Muntah Setelah Jajan Pinggir Jalan, Awas Keracunan Makanan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   03 Juli 2023
Muntah Setelah Jajan Pinggir Jalan, Awas Keracunan MakananMuntah Setelah Jajan Pinggir Jalan, Awas Keracunan Makanan

Halodoc, Jakarta - Bagi kamu yang suka jajan di pinggir jalan, sebaiknya hati-hati akan risiko keracunan makanan. Sebab, kamu tentu tidak dapat mengetahui pasti bagaimana pengolahan jajanan tersebut. Apakah sudah cukup higienis, bersih, dan tidak terkontaminasi dengan zat beracun? Tentu tidak ada yang bisa menjamin.

Keracunan makanan dapat terjadi ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar oleh kuman dari lingkungan sekitar. Entah itu bakteri, virus, ataupun parasit. Misalnya, dari air kotor yang dipakai untuk mencuci bahan makanan atau peralatan masak secara berulang. Apalagi, kuman penyebab keracunan makanan itu ukurannya sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Jajanan pinggir jalan yang selama ini kamu anggap bersih pun bisa saja mengandung banyak kuman.

Baca juga: Ketahui 8 Jenis Makanan yang Rentan Sebabkan Keracunan Makanan


Muntah dan Berbagai Gejala Lainnya

Berbagai gejala yang dapat muncul ketika mengalami keracunan makanan adalah:

1. Muntah dan Mual

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala yang umum terjadi ketika keracunan makanan. Gejala ini sebenarnya adalah refleks alami tubuh untuk mengeluarkan kuman penyebab penyakit dari tubuh, yang masuk melalui makanan. Ketika kuman masuk dan menyebabkan infeksi, organ pencernaan akan otomatis memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman. Alhasil, kamu akan merasa mual dan bisa berakhir muntah-muntah. 

2. Diare 

Selain mual dan muntah, diare juga merupakan salah satu ciri keracunan makanan yang paling umum. Gejala ini biasanya muncul beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi atau dalam 1-2 hari kemudian. Ciri diare yang menjadi gejala keracunan makanan biasanya ditandai dengan feses yang lembek berair, kadang mengandung ampas makanan dan kadang tidak.

Sama seperti mual dan muntah, diare juga muncul sebagai reflek alami tubuh terhadap kuman yang menginfeksi sistem pencernaan. Infeksi tersebut membuat usus bekerja lebih keras, tetapi tidak efisien menyerap makanan dan air dengan baik. Hal itu kemudian justru menyebabkan usus menarik cairan tubuh lebih banyak dan terjadilah kelebihan air di usus. Kelebihan air yang menggenang di dalam usus itu mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair tidak berbentuk. 

Baca juga: Makanan Kaleng Bisa Sebabkan Keracunan Makanan, Benarkah?

3. Perut Mulas dan Kram

Perut yang terasa mulas atau sakit melilit, bahkan kram, sering terjadi setelah kamu mengonsumsi sesuatu yang mengandung kuman. Sensasi mulas dan melilit itu juga muncul sebagai respons alami tubuh untuk merangsang keinginan buang air besar. Sebab, ketika bakteri, virus, atau parasit menyerang sistem pencernaan, perut akan memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu ada sesuatu yang salah pada tubuh. Kemudian, otak akan memerintahkan otot-otot usus untuk mengejang dan melemas berulang kali.

Nah, proses itulah yang membuat perut terasa mulas atau kram. Namun sebenarnya, kontraksi otot perut itu bertujuan untuk mendorong feses yang berisi kuman agar cepat keluar dari tubuh lewat anus. Perut biasanya akan terasa sakit dan mulas hingga 1-3 kali sebelum akhirnya merasakan desakan untuk buang air besar.

4. Demam

Pada beberapa kasus, orang yang keracunan makanan juga mengalami demam ringan. Demam ini pada dasarnya adalah efek dari peradangan di dalam tubuh, yang terjadi saat sistem imun sedang aktif melawan infeksi. Di sisi lain, demam juga bisa menjadi cara tubuh untuk menaikkan suhu intinya akibat gejala keracunan makanan yang berupa muntah dan diare. 

Sebab, muntah dan diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan (dehidrasi). Jika dehidrasi terus berlanjut, hilangnya cairan tubuh dalam jumlah banyak akan berangsur menurunkan suhu inti tubuh. Jika tubuh tidak demam, penurunan suhu tubuh secara drastis justru dapat menyebabkan kamu mengalami hipotermia, yang lebih berbahaya lagi. Jadi, demam tinggi biasanya merupakan ciri utama dehidrasi parah akibat keracunan makanan.

Baca juga: Jangan Salah, Begini Pertolongan Pertama Keracunan Makanan

5. Sakit Kepala

Selain demam, pusing dan sakit kepala juga bisa kamu rasakan sebagai gejala keracunan makanan. Sakit kepala umumnya akan muncul jika demam yang kamu alami tinggi. Namun, komplikasi keracunan makanan berupa dehidrasi juga dapat menimbulkan sakit kepala.

6. Lemas

Proses terjadinya infeksi dalam tubuh dan segala macam gejala yang dirasakan selama keracunan makanan dapat membuat tubuh menjadi lemas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh terkurasnya kadar elektrolit tubuh, karena habis terbawa oleh feses cair dan cairan muntah. Padahal, cadangan elektrolit dalam tubuh sangat penting fungsinya untuk membantu kerja otot, agar bisa berfungsi normal. Jika tubuh kekurangan elektrolit, kamu bisa lemas tak bertenaga. 

Itulah 6 gejala yang umum terjadi ketika mengalami keracunan makanan. Jika kamu mengalaminya, jangan panik. Segera download aplikasi Halodoc untuk meminta saran dari dokter dan tetap penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum air putih. Kalau gejala tak kunjung membaik, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: Mual Setelah Makan, Kenapa?




Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Food Poisoning.
Healthline. Diakses pada 2020. Food poisoning causes.
Verywell Health. Diakses pada 2020. Food poisoning.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan