Nyeri Dada dan Gejala Lain dari Penyakit Pectus Excavatum

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 Mei 2019
Nyeri Dada dan Gejala Lain dari Penyakit Pectus ExcavatumNyeri Dada dan Gejala Lain dari Penyakit Pectus Excavatum

Halodoc, Jakarta - Pectus excavatum merupakan kelainan dinding dada yang sebagian besar pengidapnya adalah anak laki-laki. Pada kondisi yang ringan, tidak ada keluhan lain selain bentuk dada yang tidak normal. Namun, jika cekungan semakin parah dan dalam, kondisi ini dapat mengganggu kerja jantung dan paru-paru.

Baca juga: Sindrom Marfan Tingkatkan Risiko Anak Terkena Kifosis

Pectus Excavatum, Kelainan pada Dinding Dada

Pectus excavatum merupakan kondisi ketika bentuk tulang dada masuk ke dalam. Dalam kasus yang parah, bagian tengah dada akan tampak sangat cekung ke dalam. Kondisi ini membuat pengidapnya tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya.

Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap Pectus Excavatum

Gejala utama pada pengidap pectus excavatum ditandai dengan dada yang terlihat cekung yang disertai dengan nyeri dada. Cekungan ini bisa saja bertambah parah pada beberapa pengidapnya seiring dengan berjalannya waktu. Pectus excavatum pada kasur yang parah, tulang dada akan menekan jantung dan paru-paru. Nah, kondisi ini biasanya ditunjukkan dengan gejala seperti infeksi pernapasan, mudah lelah saat berolahraga, batuk-batuk atau suara mengi, detak jantung cepat atau berdebar, dan kelelahan.

Tingkat keparahan pada pengidap penyakit ini akan ditentukan oleh sebuah metode pengukuran yang bernama Indeks Haller. Indeks Haller dapat dihitung dengan melakukan X-ray atau CT scan. Nah, dari hasil pencitraan tersebut, dokter akan mengukur jarak antara tulang tengah dinding dada hingga tulang punggung. Angka normal pada pectus excavatum adalah 2,5. Sedangkan pectus excavatum bisa masuk dalam kategori cukup parah apabila sudah melebihi angka 3,25.

Baca juga: Enggak Bisa Sembuh, Semua Orang Bisa Kena Sindrom Marfan

Ini yang Jadi Penyebab Pectus Excavatum

Riwayat keluarga memengaruhi 37 persen orang yang mengidap pectus excavatum. Selain riwayat keluarga, kondisi ini juga rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki:

  • Sindrom marfan, yaitu kelainan genetik pada jaringan ikat.
  • Sindrom Ehlers-Danlos, yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan pada kekuatan dan kelenturan jaringan pada tubuh, seperti kulit, sendi, pembuluh darah, dan organ dalam.
  • Osteogenesis imperfecta, yang bisa disebut juga penyakit tulang rapuh. Penyakit ini adalah sejenis gangguan struktur tulang. Orang yang mengidap penyakit ini memiliki tulang yang mudah rusak, biasanya akibat trauma yang ringan.
  • Sindrom noonan, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan berbagai bagian tubuh menjadi tidak normal.
  • Sindrom turner, yaitu kondisi kelainan kromosom yang memengaruhi perkembangan perempuan ketika 1 dari kromosom X absen ataupun rusak parsial.

Sampai saat ini, belum diketahui apa yang jadi penyebab pasti terjadinya pectus excavatum pada seseorang. Namun, faktor genetika diduga ikut memengaruhi terjadinya kondisi ini.

Baca juga: Gejala dari Sindrom Marfan yang Wajib Diwaspadai

Mengidap Pectus Excavatum, Begini Metode Penyembuhannya

Seseorang tidak membutuhkan pengobatan tertentu, jika masalah tulang dada ini tidak menyebabkan keluhan fisik dan mental yang berarti. Pengobatan baru akan dibutuhkan ketika tekanan tulang dada ini mengganggu fungsi paru atau menyebabkan masalah psikologis. Jika ini terjadi, biasanya dokter akan melakukan pembedahan guna memperbaiki posisi tulang. Prosedur ini biasanya baru akan dilakukan ketika tulang dada menekan paru, sehingga menyebabkan pengidapnya sulit bernapas.

Jika kamu punya pertanyaan seputar masalah kesehatan lainnya, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan