Mitos atau Fakta, Sindrom Metabolik Berbahaya bagi Otak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Desember 2018
Mitos atau Fakta, Sindrom Metabolik Berbahaya bagi OtakMitos atau Fakta, Sindrom Metabolik Berbahaya bagi Otak

Halodoc, Jakarta - Salah satu sindrom yang perlu kamu waspadai karena berbahaya bagi otak adalah sindrom metabolik. Gangguan sindrom metabolik merupakan sekumpulan kondisi yang meliputi peningkatan tekanan darah, kadar kolesterol, kadar gula darah, serta kelebihan lemak di sekitar pinggang yang terjadi secara bersamaan. Sindrom ini dapat mengakibatkan risiko yang fatal, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hingga penurunan fungsi otak.

Berubahnya tekanan darah, kolesterol, dan juga gula darah secara langsung memengaruhi pembuluh darah, jantung, dan juga insulin. Namun, mengapa sindrom metabolik berbahaya bagi otak? Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Pediatrics menemukan bahwa sindrom metabolik memengaruhi kemampuan kognitif pada remaja. Sebanyak 49 remaja tanpa sindrom metabolik dan 64 remaja dengan sindrom metabolik yang hanya mengalami tiga gejala sindrom metabolik melakukan tes kemampuan diri. Tes tersebut meliputi kemampuan psikomotor, daya ingat, pemahaman, dan konsentrasi.

Hasilnya menunjukkan bahwa remaja dengan sindrom metabolik memiliki skor lebih rendah pada tes kemampuan mental, membaca, dan menghitung. Kemudian, hasil MRI remaja tersebut menunjukkan adanya perubahan pada otak, yaitu berkurangnya volume hippocampus, bagian otak besar yang berada di lobus frontal (bagian depan) yang berperan untuk menyimpan memori. Itulah mengapa orang yang memiliki sindrom metabolik, kemampuan fungsi otaknya lambat laun akan berkurang.

Dalam penelitian lain yang dilakukan lebih berfokus pada orang dewasa dan orangtua, dilakukan di Singapura dengan mengamati lebih dari 1.500 orang. Hasilnya, 141 peserta mengembangkan gangguan kognitif ringan yaitu 14 persen pada orang dengan sindrom metabolik dan 8 persen pada orang yang tidak memilikinya.

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang dewasa dengan sindrom metabolik memiliki risiko lebih besar mengalami penurunan fungsi otak, sehingga rentan terhadap gangguan pada otak, seperti demensia, alzheimer, dan lain-lain.

Selain memperkecil volume hippocampus, sindrom metabolik dapat menyebabkan kadar gula darah naik. Kondisi ini juga berpotensi mengganggu fungsi otak untuk bekerja dengan baik. Sebab, otak membutuhkan glukosa untuk bekerja secara normal. Fungsi otak meliputi berpikir, belajar, dan mengingat. Jika kadar glukosa tidak normal, kemungkinan besar kemampuan otak untuk berpikir, belajar, atau mengingat tidak akan bekerja dengan baik.

Menurut American Heart Association dan National Heart, Lung, and Blood Institute, kamu sangat mungkin memiliki sindrom metabolik apabila:

  • Memiliki lingkar pinggang sekitar 101,6 sentimeter atau lebih pada pria dan 88,9 sentimeter atau lebih pada wanita.

  • Sedang minum obat penurun kolesterol atau memiliki kadar trigliserida tinggi antara 150 mg/dL atau lebih tinggi.

  • Memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, yaitu kurang dari 40 mg/dL pada pria dan kurang dari 50 mg/dL pada wanita.

  • Sedang minum obat hipertensi atau memiliki tekanan darah 130/85 mmHg atau lebih besar.

  • Memiliki kadar gula puasa yang tinggi, yaitu sekitar 100 mg/dL atau lebih.

Apabila kamu memiliki 3 gejala dari 5 hal di atas, sebaiknya segera lakukan diskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca Juga:

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan