Mitos atau Fakta, Anak Kedua Lebih Nakal dan Pemberontak?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Desember 2020
Mitos atau Fakta, Anak Kedua Lebih Nakal dan Pemberontak?Mitos atau Fakta, Anak Kedua Lebih Nakal dan Pemberontak?

Halodoc, Jakarta - Banyak orangtua yang menginginkan paling tidak sepasang anak yang tumbuh bersama di dalam rumah. Namun seiring bertambahnya usia si Kecil, entah kenapa anak kedua cenderung lebih nakal dibandingkan anak pertama. Banyak orangtua merasakan hal yang sama terkait masalah ini. Namun, apakah hal tersebut benar adanya atau cuma mitos yang dihubungkan dengan cocoklogi? Untuk mengetahui faktanya, baca ulasan berikut ini!

Anak Kedua Cenderung Lebih Nakal dan Melawan

Saat suatu keluarga memiliki tiga orang anak, kebanyakan orangtua akan membanggakan anak sulung dan bungsu. Anak kedua atau yang berada di tengah memang jarang dibicarakan. Selain itu, anak ini juga kerap dicap sebagai seseorang yang memiliki sifat nakal dan kerap melawan apa pun yang diberitahu orangtuanya. Meski begitu, apakah hal tersebut termasuk mitos atau fakta?

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Anak Nakal

Faktanya, sebuah bukti ilmiah mendukung teori tersebut jika memang benar adanya. Studi yang dilakukan oleh seorang ekonom asal MIT, Joseph Doyle, mengatakan jika anak-anak yang lahir kedua memang lebih cenderung menunjukkan perilaku yang nakal dan pemberontak. Kemungkinan hal tersebut terjadi dapat berlipat ganda jika jenis kelamin si nomor dua adalah laki-laki.

Ternyata, memang banyak hal yang dapat menyebabkan masalah ini terjadi. Disebutkan jika semua ini sangat berkaitan dengan seberapa ketat orangtuanya terhadap anak sulung dan cenderung lebih santai jika dibandingkan dengan anak keduanya. Selain itu, sifat nakal tersebut juga dapat terjadi akibat kesalahan dari kakaknya yang akhirnya dicontoh oleh adiknya, hingga menjadikannya panutan.

Data dari ribuan pasangan bersaudara yang berada di Denmark dan AS, disimpulkan jika anak kedua memiliki kemungkinan sebesar 20-40 persen harus mendapat pendisiplinan lebih di sekolah, bahkan mendapatkan sistem peradilan pidana. Saat masih di bangku sekolah, kemungkinan untuk mendapatkan skors di sekolah lebih tinggi, hingga melakukan kenakalan remaja yang dapat berakhir di penjara.

Baca juga: Mengapa Anak Cenderung Bersikap "Nakal" saat Ada Ibu?

Pengaruh dari masalah ini juga dapat terjadi akibat gaya pengasuhan yang mungkin berbeda pada tiap anaknya. Contohnya, anak sulung mendapatkan hak istimewa untuk menerima perhatian penuh dari orangtuanya, sedangkan anak kedua harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan kasih sayang tersebut. Meski begitu, semua hal tersebut dapat berubah saat keluarga semakin berkembang.

Walaupun kebanyakan kasus menggambarkan jika anak kedua kerap ditakdirkan memiliki sifat yang nakal dan memberontak, tetapi perubahan tetap dapat terjadi. Hal yang perlu diingat adalah, jika urutan kelahiran dapat memainkan peran besar terhadap cara orangtua untuk berinteraksi dengan setiap anggota keluarga yang baru. Maka dari itu, peran besar dari orangtua yang paling penting untuk mematahkan hasil penelitian tersebut.

Itulah pembahasan terkait anak kedua yang lebih cenderung memiliki sifat nakal dan memberontak terhadap orangtuanya. Untuk mencegah hal ini, peran orangtua sangat penting dan vital agar tidak ingin semua sikap buruk ini tertanam pada anak. Bagilah perhatian sama rata pada setiap anak, sehingga tidak terjadi kecemburuan dan cobalah untuk bertanya pada anak yang dirinya inginkan.

Baca juga: Si Kecil Sering Marah, Ini Cara Mengatasinya

Kamu juga dapat bertanya pada psikolog dari Halodoc terkait kecenderungan sifat nakal pada anak nomor dua. Caranya mudah sekali, hanya dengan download aplikasi Halodoc dan dapatkan kemudahan dalam akses kesehatan tanpa perlu bertatap muka langsung di tengah pandemi COVID-19 ini. Unduh aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
Woman's World. Diakses pada 2020. Second-Born Children Are More Likely to Cause Trouble, Study Suggests.
Southern Living. Diakses pada 2020. Second-Born Children Are More Likely To Be Rebellious, According To Science.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan