Metode Penanganan Akromegali Selain Melalui Pembedahan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   25 Oktober 2020
Metode Penanganan Akromegali Selain Melalui PembedahanMetode Penanganan Akromegali Selain Melalui Pembedahan

Halodoc, Jakarta - Produksi hormon pertumbuhan yang berlebih bisa menyebabkan terjadinya akromegali. Akibatnya, akan terjadi pertumbuhan pada otot dan jaringan tulang berlebih, khususnya pada bagian wajah, kaki, dan tangan. Peningkatan pembentukan hormon ini sering terjadi karena tumor jinak yang muncul pada kelenjar hipofisis. 

Akromegali bisa terjadi pada siapa saja dari berbagai rentang usia, tetapi masalah ini paling sering muncul pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Jika kelebihan produksi hormon pertumbuhan ini terjadi pada anak, mereka akan mengalami gigantisme, bukan akromegali. Lalu, bagaimana penyakit ini ditangani? Berikut ulasan selengkapnya!

Operasi Menjadi Cara Penanganan Akromegali

Penanganan akromegali berfokus pada penurunan produksi hormon pertumbuhan serta mengurangi dampak negatif tumor pada kelenjar pituitari dan jaringan yang ada di sekitarnya. Bisa jadi, kamu membutuhkan lebih dari satu jenis penanganan untuk bisa sembuh dari akromegali. 

Baca juga: Awas, Inilah Penyebab Akromegali yang Perlu Diketahui

Operasi atau pembedahan menjadi salah satu cara yang digunakan untuk mengobati akromegali. Melalui proses yang disebut dengan operasi transsphenoidal, dokter bisa mengangkat sebagian besar tumor hipofisis melalui hidung. 

Pengangkatan tumor akan membuat produksi hormon pertumbuhan kembali normal dan menghilangkan tekanan pada jaringan yang ada di sekitar kelenjar pituitari guna mengurangi gejala yang muncul. Pada beberapa kondisi, tumor bisa saja tidak bisa diangkat seluruhnya, sehingga bisa mengakibatkan peningkatan kadar hormon pertumbuhan secara terus-menerus setelah operasi. Pada akhirnya, kamu pun harus mendapatkan perawatan lainnya. 

Baca juga: Ini Alasan Akromegali Sebabkan Gangguan Sistem Endokrin

Metode Penanganan Akromegali Lainnya

Selain operasi, akromegali juga bisa ditangani dengan cara berikut ini.

  • Konsumsi obat-obatan

Jenis obat yang digunakan untukmenurunkan produksi atau memblokir hormon pertumbuhan yaitu obat yang bekerja dengan mengurangi sekresi hormon pertumbuhan berlebih (analog somastostatin) yang disuntikkan ke otot area pantat setiap sebulan sekali. Lalu, ada pula obat untuk menurunkan kadar hormon (agonis dopamin), dan obat untuk memblokir aksi hormon pertumbuhan (antagonis hormon pertumbuhan) yang diberikan secara disuntik setiap hari.

  • Radiasi

Metode penanganan ini direkomendasikan jika sel tumor tidak hilang setelah kamu menjalani operasi. Terapi radiasi akan menghancurkan sel tumor yang tersisa dan secara perlahan membantu mengurangi kadar hormon pertumbuhan. Terapi ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu terapi radiasi konvensional, terapi sinar proton, dan bedah radio stereotaktik, 

Terapi radiasi konvensional diberikan setiap hari kerja selama empat hingga enam minggu. Terapi sinar proton memberikan radiasi dosis tinggi yang ditargetkan pada tumor, sehingga menghindari paparan radiasi pada jaringan normal. Terakhir, bedah radio stereotaktik yang memberikan radiasi dosis tinggi ke sel tumor dalam dosis tunggal sambil membatasi jumlah radiasi ke jaringan normal di sekitarnya. 

Baca juga: Perbedaan antara Gigantisme dan Akromegali

Pastikan kamu sudah bertanya jawab dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan memilih salah satu cara penanganan akromegali di atas. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc setiap ingin bertanya jawab dengan dokter spesialis, atau saat hendak membuat janji berobat ke rumah sakit terdekat. 

Mengenali Gejala Akromegali

Kaki dan tangan yang membesar menjadi tanda khas dari akromegali, tetapi bisa juga terjadi pembesaran pada wajah, seperti rahang bagian bawah dan alis yang terlihat menonjol, hidung membesar, bibir terasa lebih tebal, hingga jarak yang lebih lebar di antara gigi. Gejala lainnya termasuk bau badan, sakit kepala, lidah membesar, keringat berlebihan, hingga nyeri dan terbatasnya pergerakan sendi. 

Akromegali yang tidak mendapatkan penanganan bisa berujung pada komplikasi yang terbilang membahayakan. Ini termasuk hipertensi, penyakit kardiovaskular terutama pembesaran pada jantung, diabetes mellitus, gondok, osteoartritis, sleep apnea, carpal tunnel syndrome, kompresi pada sumsum tulang belakang, gangguan penglihatan, hingga kematian dini. 



Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Acromegaly.
Healthline. Diakses pada 2020. Acromegaly.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan