati mengidap penyakit kriptorkismus?

Kriptorkismus adalah kondisi ketika testis bayi laki-laki tidak berpindah ke tempatnya pada skrotum atau tidak turun. Memang, penyakit ini jarang terjadi, tetapi berisiko pada bayi laki-laki yang lahir sebelum waktunya alias prematur. Jadi, apabila sang jagoan mengidapnya, jangan tunda untuk segera memeriksakan kondisinya ke rumah sakit, ya, bu!

Pengobatan Kriptorkismus, Apa Saja?

Pastinya, pengobatan dari kriptorkismus ini difokuskan untuk memindahkan testis kembali ke tempat yang semestinya pada bagian skrotum. Lakukan pengobatan sedini mungkin ketika ibu mendapati testis sang jagoan tidak turun, karena pengobatan yang dilakukan sebelum anak memasuki usia satu tahun menurunkan risiko terjadinya komplikasi, seperti kanker testis dan infertilitas. 

Baca juga: Awas Bayi Laki-Laki Rentan Terkena Kriptorkismus

Operasi

Testis yang tidak turun biasanya diperbaiki dengan jalan operasi. Dokter melakukan manipulasi testis ke dalam skrotum dan menjahitnya. Prosedur ini bisa dilakukan dengan laparoskopi atau melalui operasi terbuka. Saat operasi dilakukan, kesehatan dan kesulitan prosedur menjadi pertimbangan yang penting. Ada saatnya dokter merekomendasikan pembedahan ketika usianya masuk bulan ke-6 dan sebelum bulan ke-12. 

Pada beberapa kasus, testis mungkin kurang berkembang, atau muncul jaringan yang abnormal atau mati. Dokter akan melakukan pengangkatan jaringan abnormal ini. Apabila sang buah hati mengidap hernia inguinalis yang berhubungan dengan testis yang tidak turun, hernia ini juga akan diperbaiki selama prosedur operasi dilakukan. 

Baca juga: Perlu Tahu, Begini Cara Mencegah Kriptorkismus

Setelah prosedur bedah selesai, dokter masih melakukan pemantauan untuk melihat perkembangan testis, fungsinya, dan letaknya, apakah baik dan tetap di tempatnya. Pemantauan dilakukan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG skrotum, dan pemeriksaan kadar hormon anak. 

Prosedur pembedahan untuk mengembalikan posisi testis ke skrotum memiliki tingkat keberhasilan hampir 100 persen. Kesuburan untuk pria setelah operasi dengan testis tunggal yang tidak turun mendekati normal, tetapi keberhasilannya turun hingga 65 persen jika kedua testis pria tidak turun. Operasi dapat mengurangi risiko kanker testis, tetapi tidak menghilangkannya. 

Terapi Hormon

Perawatan kriptorkismus selanjutnya adalah terapi hormonal dengan menggunakan injeksi hormon HCG. Adanya injeksi hormon ini bisa membantu testis berpindah ke skrotum dengan sendirinya. Tetapi penggunaannya tidak disarankan, karena memiliki risiko yang lebih tinggi daripada operasi. 

Jika sang buah hati tidak memiliki salah satu atau dua testis pada organ vitalnya (karena satu atau keduanya hilang atau tidak mampu bertahan hidup setelah operasi), ibu bisa mempertimbangkan prostesis testis saline untuk skrotum yang dapat ditanamkan selama masa anak-anak atau akhir masa remaja. Prostesis ini memberikan skrotum penampilan normal. 

Baca juga: Kenali Pemeriksaan Fisik untuk Diagnosis Kriptorkismus

Namun, apabila Si Kecil tidak memiliki testis yang sehat, dokter dapat merujuk ke ahli hormon untuk membicarakan perawatan hormon masa depan yang diperlukan untuk mencapai masa pubertas dan kematangan fisik yang baik.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan