Nyeri Setelah Berhubungan Intim, Waspada Tanda Kista Ovarium

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 April 2019
Nyeri Setelah Berhubungan Intim, Waspada Tanda Kista OvariumNyeri Setelah Berhubungan Intim, Waspada Tanda Kista Ovarium

Halodoc, Jakarta – Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam indung telur (ovarium). Perlu diketahui bahwa tiap wanita memiliki dua ovarium, satu berada di bagian kanan dan satu di bagian kiri rahim. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur, serta memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium menjadi terganggu jika ada kista atau masalah lain di dalam ovarium.

Baca Juga: 10 Hal Ini Bisa Menyebabkan Kista Ovarium

Kista ovarium terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah kista fungsional yang muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista jenis ini tergolong tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Jenis kedua adalah kista patologis yang mengandung sel abnormal. Pada sebagian kasus, kista patologis bersifat kanker.

Kenali Gejala Kista Ovarium

Gejala kista ovarium umumnya bisa hilang dalam beberapa bulan. Pada kista yang berukuran besar atau pecah, pengidap rentan mengalami gejala parah yang perlu diatasi dengan tindakan operasi. Gejala tersebut meliputi perdarahan berat, siklus haid tidak teratur, sulit hamil, nyeri pada tulang panggul, nyeri saat berhubungan intim, perut kembung, serta sulit buang air kecil dan buang air besar.

Kista ovarium yang disertai gejala perlu dirujuk ke dokter spesialis ginekologi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan organ intim, USG, dan tes darah. Tujuannya untuk memastikan diagnosis penyakit.

Baca Juga: Kista Ovarium Bisa Terjadi pada Usia Remaja?

Langkah Pengobatan Kista Ovarium

Meski bisa hilang dalam beberapa bulan, kista ovarium tidak boleh dianggap sepele karena berpotensi menyebabkan komplikasi berbahaya, di antaranya meliputi torsi ovarium dan pecahnya kista. Maka itu, sebaiknya pasangan yang menikah melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan tujuan untuk mendeteksi adanya potensi kista ovarium.

Pada kasus yang parah, kista ovarium diobati dengan tindakan operasi untuk mengangkat kista. Namun, tindakan ini dilakukan atas dasar pertimbangan berikut:

  • Ada tidaknya gejala. Pengangkatan kista dianjurkan jika pengidap mengalami gejala.

  • Ukuran dan kandungan kista. Biasanya pengangkatan kista dilakukan jika ukurannya semakin membesar dan mengandung sel abnormal.

  • Kista muncul saat masa menopause. Kista ovarium yang terjadi pada wanita menopause berisiko tinggi untuk berkembang menjadi kanker ovarium. Itu mengapa pengidap kista ovarium yang sudah menopause direkomendasikan untuk menjalani tes darah dan USG secara teratur untuk memastikan kista sudah hilang.

Dampak Kista Ovarium Terhadap Kesuburan

Kekhawatiran wanita pengidap kista ovarium adalah terganggunya kesuburan. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena pada umumnya, kista bisa diangkat tanpa mengganggu ovarium. Hanya jenis kista ovarium kompleks yang membutuhkan penanganan khusus (operasi) dan berpengaruh pada tingkat kesuburan pengidap.

Baca Juga: Kista Ovarium, Benarkah Bikin Susah Punya Keturunan?

Itulah fakta nyeri setelah berhubungan intim yang perlu diwaspadai. Kalau kamu punya keluhan serupa, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan