Muncul di Tulang Ekor, Ini 7 Faktor Risiko Kista Pilonidal

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 November 2019
Muncul di Tulang Ekor, Ini 7 Faktor Risiko Kista PilonidalMuncul di Tulang Ekor, Ini 7 Faktor Risiko Kista Pilonidal

Halodoc, Jakarta – Kista pilonidal alias pilonidal cyst merupakan penyakit yang terjadi karena muncul benjolan kulit di dekat tulang ekor. Benjolan tanda penyakit ini tumbuh tepat di bagian atas belahan bokong. Benjolan yang muncul pada kista pilonidal berisi serpihan folikel rambut dan kulit. Penyakit ini tergolong langka atau jarang terjadi. 

Kabar buruknya, penyakit ini lebih umum terjadi pada pria dibanding wanita. Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kista pilonidal terbentuk. Kondisi ini muncul karena rambut yang tidak tumbuh keluar, sehingga berubah menjadi benjolan. Kista pilonidal bisa terinfeksi dan memicu munculnya rasa nyeri di sekitar benjolan. Jika dibiarkan, infeksi bisa memicu komplikasi berbahaya. 

Baca juga: Sering Menyerang Pria, Apa Itu Kista Pilonidal?

Faktor Risiko Kista Pilonidal 

Penyebab pasti kista pilonidal masih belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini banyak disebabkan oleh rambut yang tidak tumbuh ke luar alias rambut tumbuh ke dalam. Kondisi rambut tumbuh ke dalam ini disebut dengan istilah ingrown hair. Selain itu, penyakit ini juga disebut bisa terjadi karena ada cedera berulang terutama pada area tulang ekor. Ada 7 faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit kista pilonidal, yaitu: 

  1. Berjenis kelamin pria.

  2. Berusia muda, kista ini sering menyerang orang yang berusia 20 tahunan. 

  3. Mengalami kelebihan berat badan alias obesitas. 

  4. Menjalani gaya hidup tidak aktif alias malas bergerak. 

  5. Kebiasaan duduk terlalu lama. 

  6. Pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan atau tidak wajar. 

  7. Memiliki struktur rambut yang keras atau kaku.

Ada juga yang menyebut bahwa penyakit ini berhubungan dengan riwayat kesehatan keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan kista pilonidal disebut lebih rentan mengalami penyakit yang sama. Untuk memastikan apakah benjolan yang muncul merupakan kista pilonidal atau bukan, perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter. 

Baca juga: Ini Tes untuk Mendiagnosis Kista Pilonidal

Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan menelusuri riwayat penyakit keluarga dan gejala apa saja yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat dan menyentuh benjolan yang muncul. Pemeriksaan penunjang mungkin dibutuhkan, terutama jika terjadi infeksi yang parah. Dalam hal ini, pemeriksaan penunjang kista pilonidal meliputi tes darah dan foto rontgen. 

Pemeriksaan dan pengobatan penyakit ini harus dilakukan segera. Sebab, kista pilonidal yang tidak segera ditangani bisa memicu sejumlah komplikasi, seperti terbentuknya abses, infeksi yang menyebar ke bagian tubuh lain, serta kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa. Komplikasi berupa kanker biasanya terjadi pada infeksi berulang akibat kista pilonidal. 

Meski penyebabnya belum diketahui, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Kista pilonidal bisa dicegah dengan selalu menjaga area bokong tetap bersih dan kering. Selain itu, kamu juga bisa menghindari terjadinya rambut tumbuh ke dalam dengan rutin mencukur rambut berlebih di sekitar bokong, menjaga berat badan tetap seimbang, dan hindari duduk terlalu lama. Hindari juga mengenakan celana yang terlalu ketat dalam waktu lama, sebab hal itu bisa memicu terjadinya gangguan pada kulit di area bokong. 

Baca juga: Cara Mengobati Kista Pilonidal yang Perlu Diketahui

Masih penasaran tentang kista pilonidal dan apa saja faktor risikonya? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa kapan dan di mana saja menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
eMedicineHealth. Diakses pada 2019. Pilonidal Cyst.
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Pilonidal Cyst.
Web MD. Diakses pada 2019. Who's at risk for a pilonidal cyst?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan