Menyipitkan Mata saat Melihat Tanda Kena Rabun Jauh, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Februari 2019
Menyipitkan Mata saat Melihat Tanda Kena Rabun Jauh, Benarkah?Menyipitkan Mata saat Melihat Tanda Kena Rabun Jauh, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Rabun jauh (miopi) membuat pengidapnya sulit melihat benda yang letaknya jauh. Penyakit mata ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi keluhan kerap muncul pada usia sekolah hingga remaja. Anak pengidap rabun jauh sulit melihat tulisan guru di papan tulis, sehingga memilih duduk di barisan depan. Jika terpaksa duduk di barisan belakang, ia akan menyipitkan mata dengan harapan pandangannya lebih fokus.

Benar Jika Rabun Jauh Bikin Pengidapnya Menyipitkan Mata

Terutama saat melihat benda yang letaknya jauh, seperti rambu lalu lintas. Tanda lainnya berupa sakit kepala, mata lelah, frekuensi mengedipkan mata meningkat, dan sering menggosok makan. Umumnya gejala ini perlahan menghilang seiring pertambahan usia. Jika gejala ini tetap ada dan cenderung memburuk, segera bicara pada dokter mata Halodoc.

Rabun jauh terjadi akibat kornea berukuran lebih panjang atau pipih dibandingkan normal. Hal ini membuat cahaya tidak terfokus tepat pada retina, melainkan jatuh pada satu titik di depan retina. Penyebab lain yang perlu diwaspadai adalah faktor keturunan, pengaruh lingkungan (seperti kebiasaan menonton TV jarak dekat), dan kerusakan refraktif pada mata.

Begini Cara Menangani Rabun Jauh

Pengobatan bertujuan agar cahaya terfokus pada retina. Pilihannya tergantung pada usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pengidap rabun jauh secara menyeluruh. Namun umumnya, berikut pengobatan rabun jauh yang bisa dipilih:

1. Pakai Kacamata atau Lensa Kontak

Berbagai penyakit mata, seperti rabun dekat, rabun jauh, dan silinder bisa ditangani menggunakan kacamata. Dokter akan meresepkan kacamata sesuai tingkat keparahan rabun jauh yang dialami. Atau, kamu bisa menggunakan lensa kontak untuk menangani rabun jauh. Penggunaan lensa kontak perlu hati-hati karena jika sembarangan, lensa kontak berpotensi merusak mata. Tanya dokter mata tentang cara penggunaan dan perawatan lensa kontak yang baik dan benar.

2. Operasi Sinar Laser

Saat ini tersedia banyak pilihan operasi laser untuk mata, di antaranya laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK). Setelah LASEK atau LASIK, penglihatan membaik dalam beberapa jam atau hari. Proses pemulihannya memakan waktu setidaknya satu bulan. Pada PRK, pemulihan berlangsung beberapa bulan. Prosedur ini dianjurkan pada pengidap rabun jauh berusia kurang dari 21 tahun karena pertumbuhan bola mata sudah terhenti. LASIK hanya dilakukan jika pengidap memiliki ketebalan kornea yang cukup.

3. Implantasi Lensa Buatan

Rabun jauh yang tergolong parah membutuhkan penanganan khusus, seperti implantasi lensa buatan ke dalam mata. Caranya dengan memasukkan lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa mata asli.  Tindakan ini dilakukan jika rabun jauh tidak bisa ditangani dengan operasi laser.

Baca Juga: Tidak Hanya Menyerang Orangtua, Rabun Jauh Juga Dapat Dialami oleh Anak

Itulah fakta tentang rabun jauh yang perlu diketahui. Kalau kamu punya keluhan pada mata, jangan ragu bicara pada dokter mata Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter mata kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan