Pacaran Lama Tapi Cepat Cerai Setelah Nikah, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Maret 2020
Pacaran Lama Tapi Cepat Cerai Setelah Nikah, Ini AlasannyaPacaran Lama Tapi Cepat Cerai Setelah Nikah, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta - Banyak yang mengira bahwa durasi pacaran yang lama, misalnya lima tahun, adalah salah satu ciri hubungan yang langgeng dan ideal. Namun, tunggu sampai hubungan pacaran berlanjut ke jenjang pernikahan. Perlu kamu ketahui bahwa lamanya pacaran tidak selalu menjamin pernikahan yang langgeng. 

Meskipun setiap pasangan tidak berharap akan bercerai pada saat menikah, fenomena ini cukup banyak terjadi. Beberapa pasangan yang sudah menjalani hubungan pacaran sangat lama, justru cepat bercerai ketika menikah disebabkan karena alasan berikut:

1. Menganggap Pernikahan Sebagai Hubungan yang Di-restart

Meskipun sudah saling mengenal dan pacaran lama dengan orang yang dinikahi, hubungan pernikahan mungkin jadi sedikit berbeda. Hanya saja seharusnya setiap pasangan bukannya memulai dari awal, tapi melanjutkan.

Sayangnya, beberapa pasangan mengalami penurunan tajam dalam kepuasan menikah terutama di tahun-tahun awal. Mungkin karena mereka mengubah cara hubungan, yang justru mengarah pada ketidakpuasan dan kekecewaan. 

Baca juga: Berencana Menikah? Ini 8 Hal yang Wajib Dipelajari

2. Belum Mengenal Semua Sisi Satu Sama Lain

Lamanya usia pacaran tidak menjadikan kamu mengetahui semua sisi pasangan. Di masa pacaran, permasalah yang muncul mungkin masih terlihat umum dan cara penyelesaiannya pun mungkin tidak sesulit saat telah menikah. 

Banyak pasangan yang terkejut, tidak menyangka, hingga tidak dapat menerima perbedaan sifat atau masalah yang dihadapi saat sudah menikah. Terutama pada masalah yang paling sensitif seperti masalah keuangan, cara mengasuh anak, pembagian waktu, dan prioritas. Belajarlah lebih banyak tentang pasangan kamu sekarang agar dapat mencegah beberapa sumber konflik pada saat menikah agar konflik tidak berujung pada perceraian.

3. Merasa Tidak Sebahagia saat Pacaran

Umumnya pasangan menunjukkan ketertarikan dan perhatian secara berlebihan saat pacaran. Sikap seperti ini membuat salah satu pasangan menumbuhkan ekspektasi yang mungkin tidak dapat ditemukan setiap saat ketika telah menikah. Segala bentuk perhatian pun mungkin terkesan tidak sespesial saat pacaran. 

Kebahagian yang diharapkan saat menikah mungkin tidak selalu ditemui sama seperti saat pacaran. Ini bisa terjadi karena fokus pada hubungan pernikahan adalah membangun hubungan dan pribadi selanjutnya hingga di masa depan. Sementara pada saat pacaran bumbu-bumbu kebahagian baru sekedar untuk hari ini saja. Hanya saja perlu untuk tidak mengabaikan penilaian pribadi mengenai kebahagiaan hingga masa depan. Karena ini akan berkaitan dengan proses membangun hubungan pernikahan dan akan memengaruhi kesejahteraan hubungan. 

Baca juga: Menikah Baik untuk Kesehatan Jantung, Kok Bisa?

4. Ditemukannya Tindakan yang Fatal

Terkadang kebiasaan, hobi, atau tindakan tertentu yang bertentangan dari pasangan bisa dimaklumi dan mudah untuk dimaafkan pada saat pacaran. Hanya saja ketika menikah, saat kedua pasangan selalu bertemu dalam satu rumah, mungkin kebiasaan yang tidak disukai itu jadi faktor masalah yang tidak dapat diterima. 

Tindakan tertentu, mungkin akan menjadi masalah dan mengurangi kepuasan hubungan pada saat menikah yang akhirnya bisa memicu faktor perceraian. Untuk itu, sebelum memasuki komitmen jangka panjang, sebaiknya pertimbangkan dan kompatibilitas pasangan kamu di sepanjang hubungan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan penting untuk mengidentifikasi potensi tindakan yang dianggap fatal. 

5. Mengharapkan Hal yang Berbeda Ketika Menikah

Sebelum kamu menikah, pertimbangkan bagaimana hubungan kamu nantinya bisa berjalan. Khususnya, apakah kamu dan pasangan memiliki potensi konflik yang rendah atau tinggi. 

Misalnya, mungkin saat pacaran kamu mengetahui hal yang tidak kamu sukai pada pasangan tetapi kamu dapat menerimanya. Kemudian kamu berharap setelah menikah, pasangan kamu dapat berubah seperti yang kamu harapkan. Perubahan kebiasaan atau sikap pada pasangan hampir jarang terjadi. 

Perlu kamu ketahui bahwa apa yang terjadi di awal waktu bersama pasangan cenderung akan terjadi kemudian. Jika hal negatif terjadi di masa pacaran dapat kamu terima, mungkin beda halnya saat menikah yang justru bisa menjadi faktor masalah pernikahan yang berujung perceraian. 

Baca juga: Penyintas Kanker Ovarium Masih Bisa Punya Anak?

Itulah alasan-alasan perceraian terjadi meski pasangan telah lama berpacaran sebelum menikah. Tentu perceraian bukan suatu yang kamu harapkan bersama pasangan ketika menikah nanti. 

Jika kamu mempunyai masalah, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan psikolog di Halodoc. Tanpa perlu repot, kamu bisa mengobrol dengan dokter atau psikolog kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya sekarang juga di App Store atau Google Play!

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. How Long Should You Date Before Getting Married?
Very Well Mind. Diakses pada 2020. Why Are the First Two Years of Marriage so Important?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan