Mitos atau Fakta, Lansia Berisiko Terkena Pemfigoid Bulosa

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   16 Mei 2019
Mitos atau Fakta, Lansia Berisiko Terkena Pemfigoid BulosaMitos atau Fakta, Lansia Berisiko Terkena Pemfigoid Bulosa

Halodoc, Jakarta - Pemfigoid bulosa adalah kondisi kulit langka yang menyebabkan kulit melepuh dan terisi cairan di dalamnya. Kondisi ini sering terjadi pada bagian kulit yang sifatnya lentur, seperti perut bagian bawah, paha bagian atas, atau ketiak. Gangguan kulit ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan tipis jaringan di bawah lapisan kulit luar.

Belum diketahui penyebab pemfigoid bulosa, meski beberapa alasan mengacu pada konsumsi obat-obatan tertentu. Gangguan kulit ini bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan, tetapi biasanya memerlukan waktu hingga lima tahun untuk bisa sembuh sepenuhnya.

Benarkah Lansia Lebih Berisiko?

Lepuh pada pemfigoid bulosa terjadi karena kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Normalnya, imunitas tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus, atau zat asing lainnya yang berpotensi membahayakan. Pada kasus gangguan langka ini, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi terhadap serat yang menghubungkan lapisan luar kulit (epidermis) dan dermis.

Baca juga: Tidak Hanya Lenting Besar, Ini Gejala Lain Pemfigoid Bulosa

Antibodi ini memicu peradangan yang menghasilkan lepuh dan gatal. Penyakit kulit ini umumnya muncul secara acak tanpa faktor yang jelas, tetapi pada beberapa kasus, pemicunya berasal dari obat resep, radiasi, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes, kolitis ulseratif, psoriasis, dan rheumatoid arthritis.

Namun, pemfigoid bulosa lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan risikonya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Tanda dan gejala dari penyakit kulit ini termasuk kulit gatal dalam kurun waktu berminggu-minggu sebelum akhirnya terbentuk lepuhan. Lalu, muncul lepuhan besar sepanjang lipatan atau pada lipatan kulit, dan ini tidak pecah ketika disentuh. Kulit di sekitar lepuh yang normal, kemerahan atau lebih gelap dari biasanya, diikuti kemunculan eksim atau ruam.

Baca juga: Penyebab dari Pemfigoid Bulosa yang Perlu Diketahui

Bisakah Ditangani?

Penanganan penyakit pada lansia ini difokuskan pada penyembuhan kulit dan menghilangkan rasa gatal. Penanganan ini meliputi kombinasi dari:

  • Obat kortikosteroid. Perawatan paling umum adalah prednison, biasanya dalam bentuk pil. Namun, penggunaan jangka panjang meningkatkan risiko tulang lemah, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan infeksi. Salep kortikosteroid yang dioleskan pada area kulit yang terinfeksi bisa mengurangi efek sampingnya.

  • Obat steroid. Obat ini memengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghambat produksi sel darah putih penangkal penyakit pada tubuh. Jika tanda dan gejalanya melibatkan mata atau saluran pencernaan bagian atas, biasanya diresepkan obat-obatan tambahan.

  • Obat lain yang membantu mengurangi peradangan.

Baca juga: Begini Pengobatan untuk Atasi Pemfigoid Bulosa

Di sisi lain, pengobatan rumahan bisa dilakukan, seperti perawatan luka lepuhan. Mungkin, dokter juga menyarankan untuk membatasi aktivitas harian jika diperlukan. Pada beberapa kondisi, lepuhan dari pemfigoid bulosa pada kaki dan tangan membuat gerakan menjadi lebih terbatas. Hindari pula paparan sinar matahari, terutama pada area kulit yang terinfeksi dan kenakan pakaian yang longgar.

Jadi, memang benar bahwa pemfigoid bulosa berisiko terjadi pada orang-orang lanjut usia. Kenali gejalanya sejak dini, supaya tindakan penanganan bisa segera didapatkan. Tanyakan pada dokter apabila muncul gejala aneh pada tubuh. Jangan bilang repot dan susah, karena aplikasi Halodoc membuat kamu lebih mudah. Mau tanya dokter, beli obat, cek lab, semua bisa di Halodoc. Segera download aplikasinya!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan