Musim Hujan Tiba, Hati-Hati Terserang Tifus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Februari 2020
Musim Hujan Tiba, Hati-Hati Terserang TifusMusim Hujan Tiba, Hati-Hati Terserang Tifus

Halodoc, Jakarta - Demam tifoid atau sering disebut dengan tifus, menjadi penyakit yang rentan menyerang ketika musim hujan tiba. Tifus, merupakan penyakit infeksi yang terjadi karena bakteri jenis Salmonella typhi dan menular dengan cukup cepat. Penularannya terjadi melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi bakteri. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, tipes atau tifus ini menular melalui urine yang telah terkontaminasi. 

Di Indonesia sendiri, setiap tahun setidaknya ada sekitar 100 ribu orang yang terserang penyakit ini. Inilah mengapa tipes menjadi masalah kesehatan yang cukup serius. Penyebab utama tipes ini karena buruknya sanitasi dan sulitnya untuk mengakses air bersih pada beberapa daerah, terutama ketika musim hujan dan banjir tiba. Nah, memasuki musim hujan ini, kamu harus lebih waspada terhadap penyakit tifus.

Baca juga: Yang Terjadi Jika Orang Dewasa Terkena Tifus

Mengenali Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Tifus

Tifus dapat terjadi karena cuaca yang tidak menentu. Gejala tifus cenderung berkembang dalam kurun waktu antara 1 hingga 2 minggu setelah paparan atau kontaminasi terjadi. Gejala yang muncul bervariasi, tetapi umumnya kamu merasakan sakit kepala, demam, batuk kering, mengalami diare atau sembelit, nyeri sendi, sakit punggung, batuk kering, dan seperti selalu kelelahan meski tidak sedang beraktivitas. 

Baca juga: 5 Pengobatan Gejala Tifus yang Perlu Dicoba

Pada beberapa kasus, demam tifoid identik dengan munculnya bintik-bintik dengan warna gelap, mirip dengan gejala yang muncul pada penyakit kudis. Bintik atau ruam ini akan menyebar ke seluruh bagian tubuh, termasuk kaki, wajah, dan telapak tangan. Nah, kalau kamu mengalami gejala ini, jangan menunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Agar kamu segera mendapatkan pengobatan, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat. 

Pasalnya, tifus bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Pun, beberapa orang cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi, seperti orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, saling berbagi barang-barang yang digunakan, kontak langsung dengan pengidap atau hewan yang terkena paparan bakteri ini, dan melakukan perjalanan ke daerah yang endemik terhadap penyakit ini. 

Bisakah Tifus saat Hujan Dicegah?

Tipes bisa dicegah dengan melakukan vaksin rutin untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit satu ini. ini artinya, kamu harus tetap rutin mendapatkan vaksinasi agar kekebalan tubuh tetap terjaga dan kamu terhindar dari bahaya serta komplikasi yang muncul akibat penyakit tifus. 

Pemberian vaksin ini diwajibkan untuk anak usia di atas 2 tahun, dan dilakukan pengulangan vaksin yang sama setiap tahunnya. Melakukan vaksin tipes juga diwajibkan untuk orang-orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang terbilang endemik dan rentan terhadap paparan bakteri penyebab penyakit ini. Meski begitu, pemberian vaksin tidak bisa melindungi tubuh terhadap infeksi sepenuhnya. Bisa jadi, paparan tetap terjadi, tetapi tingkatannya tidak seberat pada orang-orang yang belum mendapatkan vaksin. 

Baca juga: Rentan Terjadi saat Banjir, Ini 9 Gejala Penyakit Tifus

Nah, untuk tindakan pencegahannya sendiri, ada beberapa cara yang bisa dicoba, seperti selalu memastikan untuk mencuci tangan setelah beraktivitas, hindari melakukan kontak langsung dengan pengidap atau hewan yang berisiko, dan menggunakan losion untuk menghindari gigitan serangga, terlebih jika kamu melakukan perjalanan alam, seperti berkemah atau mendaki gunung. 

Referensi: 
WHO. Diakses pada 2020. Typhus Fever.
Healthline. Diakses pada 2020. Typhus Fever.
MedinePlus. Diakses pada 2020. Typhus.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan