Mitos atau Fakta, Pengidap Pneumonia Bisa Terkena Empiema

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Juni 2019
Mitos atau Fakta, Pengidap Pneumonia Bisa Terkena EmpiemaMitos atau Fakta, Pengidap Pneumonia Bisa Terkena Empiema

Halodoc, Jakarta - Populer dengan sebutan ‘paru-paru basah’, pneumonia merupakan salah satu penyakit paru-paru yang cukup umum ditemui. Penyakit infeksi yang menyerang paru ini menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang, bengkak, hingga dipenuhi dengan cairan atau lendir. Bahkan, pengidap pneumonia rentan terkena empiema, yaitu terkumpulnya nanah di dalam pleura. Benar atau tidak ya?

Pneumonia bisa dialami oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun, penyakit ini bisa menjadi hal yang berbahaya jika terjadi pada anak. Gejala yang umum muncul ketika terkena pneumonia adalah:

  • Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak.
  • Demam.
  • Berkeringat.
  • Menggigil.
  • Susah bernapas.
  • Dada sakit.
  • Nafsu makan menurun.
  • Detak jantung terasa cepat

Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami penyakit pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini tergantung juga pada kondisi masing-masing individu. Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut adalah gejala yang akan muncul saat penyakit pneumonia terjadi pada anak:

  • Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami nafas yang cepat dan tidak teratur.
  • Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit makan serta minum.

Baca juga: Sebabkan Sesak Napas, Bisakah Paru-Paru Basah Dicegah?

Mengapa Seseorang Bisa Kena Pneumonia?

Faktanya, pneumonia adalah penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jadi, penyakit pneumonia sangat mudah ditularkan melalui udara. Biasanya, penularannya terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.

Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

Peluang semakin besar untuk terkena penyakit pneumonia ini, jika memiliki beberapa faktor risiko tertentu. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit pneumonia adalah:

  • Bayi yang berusia 0-2 tahun.
  • Lansia yang memasuki usia di atas 65 tahun.
  • Pernah memiliki riwayat penyakit stroke sebelumnya.
  • Cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, akibat penyakit atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid.
  • Memiliki kebiasaan merokok. merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru, sehingga menyebabkan paru-paru basah.
  • Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu, seperti asma, diabetes, gagal jantung, cystic fibrosis, HIV dan AIDS.
  • Sedang menjalani pengobatan kanker. Pengobatan kanker seperti kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh, sehingga bakteri atau virus penyebab paru-paru basah ini dapat masuk.
  • Sedang dirawat di rumah sakit. Jika kamu sedang dirawat di rumah sakit (meski bukan dirawat akibat infeksi paru), kamu berisiko tinggi untuk terkena pneumonia. Pasalnya, virus dan bakteri penyakit ini cukup banyak ditemukan di area rumah sakit.

Baca juga: Yang Terjadi Ketika Tubuh Terkena Pneumonia

Risiko Empiema pun Mengintai

Kembali ke satu masalah yang dibahas di awal, benarkah pengidap pneumonia rentan terserang empiema? Jawabannya, ya. Empiema adalah kondisi ketika kumpulan nanah terbentuk di ruang pleura, yaitu area yang terletak di antara paru-paru dan permukaan bagian dalam dinding dada. Empiema biasanya terjadi setelah seseorang mengalami infeksi jaringan paru-paru atau pneumonia.

Empiema terbagi menjadi 2 jenis dengan gejala yang berbeda. Jenis yang pertama adalah empiema sederhana. Empiema jenis ini muncul pada tahap awal penyakit. Seseorang dapat dikatakan menderita empiema sederhana jika nanah mengalir secara bebas. Gejala-gejala empiema sederhana meliputi:

  • Napas pendek.
  • Batuk kering.
  • Demam.
  • Berkeringat.
  • Sakit di bagian dada ketika bernapas.
  • Sakit kepala.
  • Disorientasi.
  • Kehilangan nafsu makan.

Jenis empiema kedua adalah empiema kompleks yang muncul pada tahap akhir penyakit. Pada empiema kompleks, peradangan menjadi semakin parah. Jaringan parut mungkin terbentuk dan membagi ruang pleura menjadi rongga-rongga kecil. Kondisi ini disebut loculation dan akan semakin sulit diobati. Jika infeksi semakin memburuk, akan memicu terbentuknya lapisan tebal mengelilingi ruang pleura. Lapisan ini membuat paru-paru sulit mengembang.

Gejala-gejala empiema kompleks meliputi:

  • Sulit bernapas.
  • Sakit di bagian dada.
  • Kehilangan berat badan.
  • Suara napas menurun.

Baca juga: Ada Nanah di Selaput Paru, Bagaimana Empiema Diobati?

Itulah sedikit penjelasan tentang pneumonia dan empiema. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan