Olahraga Bisa Mencegah Otak Menyusut, Masa Sih?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Mei 2019
Olahraga Bisa Mencegah Otak Menyusut, Masa Sih?Olahraga Bisa Mencegah Otak Menyusut, Masa Sih?

Halodoc, Jakarta – Seiring bertambahnya usia otot kita akan mengalami penyusutan sehingga massanya akan berkurang. Namun, apa kamu tahu kalau otot pun juga bisa mengalami penyusutan ketika umur makin bertambah? Kira-kira ketika seseorang berumur 60 tahun, dirinya akan mengalami penyusutan otak sebesar 0,5–1 persen tiap tahunnya.

Hipokampus otak merupakan area pertama yang akan menyusut. Bagian otak ini punya peran dalam merekam rangsangan-rangsangan dari luar untuk bisa masuk atau direkam otak. Selain itu, hipokampus juga termasuk bagian dari sistem limbik dan berperan dalam kegiatan mengingat. Nah, karena itu, ketika hipokampus menyusut, otomatis kemampuan mengingat akan menurun.

Baca juga: Mudah Lupa, Mungkin Ini Sebabnya

Meskipun faktanya demikian, tapi kita enggak perlu terlalu khawatir, sebab banyak cara kok untuk menunda penyusutan otak. Nah, salah satu yang paling jitu adalah lewat olahraga. Lho, bagaimana bisa olahraga dapat mencegah penyusutan otak?

Hubungan Kebugaran Fisik dan Volume Otak

Selain dapat meningkatkan kemampuan kognitif, olahraga ternyata juga dapat mencegah otak menyusut. Orang-orang yang berusia 40–50 tahun dan rutin berolahraga, bisa terhindar dari risiko penyusutan otak. Kok bisa?

Melansir The Daily Telegraph,  ada sebuah penelitian mengenai hubungan antara olahraga dan penyusutan otak di Framingham Heart Study. Studi itu melibatkan 1.583 dengan rata-rata usia 40 tahun. Subjek penelitian yang diteliti tidak memiliki penyakit jantung dan demensia. Oleh ahli, para subjek ini diminta untuk berolahraga secara rutin. Setelah beberapa tahun berlalu, barulah para ahli melakukan scan MRI pada otak mereka.

Dalam studi itu, para ahli menemukan hubungan secara langsung antara kebugaran fisik dan volume otak. Dengan kata lain, kurangnya kebugaran fisik bisa mempercepat penuaan otak.

Baca juga: 5 Jenis Makanan Untuk Mempertajam Memori

Penelitian itu pun juga melibatkan subjek penelitian yang memiliki pola hidup sedentary lifestyle (tak aktif secara fisik) dan memiliki tekanan darah rendah. Kata ahli, kelompok tersebut punya risiko mengalami penyusutan otak dalam 20 tahun kemudian.

Keistimewaan Olahraga bagi Otak

Melansir Time, olahraga sendiri bisa memengaruhi otak dalam berbagai cara. Mulai dari menjaga jaringan otak yang mulai menurun, meningkatkan fungsi neuron (saraf), meningkatkan aliran darah ke sel otak, dan mendorong faktor pertumbuhan.

Nah, manfaat olahraga terhadap otak juga dapat dilihat dari ukuran otak pengidap alzheimer ringan. Menurut studi dalam jurnal Neurology,  pengidap alzheimer ringan yang rajin berolahraga terbukti memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan pengidap alzheimer yang kurang aktif secara fisik.  

Dari studi yang dilakukan, pengidap alzheimer tahap awal yang secara fisik kurang bugar, memiliki risiko penyusutan otak empat kali lipat ketimbang mereka yang rajin berolahraga. Kata ahli dari University of Kansas kesimpulannya, orang yang memiliki tingkat kebugaran yang tinggi, penyusutan otak yang berkaitan dengan alzheimer akan lebih sedikit.

Baca juga: 5 Faktor Penyebab Alzheimer Pada Seseorang

Lalu, apa saja sih gejala dari penyusutan otak? Dampak yang terlihat jelas akibat penyusutan otak adalah menurunnya daya ingat dan sering lupa alias pikun. Karena itu, kamu tak perlu heran andaikan orang berusia lanjut sudah mulai pikun.

Kata ahli, hal itu wajar kok, sebab merupakan bagian dari proses penuaan. Namun, sekali lagi, hal itu juga bisa dicegah lewat olahraga dan menerapkan gaya hidup sehat.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan