Olahraga Terlalu Keras, Waspada Medial Tibial Stress Syndrome

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 Oktober 2018
Olahraga Terlalu Keras, Waspada Medial Tibial Stress SyndromeOlahraga Terlalu Keras, Waspada Medial Tibial Stress Syndrome

Halodoc, Jakarta – Olahraga memang baik untuk kesehatan tubuh. Bila dilakukan secara rutin, olahraga dapat memberikan banyak manfaat, antara lain meningkatkan stamina, menjaga kebugaran tubuh, dan mencegah berbagai macam penyakit. Namun, segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan justru akan memberikan dampak yang tidak baik, termasuk olahraga. Jadi, hati-hati buat kamu yang sering berolahraga terlalu keras, karena ada bahaya medial tibial stress syndrome yang mengintai.

Apa Itu Medial Tibial Stress Syndrome?

Medial tibial stress syndrome (MTSS) yang dikenal juga dengan sebutan “shin splints” adalah cedera stres berulang yang menyebabkan rasa sakit di sepanjang tepi bagian dalam tulang kering. Reaksi stres dari tibia dan otot-otot disekitarnya ini terjadi karena tubuh belum benar-benar pulih dengan baik dari kontraksi otot dan cedera tibial yang sudah sering terjadi sebelumnya. Medial tibial stress syndrome paling sering dialami oleh para atlet atau orang yang sering melakukan aktivitas fisik yang menuntut untuk banyak berlari dan melompat. Dari semua cedera yang dialami oleh pelari, 13–17 persen diantaranya disebabkan oleh medial tibial stress syndrome berulang. Penari aerobik juga berisiko sebanyak 22 persen mengalami MTSS. Sedangkan orang militer yang menjalani pelatihan dasar, memiliki risiko cedera MTSS sebanyak 4–8 persen.

Gejala medial tibial stress syndrome adalah berupa rasa sakit di bagian bawah kaki antara lutut dan pergelangan kaki. Lebih tepatnya lagi, cedera medial tibial stress syndrome terletak di bagian tengah hingga sepertiga bagian bawah arterial atau lateral tibia (tulang kering), yang lebih besar dari dua tulang tungkai bawah.

Meskipun kebanyakan kasus medial tibial stress syndrome tidak terlalu serius, tetapi bila tidak ditangani dengan benar, MTSS juga berpotensi untuk berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius dan menyebabkan kelumpuhan.

Penyebab Medial Tibial Stress Syndrome

Penyebab pasti cedera medial tibial stress syndrome masih belum diketahui. Namun cedera MTSS, sering dikaitkan dengan terlalu besarnya tekanan pada kaki bawah karena adanya ketidakwajaran biomekanik. Hal ini yang mengakibatkan semakin besarnya stres yang diberikan pada tibia atau tulang kering. Meningkatkan intensitas atau frekuensi olahraga secara tiba-tiba membuat otot yang belum siap mengalami stres dan akhirnya cedera. Stres yang berulang inilah yang dikaitkan dengan terjadinya medial tibial stress syndrome. Ketidakseimbangan otot, otot-otot kaki bawah (termasuk otot gastrocnemius, soleus, dan plantar) yang lemah dan kaku dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya MTSS.

Sedangkan rasa sakit yang timbul di daerah tulang kering, berasal dari gangguan serat Sharpey yang menghubungkan medial soleus fascia melalui periosteum tibia di mana ia dimasukkan ke dalam tulang. Bila stres otot terus berulang, dampaknya adalah eksentrik soleus akan mengalami kelelahan dan membuat tibial semakin membungkuk hingga akhirnya menyebabkan kondisi medial tibial stress syndrome. Kondisi MTSS ini bisa menjadi semakin buruk bila melakukan aktivitas, seperti berlari di jalanan menanjak serta menurun dan di atas medan yang tidak rata atau di permukaan yang keras. Menggunakan alas kaki yang tidak tepat saat berolahraga juga ikut memicu terjadinya cedera medial tibial stress syndrome.

Cara Mendiagnosa Medial Tibial Stress Syndrome

Untuk mendiagnosis medial tibial stress syndrome, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter ortopedi akan memijat dengan lembut bagian kaki bawah, tepatnya di daerah tulang kering. Orang yang mengalami MTSS biasanya akan merasa sakit, bahkan mengalami pembengkakan di area yang nyeri.  

Selain pemeriksaan fisik, radiografi dan scan tulang juga diperlukan untuk membedakan antara medial tibial stress syndrome dan kondisi nyeri kaki kronis lainnya. Cedera kaki bawah, seperti medial tibial stress syndrome, fraktur stres, sindrom kompartemen, dan saraf terjepit memiliki beberapa gejala yang hampir sama sehingga membuat dokter sulit menentukan diagnosis akhir. Namun, diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan metode perawatan yang paling sesuai.

Cara Menangani Medial Tibial Stress Syndrome

Cedera medial tibial stress syndrome bisa ditangani sendiri dengan melakukan perawatan di rumah. Kamu yang mengalami MTSS disarankan untuk banyak beristirahat dan mengompres kaki bagian bawah dengan es yang dibungkus handuk secara rutin. Istirahat dan kompres es bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri. Pastikan rasa sakit atau bengkak sudah benar-benar mereda sebelum kembali beraktivitas. Setelah rasa sakit mereda, kamu bisa melakukan latihan ringan untuk menguatkan kembali otot tungkai bawah dan pinggul.

Setelah itu, kamu pun disarankan untuk kembali beraktivitas secara bertahap dengan tingkat intensitas yang rendah dulu. Setelah beberapa minggu, kamu baru bisa beraktivitas dengan normal. Namun bila rasa sakit kembali lagi, turunkan tingkat aktivitas kamu ya.

Kalau kamu ingin tahu lebih jauh soal medial tibial stress syndrome, tanyakan saja pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter dan minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan