Mengidap Sindrom Brugada, Inilah Pilihan Pengobatannya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Juli 2019
Mengidap Sindrom Brugada, Inilah Pilihan PengobatannyaMengidap Sindrom Brugada, Inilah Pilihan Pengobatannya

Halodoc, Jakarta - Sindrom brugada adalah gangguan yang menyerang jantung, lebih tepatnya gangguan pada denyut jantung. Kamu harus tahu bahwa setiap denyut atau detak jantung terjadi karena impuls listrik yang dibuat oleh sel tertentu yang berada di jantung bagian kanan atas. Rusaknya saluran pembuat impuls listrik ini mengakibatkan jantung tidak bisa berdetak dengan normal, organ ini berdetak lebih cepat. 

Pada jantung yang sehat dan normal, terdapat empat bilik yang membantu kinerjanya, dua bagian atrium dan dua bagian ventrikel. Adanya impuls listrik membantu jantung berdetak dan memompa darah dengan kandungan oksigen tinggi, lalu membawanya ke seluruh jaringan tubuh. Kemudian, darah dengan kandungan karbondioksida tinggi dibawa kembali melalui pembuluh vena. 

Namun, pada kondisi jantung dengan sindrom brugada, impuls listrik tidak bekerja dengan harmonis, sehingga aliran darah mengalami penurunan. Akibatnya, organ jantung dan otak turut berdampak oleh kurangnya pasokan darah kaya oksigen, sehingga seseorang bisa tiba-tiba pingsan, bahkan pada kondisi yang gawat, terjadi kematian. 

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Hal Penyebab Sindrom Brugada

Kelainan ini terjadi karena genetik atau diwariskan, meski ada beberapa hal yang menjadi pemicunya, seperti dampak dari penggunaan obat-obatan, penggunaan narkotika dan obat terlarang, juga kelainan jantung yang tidak mudah dideteksi. Seringnya, sindrom brugada menyerang remaja dan dewasa, tetapi pada kondisi langka, sindrom ini bisa terjadi pada anak-anak. 

Oleh karena gejala yang sulit terdeteksi, perlu dilakukan pemeriksaan intensif untuk bisa melakukan diagnosis, salah satunya adalah memelajari pola tidak normal pada detak jantung yang dilihat dari hasil pemeriksaan EKG. Namun, bisa saja seseorang tidak memiliki pola yang abnormal tetapi mengidap sindrom brugada. Ini bisa dikenali dari gejala seperti pusing, jantung yang berdebar dan berdetak tidak beraturan, kesulitan bernapas dan tersengal ketika mencoba bernapas. 

Baca juga: Sindrom Brugada Berpotensi Sebabkan Kematian

Perlu kamu cermati, beberapa gejala dari sindrom brugada mirip dengan gejala kelainan jantung lainnya. Inilah mengapa kamu perlu langsung mengetahuinya dari dokter. Jika kamu memiliki dokter langganan dan ingin langsung bertanya dengan tatap muka, buat janji saja di rumah sakit terdekat dengan tempat tinggalmu. Tidak perlu ribet, kamu bisa simak caranya di sini

Pengobatan Sindrom Brugada, Apa Saja?

Pengobatan sindrom brugada dilakukan bergantung pada risiko aritmia yang mungkin terjadi. Berikut pilihan penanganan untuk sindrom brugada:

  • Defibrilator yang Ditanamkan. Jika ada risiko tinggi yang menyebabkan jantung berdetak dengan cepat, dokter akan merekomendasikan pemasangan alat defibrilator jantung. Ini merupakan perangkat berukuran kecil yang ditanamkan pada dada, mirip dengan alat pacu jantung. Jika alat ini merasakan jantung berdetak di luar batas kewajaran, akan keluar sengatan listrik untuk membantunya kembali normal.

  • Terapi obat. Terkadang, beberapa jenis obat digunakan untuk mencegah jantung berdetak pada ritme yang membahayakan. Ini mungkin juga bermanfaat sebagai terapi tambahan untuk pengidap sindrom brugada yang sudah melakukan pengobatan tanam defibrilator. Namun, jika pengidap berisiko tinggi terkena serangan jantung sebelumnya atau telah pingsan, pengobatan pertama tetap implantasi defibrilator. 

Baca juga: Ketahui Fakta Lengkap tentang Sindrom Brugada

Jadi, sebaiknya selalu tanyakan pada dokter semua hal yang berhubungan dengan kondisi kesehatan tubuhmu. Jika kamu masih ragu, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Aplikasi ini sudah tersedia dan bisa kamu download secara gratis di ponselmu. Jadi, jangan sampai bilang tanya dokter itu ribet ya, kan ada aplikasi Halodoc!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan