Musik Pengaruhi Mood, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 April 2018
Musik Pengaruhi Mood, Kok Bisa?Musik Pengaruhi Mood, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta –  Bukan hanya cuaca yang bisa memengaruhi suasana hati (mood), begitu pun juga musik. Ini dibuktikan dalam studi yang dipublikasikan oleh Journal of Positive Psychology. Studi tersebut menemukan bahwa musik upbeat bisa memperbaiki mood dan meningkatkan perasaan bahagia dalam dua minggu. Studi lain yang dipublikasikan dalam World Journal of Psychiatry juga menemukan bahwa terapi musik dapat mengurangi depresi dan kecemasan, sehingga mampu memperbaiki mood, harga diri, serta kualitas hidup. Jadi, sekarang kamu enggak perlu heran jika banyak orang yang meningkatkan mood dengan musik.

Bahkan, selain untuk meningkatkan mood, musik juga dijadikan cara untuk mengekspresikan emosi. Misalkan orang yang sedih akan mendengarkan musik bergenre sedih dan orang yang bahagia akan mendengarkan musik bergenre bahagia. Namun, bagaimana sih cara musik memengaruhi mood? Cari tahu jawabannya di sini, yuk. (Baca juga: Cuaca Pengaruhi Mood, Kok Bisa?)

1. Mengikat Emosi

Cara termudah untuk melihat bagaimana musik mengikat emosi adalah dengan melihat respon seseorang saat mendengarkannya. Sebab, meskipun emosi dirasakan oleh hati, melalui otak lah stimulus emosi akan dikomunikasikan. Studi lain juga melaporkan bahwa musik dapat menstimulasi emosi melalui sirkuit otak yang spesifik. Jadi, kamu enggak perlu heran jika melihat orang menari, jingkrak-jingkrak, atau galau saat mendengarkan musik.

2. Mengembalikan Memori

Sebuah studi tahun 2009 dari Universitas California menemukan bahwa musik bisa membuat seseorang terhubung kembali dengan memori masa lalu. Mungkin ini sebabnya banyak orang mendengarkan musik untuk bernostalgia. Karena, selain mengingatkan tentang memori masa lalu, sebuah lagu yang punya kenangan khusus juga bisa memunculkan emosi yang sama seperti di masa lalu. Mungkin ini sebabnya ada orang yang terbawa suasana (baper) saat mendengarkan lagu tertentu.

3. Neuroplastisitas

Dalam hal ini, musik memengaruhi emosi dengan cara yang luar biasa. Sebab, neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk memperbaiki koneksi dan menemukan jalur alternatif ke memori, emosi, dan sistem fisik seperti kemampuan bicara. Saat otak mengalami kerusakan, otak akan menciptakan jalur baru untuk tetap berfungsi secara optimal. Salah satu caranya adalah dengan terapi mendengarkan musik. Meski terkesan sepele, musik nyatanya mampu menstimulasi otak untuk menciptakan jalur baru sebagai upaya perbaikan. Hal ini dibuktikan dalam studi dari Universitas Newscastle, Australia. Studi tersebut melaporkan bahwa musik populer sering digunakan untuk mendampingi pasien dengan kerusakan pada otak. Hasilnya, musik tersebut mampu menghubungkan pasien tersebut pada memori yang sebelumnya tidak dapat diakses.

4. Meningkatkan Fokus

Beberapa orang mendengarkan musik untuk meningkatkan fokus. Sebab, musik nyatanya mampu mengaktifkan, mempertahankan, dan memperbaiki fokus seseorang. Ini dibuktikan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stanford University School of Medicine. Studi tersebut menginvestigasi hubungan antara musik dan pikiran seseorang. Hasilnya, studi tersebut berpendapat bahwa mendengarkan musik mampu membantu otak untuk mengantisipasi kegiatan dan mempertahankan fokus yang lebih baik.

Meski perubahan mood itu hal yang wajar, kamu perlu waspada jika perubahan mood mulai memengaruhi kehidupan sosial. Jika sudah begitu, ada baiknya kamu segera bicara ke dokter. Sebab bisa jadi, perubahan mood yang terlalu ekstrem menjadi tanda adanya gangguan psikologis. Agar lebih mudah, kamu bisa memanfaatkan fitur Contact Doctor di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat, Voice Call, atau Video Call. Jadi, ayo download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play. (Baca juga: Manfaat Dengarkan Musik Saat Olahraga)

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan