Mr P yang Bengkok Akibat Peyronie, Bisakah Diluruskan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Maret 2019
Mr P yang Bengkok Akibat Peyronie, Bisakah Diluruskan? Mr P yang Bengkok Akibat Peyronie, Bisakah Diluruskan?

Halodoc, Jakarta - Penyakit peyronie terjadi pada alat kelamin pria yang menyebabkan bentuknya bengkok akibat jaringan parut atau plak yang terbentuk di dalam Mr P. Saat ereksi, Mr P ini menjadi bengkok dan tidak tegak seperti seharusnya. Pria yang mengidap penyakit ini biasanya tetap bisa melakukan hubungan intim seperti biasanya, namun pada beberapa kasus kelainan alat kelamin pria ini, pengidapnya bisa menyebabkan rasa sakit dan disfungsi ereksi.

Jaringan parut menumpuk di dalam membran putih yang sering berada di bagian atas dan dasar Mr P. Karena jaringan parut semakin menebal, Mr P membengkok atau mengurus. Pelengkungan atau kelainan bentuk Mr P ini bisa menyebabkan sakit atau ketidakmampuan berhubungan intim.

Pembengkakan dan peradangan penis bisa meningkatkan risiko bekas luka parah permanen pada penis. Jaringan parut pada penyakit Peyronie tidak sama dengan jaringan yang terbentuk secara abnormal di dalam arteri (penyebab stenosis), namun ini adalah jaringan cystic fibrous yang jinak (nonkanker).

Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan Mr P yang Malu Dibahas Pria

Penyebab Peyronie

Hingga kini, apa yang membuat kelainan alat kelamin pria ini masih belum diketahui. Namun, sejumlah peneliti percaya bahwa penyakit ini mungkin berasal dari benturan berkali-kali akibat aktivitas tertentu. Misalnya saja, cedera saat berhubungan intim, atau olahraga. Selama masa penyembuhan akibat cedera ini, jaringan parut bisa terbentuk dengan kacau yang menyebabkan perkembangan dalam pembengkokan penis.

Tidak hanya itu, kelainan ini bisa muncul akibat penyakit autoimun. Sistem kekebalan tubuh seharusnya melindungi tubuh dari infeksi dengan mengidentifikasi dan membunuh bakteri, virus, dan zat-zat asing yang membahayakan saat menyerbu. Jika terkena penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel-sel tubuh yang sehat, jadi penyakit Peyronie dapat mengembangkan sel lilin pada penis yang cedera dan menyebabkan radang dan bekas luka.

Baca Juga: Berapa Ukuran Normal Mr P?

Pengobatan Peyronie

Pada beberapa kasus, kondisi ini memang tidak memerlukan pengobatan karena akan kembali normal setelah satu atau dua tahun. Langkah pengobatan juga tidak diperlukan jika pembengkokan tidak terlalu berbahaya, tidak merasa sakit selama berhubungan intim, hanya merasa sedikit nyeri selama ereksi, dan masih bisa ereksi secara normal.

Namun, jika kelainan alat kelamin pria ini menyebabkan bahaya dan rasa tidak nyaman, maka harus segera mendatangi dokter untuk menjalani pengobatan. Terdapat dua cara pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Pemberian Obat-obatan. Dokter meresepkan sejumlah obat untuk mengurangi pembengkokan, ukuran jaringan parut, dan peradangan Mr P. Obat-obatan ini mungkin dapat diminum langsung atau melalui suntikan langsung ke jaringan parut di Mr P. Jenis obat oral yang bisa diberikan antara lain vitamin E, potassium para-aminobenzoate (potaba), tamoxifen, colchicine, acetyl-L-carnitine, pentoxifylline. Sementara obat suntikan yang dapat diberikan adalah verapamil, interferon alpha 2b, steroid, serta collagenase (xiaflex).

  • Pembedahan. Bentuk operasi yang dilakukan yakni dengan mengubah jaringan plak pada Mr P yang menahan efek lentur dan menyebabkannya mengeras sehingga Mr P bisa kembali normal. Namun, pengidapnya perlu memikirkan kembali langkah pengobatan ini karena prosedur operasi ini bisa memberikan efek samping, seperti masalah ereksi dan memperpendek Mr P ketika saat ereksi.

Baca Juga: HOAX atau Fakta: Benarkah Mr P Bisa Patah?

Punya keluhan kesehatan pada organ vital? Kamu bisa bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan