Obesitas pada Remaja Bisa Disebabkan Jarang Sarapan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2020
Obesitas pada Remaja Bisa Disebabkan Jarang SarapanObesitas pada Remaja Bisa Disebabkan Jarang Sarapan

Halodoc, Jakarta – Tidak hanya pada orang dewasa, nyatanya kondisi obesitas pun rentan dialami oleh remaja. Pada remaja, obesitas menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai dan dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Berbagai dampak obesitas dapat dialami oleh para remaja, seperti munculnya berbagai gangguan kesehatan yang berkaitan dengan jantung, diabetes, hingga penurunan kualitas hidup.

Baca juga: Pola Makan yang Tidak Sehat Bisa Picu Remaja Alami Obesitas

Untuk itu, tidak ada salahnya ibu waspada terhadap kondisi ini pada remaja. Tidak hanya faktor keturunan maupun kurangnya aktivitas pada anak, obesitas pada remaja juga dapat disebabkan oleh kebiasaan jarang mengonsumsi makanan pada pagi hari atau sarapan. Nah, tidak ada salahnya ketahui alasan mengapa jarang sarapan dapat menyebabkan obesitas, di sini. Selain itu, ibu bisa lakukan pencegahan agar anak remaja terhindar dari obesitas.

Inilah Alasan Jarang Sarapan dapat Sebabkan Obesitas

Sarapan menjadi salah satu waktu makan yang paling penting dan tidak boleh dilewatkan. Hal ini disebabkan saat remaja mengonsumsi menu sehat untuk sarapan, maka remaja akan mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang baik untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. 

Ada berbagai dampak yang bisa dialami oleh remaja ketika melewatkan waktu sarapan. Mulai dari penurunan performa saat berkegiatan, lebih mudah mengalami kelelahan, sering mengantuk, hingga kesulitan berkonsentrasi. Tidak hanya itu, bahkan, remaja yang jarang sarapan ternyata lebih rentan mengalami kondisi obesitas.

Lalu, mengapa jarang sarapan menyebabkan obesitas pada remaja? Melewati waktu sarapan akan membuat remaja merasa sangat lapar pada siang hari. Hal ini menyebabkan anak remaja akan mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih besar tanpa memperhatikan asupan kalori dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

Meskipun jarang sarapan bukan menjadi alasan utama obesitas pada remaja, tetapi kondisi ini dapat menjadi pemicu atau faktor risiko dari kondisi obesitas. Pada sebuah penelitian di Inggris, jarang sarapan nyatanya memengaruhi seorang remaja mengalami obesitas. Sedangkan, remaja di Australia, tidak mengalami kenaikan berat badan, meskipun jarang sarapan. 

Kedua hal ini menjelaskan, selain kebiasaan sarapan, obesitas juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti gaya hidup, pola makan, hingga jenis makanan yang dikonsumsi. Untuk itu, sangat penting bagi ibu untuk memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang dikonsumsi oleh para remaja.

Baca juga: Obesitas pada Remaja Bisa Sebabkan Masalah Mental

Pencegahan Obesitas pada Remaja

Tentunya saat ibu melihat perkembangan anak dan terlihat gejala obesitas, tidak ada salahnya menggunakan aplikasi Halodoc dan tanyakan langsung pada dokter mengenai kondisi kesehatan anak. Ibu bisa download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play.

Selain itu, ibu bisa lakukan beberapa cara ini sebagai langkah pencegahan obesitas pada anak, seperti:

  1. Mengajarkan anak gaya hidup sehat dengan rutin melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Ajak anak untuk melakukan olahraga bersama keluarga agar anak semangat dalam melakukan olahraga.
  2. Siapkan menu makan sehat untuk anak. Ibu bisa mengubah camilan anak dengan buah-buahan atau sayuran.
  3. Sebaiknya hindari memberikan penghargaan pada anak dalam berupa makanan. Hindari juga menghukum anak dengan menahan jadwal makan.
  4. Berikan anak waktu istirahat yang cukup.
  5. Batasi pengonsumsian makanan maupun minuman yang mengandung gula tambahan atau pemanis buatan.
  6. Jangan lupa untuk selalu memonitor perkembangan dan pertumbuhan anak untuk memastikan anak dalam kondisi yang sehat.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Obesitas pada Anak Bisa Picu Perlemakan Hati

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak mengalami obesitas. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi, jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan air putih anak. Obesitas yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang terkait dengan gangguan ginjal, hati, jantung, hingga tingkat kesuburan.

Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2020. Pencegahan Obesitas pada Remaja.
Plos One. Diakses pada 2020. Infrequent Breakfast Consumption Is Associated with Higher Body Adiposity and Abdominal Obesity in Malaysian School Aged Adolescents.
Healthfully. Diakses pada 2020. The Importance of Eating Breakfast for Teenagers.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Tips to Help Children Maintain a Healthy Weight.
University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2020. Preventing Obesity in Children, Teens, and Adults.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan