Menyerang Usus, Waspadai 5 Komplikasi Kolitis Ulseratif

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   17 Mei 2019
Menyerang Usus, Waspadai 5 Komplikasi Kolitis UlseratifMenyerang Usus, Waspadai 5 Komplikasi Kolitis Ulseratif

Halodoc, Jakarta – Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang menyerang usus besar (kolon) dan rektum. Kondisi ini menyebabkan luka di dinding kolon, sehingga tinja bercampur dengan darah. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi sering terjadi pada orang berusia kurang dari 30 tahun. Agar kamu lebih waspada, ketahui komplikasi kolitis ulseratif berikut ini.

Baca Juga: BAB Bercampur Darah Bisa Jadi Tanda Kolitis Ulseratif

Komplikasi Kolitis Ulseratif

Gejala kolitis ulseratif umumnya berupa feses bercampur darah, nyeri perut, frekuensi buang air besar meningkat (lebih dari enam kali sehari, detak jantung tidak teratur, napas cepat, sembelit, kelelahan, nyeri pada rektum, penurunan berat badan, dan demam. Bila tidak ditangani, gejala tersebut bisa berkembang dan menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Di antaranya meliputi:

1. Osteoporosis

Pengidap kolitis ulseratif cenderung memiliki kepadatan tulang yang rendah, sehingga rentan mengalami osteoporosis. Gejalanya berupa sakit punggung, postur tubuh bungkuk, tinggi badan menurun, dan sering mengalami cedera atau keretakan tulang. Berkurangnya kepadatan bisa membuat tulang rentan retak, terutama di area tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha.

2. Gangguan Pertumbuhan

Berisiko dialami pengidap kolitis ulseratif yang masih kanak-kanak atau berusia remaja. Maka itu, sebaiknya pengidap yang tergolong pada usia tersebut melakukan pemeriksaan fisik secara berkala untuk memantau pertumbuhan.

3. Kolangitis Sklerosis Primer

Yaitu terjadinya peradangan dan pembentukan jaringan parut (disebut fibrosis) di saluran empedu.

Baca Juga: Menyerang Usus, Ini Beda Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn

4. Megakolon Toksik

Merupakan kondisi menyebarnya usus besar karena penumpukan gas dari proses peradangan. Komplikasi ini menyebabkan pecahnya usus besar, sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalam darah dan memicu keracunan (septikemia). Gejala megakolon berupa perut kembung, mual, konstipasi parah, dan munculnya rasa sakit pada perut bagian bawah.

Bila terjadi septikemia, pengidap merasakan panas dingin, demam, napas cepat, jantung berdetak cepat, kebingungan, mual, muntah, bintik merah di kulit, frekuensi buang air kecil menurun, hingga tidak memadainya aliran darah ke seluruh tubuh.

5. Kanker Kolorektal

Pengidap kolitis ulseratif dianjurkan untuk lebih sering menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi kanker kolon, karena risiko terjadinya meningkat setelah proses pengobatan selesai dilakukan. Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada kolon atau bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Gejalanya berupa diare, buang air besar yang terasa tidak tuntas, feses bercampur darah, mual, muntah, nyeri perut, kelelahan, dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

Baca Juga: Kapankah Operasi Dianjurkan pada Pengidap Kolitis Ulseratif?

Itulah komplikasi kolitis ulseratif yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan seputar kolitis ulseratif, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan