Orangtua, Perhatikan Gejala Limfadenitis pada Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Maret 2019
Orangtua, Perhatikan Gejala Limfadenitis pada AnakOrangtua, Perhatikan Gejala Limfadenitis pada Anak

Halodoc, Jakarta - Limfadenitis adalah kondisi ketika terjadi peradangan dan pembengkakan pada kelenjar limfa atau kelenjar getah bening, akibat adanya infeksi virus atau bakteri. Kondisi ini ternyata tidak hanya bisa diidap oleh orang dewasa, anak-anak juga bisa, lho. Limfadenitis pada anak tak jarang menimbulkan tanda tanya hingga kepanikan orangtua. Perlu diketahui, kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Jadi, pembengkakan yang terjadi bisa dibilang merupakan tanda bahwa anak sedang terinfeksi virus atau bakteri.

Di dalam tubuh, kelenjar getah bening memiliki bentuk menyerupai kacang. Letaknya tersebar, di selangkangan, ketiak, dan leher. Kelenjar ini bertugas membawa cairan getah bening serta nutrisi dan zat-zat yang tidak terpakai lagi. Kelenjar getah bening termasuk bagian pertahanan tubuh terhadap berbagai penyebab infeksi. Ketika anak terinfeksi virus atau bakteri, maka kelenjar getah bening menyaring cairan getah bening, menjebak virus atau bakteri yang mengganggu, untuk kemudian dihancurkan oleh sel darah putih.

Baca juga: Waspada, Ini Bahaya Limfadenitis pada Ibu Hamil

Perhatikan Gejalanya

Gejala yang ditimbulkan oleh limfadenitis pada anak dapat bervariasi, tergantung penyebab dan lokasi infeksi. Beberapa gejala yang umum terjadi ketika mengalami limfadenitis, adalah:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening berupa benjolan kecil di leher, ketiak, atau selangkangan.

  • Kulit di sekitar kelenjar getah bening menjadi kemerahan.

  • Munculnya abses atau nanah.

  • Keluarnya cairan dari kelenjar getah bening yang membengkak.

  • Demam.

  • Tidak nafsu makan.

  • Berkeringat pada malam hari.

  • Munculnya gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti pilek dan nyeri menelan.

  • Pembengkakan tungkai.

Apa yang Membuat Anak Terserang Limfadenitis?

Pembengkakan kelenjar getah bening, termasuk pada anak, umumnya disebabkan oleh infeksi, misalnya pilek atau flu, infeksi telinga, infeksi sinus, infeksi gigi, infeksi kulit atau sakit tenggorokan. Ada beberapa obat dan reaksi alergi terhadap obat yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Termasuk, obat antikejang dan obat antimalaria.

Baca juga: 4 Makanan yang Wajib Dikonsumsi Bagi Pengidap Limfadenitis

Beberapa kondisi yang lebih serius sebagai penyebab kelenjar getah bening bengkak di antaranya adalah penyakit tuberkulosis kelenjar getah bening, serta gangguan sistem imunitas seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Selain itu, penyebaran kanker di berbagai bagian tubuh termasuk kanker kelenjar getah bening juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelenjar yang membengkak biasanya terasa sakit atau nyeri ketika organ tubuh terdekat digerakkan. Misalnya, pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau bawah rahang, dapat menyebabkan rasa sakit pada saat anak kepala menoleh atau pada saat mengunyah makanan

Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar selangkangan, dapat memicu rasa sakit ketika berjalan atau membungkuk. Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa disertai gejala lain seperti batuk, lemas, demam, menggigil, pilek dan berkeringat.

Orangtua Harus Apa?

Tidak jarang, pembengkakan kelenjar getah bening dapat mengecil dengan sendirinya, tanpa pengobatan. Jika disebabkan oleh infeksi, maka dokter akan memberikan obat antivirus atau antibiotik, yang disertai dengan obat pereda nyeri. Setelah infeksi sudah diatasi maka kelenjar getah bening umumnya akan kembali normal.

Jika disebabkan oleh penyakit lain yang lebih serius, dokter akan memberikan penanganan dan rencana terapi sesuai dengan penyebabnya. Misalnya, pembengkakan kelenjar getah bening akibat kanker, maka perlu dipertimbangkan langkah pembedahan untuk mengangkat tumor atau kelenjar yang terkena, serta kemoterapi.

Baca juga: Ketahui 4 Pengobatan Penyakit Limfadenitis

Pembengkakan kelenjar getah bening pada anak tidak selalu disebabkan oleh kondisi serius. Namun, disarankan untuk membawa anak berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Jika ibu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya.

Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang diinginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan