Mirip Keseleo, Waspadai Gejala Kanker Tulang

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 April 2021
Mirip Keseleo, Waspadai Gejala Kanker TulangMirip Keseleo, Waspadai Gejala Kanker Tulang

Halodoc, Jakarta – Hampir setengah dari pengidap kanker tulang terlambat didiagnosis yang membuat penanganannya juga terlambat. Seseorang baru ketahuan mengidap kanker ketika kankernya berada di stadium tinggi. 

Gejala kanker yang mirip keseleo, nyeri, atau pegal dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga dibiarkan begitu saja. Akibatnya, ketika nyeri semakin parah dan memburuk, baru ketahuan kalau orang tersebut mengidap kanker tulang.

Mengenal Gejala Kanker Tulang

Nyeri seperti keseleo pada tulang adalah tanda kanker tulang yang paling umum. Pada awalnya, rasa sakitnya tidak konstan. Mungkin rasa sakit terasa lebih buruk di malam hari atau saat tulang digunakan, misalnya sakit kaki saat berjalan. 

Saat kanker mulai tumbuh dan berkembang, rasa sakit akan ada sepanjang waktu, dan menjadi lebih buruk seiring dengan aktivitas. Kemudian, gejala sakit seperti keseleo akan berkembang menjadi pembengkakan di area nyeri. 

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Kanker Tulang Tergolong Ganas

Selain rasa nyeri dan pembengkakan, kanker tulang dapat melemahkan tulang, menekan saraf, sampai menyebabkan mati rasa dan kesemutan. Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker tulang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. 

Terkadang kanker tulang dapat menyebabkan patahnya tulang. Jika ini terjadi, kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri tulang yang parah dan hilangnya fungsi area tubuh yang terkena. Patah tulang dapat menjadi gejala awal dari kanker tulang.

Jika kanker menyebar ke organ dalam dapat menyebabkan gejala lain. Misalnya, jika kanker menyebar ke paru-paru, dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Kanker tulang seringnya terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan sinar-X atau pencitraan yang dilakukan untuk alasan lain, sehingga membuat penanganan jadi terlambat. Informasi selengkapnya mengenai gejala kanker tulang bisa kamu tanyakan kepada dokter melalui aplikasi Halodoc, ya! 

Risiko dan Pencegahan Kanker Tulang

Kebanyakan orang dengan kanker tulang tidak memiliki faktor risiko yang jelas. Kanker tulang terutama jenis osteosarcoma terjadi secara genetik dan disebabkan oleh cacat (mutasi) pada gen tertentu. 

Tulang yang telah terpapar radiasi pengion mungkin juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker tulang. X-ray untuk tulang tidak berbahaya, tetapi paparan radiasi dosis besar memang menimbulkan risiko. 

Baca juga: Kenali Bahan Makanan yang Dapat Memicu Kanker

Misalnya, terapi radiasi untuk mengobati kanker lain dapat menyebabkan kanker baru berkembang di salah satu tulang di area perawatan. Paparan bahan radioaktif seperti radium dan strontium juga dapat menyebabkan kanker tulang karena mineral ini menumpuk di tulang.

Radiasi non-pengion, seperti gelombang mikro, medan elektromagnetik dari kabel listrik, telepon seluler, dan peralatan rumah tangga, tidak meningkatkan risiko kanker tulang. Orang yang menjalani transplantasi sumsum tulang (sel induk) juga mengalami peningkatan risiko osteosarcoma. Bisakah kanker tulang dicegah? Sampai saat ini, kanker tulang belum bisa dicegah. Deteksi dini adalah satu-satunya cara supaya pengobatan berhasil. 

Jenis kanker lain yang paling berisiko menyebar ke tulang, sehingga memicu kanker tulang adalah kanker payudara, prostat, dan paru-paru. Tulang adalah tempat paling umum ketiga untuk penyebaran kanker. Paru-paru dan hati adalah dua yang pertama.

Baca juga: 7 Olahraga yang Baik untuk Kesehatan Tulang

Sel kanker dapat bermetastasis hanya ke satu tulang atau ke banyak tulang pada saat yang bersamaan. Situs yang paling umum untuk metastasis tulang adalah:

1. Tulang belakang.

2. Tulang iga.

3. Pinggul.

4. Tulang dada.

5. Tengkorak.

Referensi:
Medicinenet.com. Diakses pada 2021. Early Bone Cancer Symptoms.
American Cancer Society. Diakses pada 2021. Bone Cancer.
Healthline. Diakses pada 2021. What to Expect When Cancer Spreads to the Bones.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan