Pada Usia Kehamilan ke Berapa Solusio Plasenta Terjadi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 November 2018
Pada Usia Kehamilan ke Berapa Solusio Plasenta Terjadi?Pada Usia Kehamilan ke Berapa Solusio Plasenta Terjadi?

Halodoc, Jakarta - Solusio plasenta menjadi masalah kehamilan yang kerap terjadi selain plasenta previa. Namun, keduanya bukan menjadi komplikasi kehamilan yang sama. Abrupsio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya pada rahim ibu, sementara plasenta previa merupakan posisi plasenta yang menutupi mulut rahim.

Abrupsio plasenta menjadi komplikasi kehamilan yang terbilang serius meskipun jarang terjadi. Pasalnya, plasenta memiliki peran yang penting pada masa kehamilan, yang berfungsi sebagai saluran nutrisi dan oksigen dari ibu kepada janin. Ibu yang mengalami solusio plasenta harus mendapatkan penanganan, karena hal ini berpengaruh pada keselamatan ibu dan janin.

Solusio Plasenta Sering Terjadi pada Trimester Ketiga Kehamilan

Abrupsio plasenta kerap terjadi pada ibu hamil yang memasuki usia kehamilan trimester ketiga atau di atas 6 bulan. Perdarahan hebat menjadi gejala utama yang muncul. Biasanya, ibu merasakan kontraksi yang berlangsung cepat, munculnya rasa nyeri pada punggung, sakit pada bagian rahim dan perut, serta gerakan sang janin di dalam rahim yang menjadi kurang atau bahkan tidak aktif seperti biasanya.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab ibu hamil mengalami solusio plasenta. Ibu hamil lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan ini jika memiliki kebiasaan merokok atau mengonsumsi obat-obatan, berusia lebih dari 40 tahun, pernah mengalami kehamilan kembar, memiliki riwayat hipertensi, dan abrupsio plasenta sebelumnya.

Adapun komplikasi yang ditimbulkan oleh solusio plasenta seperti gangguan pembekuan darah atau mengalami syok karena kehilangan terlalu banyak darah. Ibu juga rentan mengalami gagal ginjal dan organ tubuh lainnya, tetap mengalami perdarahan setelah persalinan. Biasanya, dokter menganjurkan untuk melakukan operasi pengangkatan rahim atau histerektomi apabila perdarahan yang ibu alami tidak terkendali.

Selain pada ibu, abrupsio plasenta menyebabkan komplikasi pada janin di dalam rahim. Janin akan mengalami kurang nutrisi dan asupan oksigen, sehingga meningkatkan risiko kelahiran prematur. Bahkan, bukan tidak mungkin sang bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa.

Solusio plasenta rawan terjadi pada usia kehamilan trimester ketiga, meskipun tidak menutup kemungkinan komplikasi ini bisa terjadi kapan saja saat usia kehamilan telah menginjak lebih dari 20 minggu. Abrupsio plasenta memang tidak bisa dicegah secara langsung, tetapi ibu bisa menurunkan risikonya dengan rutin mengonsumsi asam folat dan menghindari gaya hidup yang tidak sehat, seperti berhenti merokok atau mengonsumsi obat-obatan.

Selain itu, atasi pula masalah lain yang bisa memicu solusio plasenta, seperti apabila ibu memiliki riwayat darah tinggi. Jangan lupa untuk memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin untuk mengetahui perkembangan kehamilan dan deteksi dini jika terjadi komplikasi lainnya.

Jika ibu ingin bertanya jawab secara langsung pada dokter, ibu bisa menggunakan layanan Tanya Dokter dari aplikasi Halodoc. Aplikasi ini sudah tersedia di Play Store dan App Store dan bisa ibu download langsung di ponsel. Dokter spesialis kandungan siap membantu memberikan solusi terbaik untuk semua masalah kehamilan yang ibu alami.

Selain itu, aplikasi Halodoc juga memiliki layanan Beli Obat dan Cek Lab yang bisa ibu manfaatkan kapan saja dan di mana saja. Setiap harinya pun ada artikel kesehatan terbaru yang bisa ibu dapatkan secara gratis. Yuk, pakai aplikasi Halodoc sekarang!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan