Meski Menggoda Selera, Sebaiknya Hindari Jengkol Saat Puasa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Juni 2018
Meski Menggoda Selera, Sebaiknya Hindari Jengkol Saat PuasaMeski Menggoda Selera, Sebaiknya Hindari Jengkol Saat Puasa

Halodoc, Jakarta – Dalam takaran yang wajar, jengkol punya kandungan yang bermanfaat seperti sayur pada umumnya. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, jengkol bisa mengganggu kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, kamu perlu menghindari jengkol saat puasa. Namun, kenapa ya? Cari tahu alasannya di sini, yuk!

(Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Napas Tak Sedap Saat Berpuasa)

1. Jengkol Menyebabkan Bau Tidak Sedap

Tidak adanya asupan apa pun saat puasa bisa meningkatkan risiko bau mulut, apalagi jika kamu banyak mengonsumsi jengkol saat sahur maupun berbuka. Bau ini muncul karena kandungan djengkolic acid atau asam jengkolat yang terdapat pada jengkol. Senyawa tersebutlah yang berperan dalam menimbulkan bau setelah mengonsumsi jengkol, termasuk bau mulut dan bau urine.

2. Jengkol Bersifat Diuretik

Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat, atau penyebab naiknya laju urinasi. Efek ini bisa kamu dapatkan jika mengonsumsi jengkol secara berlebihan. Gejala yang dialami berupa peningkatan frekuensi buang air kecil (BAK), sehingga bisa menyebabkan berkurangnya cairan dalam tubuh. Alhasil, kondisi ini bisa meningkatkan risiko dehidrasi saat puasa.

Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa jengkol memiliki kandungan nitrogen yang cukup tinggi, sehingga bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan masalah pada sistem perkemihan. Ini karena kandungan asam jengkolat dalam jengkol bisa menyebabkan kristal jengkolat yang semakin lama bisa mengganggu saluran perkemihan (misalnya berupa kencing batu), hingga gangguan ginjal.

3. Risiko Keracunan Jengkol

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan keracunan jengkol. Mulai dari daya tahan tubuh, keasaman lambung, jumlah jengkol yang dikonsumsi, usia biji jengkol, hingga cara memasak jengkol. Kondisi ini biasanya muncul saat 5-12 jam setelah mengonsumsi jengkol. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri perut, muntah, nyeri saat berkemih, serta adanya darah pada urine. Jika berlangsung terus-menerus, keracunan jengkol bisa memicu terjadinya gagal ginjal yang ditandai dengan sedikitnya urine yang keluar atau tidak adanya urine yang keluar.

Batasan Konsumsi Jengkol Harian

Sebenarnya, tidak ada batasan yang spesifik terkait konsumsi jengkol harian. Ini karena setiap orang mempunyai tingkat kesensitifan terhadap asam jengkolat yang berbeda-beda. Namun idealnya, para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi jengkol harian setidaknya satu sampai tiga buah jengkol per hari. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat ingin mengonsumsi jengkol:

  • Hindari mengonsunsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan).
  • Hindari mengonsumsi jengkol disertai dengan makanan/minuman lain yang bersifat asam.
  • Hindari mengonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama jika kamu memiliki gangguan ginjal.
  • Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya, masak jengkol terlebih dahulu untuk mengurangi asam jengkolat yang terkandung di dalamnya. Kamu juga bisa mengurangi kandungan asam tersebut dengan menanam biji jengkol di dalam tanah sebelum memasaknya.
  • Untuk mengurangi gejala yang mungkin muncul setelah mengonsumsi jengkol, kamu bisa memperbanyak minum air putih. Kamu juga bisa menghilangkan aroma tidak sedap akibat konsumsi jengkol dengan minum kopi hitam atau minum susu.

Itulah tiga alasan kenapa kamu harus menghindari jengkol saat puasa. Kalau kamu punya keluhan kesehatan saat puasa, gunakan aplikasi Halodoc saja. Melalui aplikasi ini, kamu bisa berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, ayo download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan