Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Anoreksia, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 Oktober 2020
Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Anoreksia, Benarkah?Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Anoreksia, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, olahraga memberikan manfaat kesehatan dan mental. Bagi pengidap gangguan makan, seperti anoreksia, olahraga berlebihan dilihat sebagai gejala yang dapat membuat gangguan semakin berkembang. 

Kebanyakan orang menganggap gejala anoreksia hanya sebatas memuntahkan makanan. Banyak yang belum mengetahui bahwa olahraga berlebihan juga merupakan gejala dari anoreksia. Perilaku ini bisa menimbulkan konsekuensi yang serius. Seperti apa olahraga berlebihan yang dilakukan pengidap anoreksia?

Baca juga: Alasan Wanita Lebih Banyak yang Kena Anoreksia Nervosa

Olahraga Berlebihan pada Pengidap Anoreksia

Olahraga berlebihan pada pengidap anoreksia didefinisikan sebagai salah satu dari berikut ini:

  • Olahraga mengganggu kegiatan atau aktivitas penting.
  • Olahraga lebih dari tiga jam per hari dan menyebabkan stres jika seseorang tidak dapat berolahraga. 
  • Sering berolahraga pada waktu dan tempat yang tepat dan tidak ada upaya untuk mencegah perilaku tersebut. 
  • Tetap berolahraga meskipun mengalami cedera, sakit, atau komplikasi medis yang lebih serius. 

Perlu kamu ketahui bahwa olahraga berlebihan adalah gejala umum dari berbagai jenis gangguan makan. Hal ini dapat ditemukan pada pengidap anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan dysmorphia otot, serta gangguan makan tertentu lainnya. Pada kasus gangguan makan restriktif, termasuk anoreksia, bahkan terdapat bukti bahwa peningkatan olahraga merupakan reaksi biologis yang mendasarinya. 

Beberapa pengidap anoreksia melakukan olahraga berlebihan karena mereka tidak mampu memuntahkan makanan yang telah dimakan. Beberapa pengidap menganggap muntah sangat tidak nyaman. Namun, beberapa lainnya memilih untuk berolahraga karena mereka yakin itu lebih dapat diterima secara sosial. Bahaya paling signifikan dari olahraga ekstrim adalah patah tulang, denyut jantung rendah, amenore, dan osteoporosis. 

Fraktur stres adalah fraktur mikro tulang, biasanya di area yang menahan seperti kaki dan tungkai bawah. Fraktur stres berkembang dari aktivitas aerobik yang berulang, berdampak tinggi, dan menahan beban. Pengidap gangguan makan yang mengalami keropos tulang akibat osteopenia atau osteoporosis, sangat rentan mengalami patah tulang karena stres. 

Baca juga: Bagaimana Media Sosial Sebabkan Gangguan Makan?

Bradikardia atau detak jantung rendah, dapat terjadi sebagai akibat metabolisme terbalik. Dampak jangka panjang dari penurunan denyut jantung adalah potensi aritmia dan perpanjangan konduksi listrik jantung dengan kemungkinan kematian mendadak. 

Sementara dampak amenore dari penurunan berat badan yang signifikan dan cepat serta menyebabkan osteopenia dan kehilangan kepadatan tulang yang berbahaya akibat osteoporosis, dapat mengakibatkan komplikasi lain yang lebih serius. 

Pengobatan Anoreksia dengan Olahraga yang Berlebihan

Olahraga berlebihan setelah keluar dari rumah sakit adalah faktor risiko terjadinya relaps atau kekambuhan. Dengan olahraga, dapat mempertahankan pengidap anoreksia tetap terjebak dalam gangguan makan dan menjadi kontraproduktif secara fisik ketika penambahan berat badan menjadi tujuan pengobatan. 

Dokter biasanya merekomendasikan pengidap untuk berhenti berolahraga, sampai kondisi pengidap gangguan makan stabil dalam pemulihan. Keputusan untuk mengizinkan seseorang anoreksia yang dalam pemulihan boleh melanjutkan olahraga adalah sebagai motivasi untuk mereka cepat pulih. Ini mungkin akan menyenangkan, tapi seringkali jadi bumerang bagi pengidap dan dokter. 

Baca juga: Seperti Inilah Fungsi Otak Pengidap Anoreksia Nervosa

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan gejala olahraga berlebihan dan gangguan makan, maka pengobatan gangguan makan, termasuk psikoterapi, dinilai dapat membantu mengatasi gangguan makan dan obsesi olahraga.

Terapi perilaku kognitif juga membantu mengubat perilaku, serta keyakinan yang mendasari tentang olahraga dapat membantu kamu untuk mengembangkan kesederhanaan dan keseimbangan. Perawatan yang tepat bisa kamu terima dengan bertanya terlebih dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Very Well Mind. Diakses pada 2020. Excessive Exercise as an Eating Disorder Symptom
Psychology Today. Diakses pada 2020. Should You Exercise During Recovery From Anorexia? Part 1
Eating Disorder Hope. Diakses pada 2020. Exercise Compulsion and its Dangers


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan