Paparan Logam Berat Berisiko Terkena Sindrom Mielodisplasia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Agustus 2020
Paparan Logam Berat Berisiko Terkena Sindrom MielodisplasiaPaparan Logam Berat Berisiko Terkena Sindrom Mielodisplasia

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit bernama sindrom mielodisplasia? Kalau belum tak usah heran, sebab sindrom mielodisplasia terbilang langka. Pada kebanyakan kasus, sindrom ini terjadi pada lansia atau 60 tahun ke atas. 

Sindrom mielodisplasia adalah gangguan yang terjadi akibat, satu atau seluruh sel darah yang dihasilkan sumsum tulang, tak terbentuk dengan baik. Kondisi ini terjadi ketika fungsi tulang terganggu. 

Seseorang yang mengidap sindrom mielodisplasia, sumsum tulangnya tak mampu menghasilkan sel-sel darah sehat. Sebaliknya, organ ini hanya bisa memproduksi sel-sel abnormal yang tidak sepenuhnya berkembang. 

Selanjutnya, sel-sel abnormal ini mati ketika masih di dalam sumsung tulang, atau saat memasuki aliran darah. Nah, kondisi ini ujung-ujungnya bisa membuat sel darah sehat yang masuk ke aliran darah semakin sedikit. Sel darah abnormal lama-kelamaan akan menekan jumlah sel darah sehat. 

Baca juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Alami Sindrom Mielodisplasia

Lantas, apa sih penyebab sindrom mielodisplasia? Benarkah sindrom mielodisplasia bisa dipicu oleh paparan logam berat?

Buka Cuma Paparan Merkuri

Kondisi sumsum tulang yang tak mampu menghasilkan sel-sel darah sehat tak terjadi begitu saja. Menurut para ahli, kelainan pada sumsum tulang ini disebabkan oleh perubahan genetik. Namun, hingga kini penyebab pasti perubahan genetik tersebut belum diketahui.

Nah, selain perubahan genetik, sindrom mielodisplasia juga bisa dipicu hal lainnya, salah satunya paparan logam berat seperti timah atau merkuri. Sudah tak asing kan dengan merkuri? Paparan zat ini bisa menimbulkan beragam masalah bagi kesehatan tubuh.

Merkuri ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat berbagai cara. Mulai dari paparan langsung ke kulit, udara yang terhirup, dan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Mau tahu dampak merkuri bagi tubuh?

Dalam paparan tinggi logam berat ini bisa membahayakan sistem imun, otak, paru-paru, jantung, ginjal, gangguan mental, gangguan koordinasi tubuh, hingga gangguan penglihatan. Tuh, seram kan? 

Baca juga: Ini Bahaya Keracunan Merkuri dari Kosmetik

Hal yang perlu digarisbawahi, selain merkuri ada pula beberapa faktor lainnya yang bisa memicu terjadi sindrom mielodisplasia, yaitu: 

  • Usia lanjut. Kebanyakan orang dengan sindrom Mielodisplasia merupakan lansia di atas 60 tahun.
  • Perawatan dengan kemoterapi atau radiasi. Sindrom Mielodisplasia dapat muncul apabila menerima kemoterapi atau terapi radiasi, di mana keduanya umum digunakan untuk mengatasi kanker.
  • Paparan terhadap zat kimia. Zat kimia yang terkait dengan sindrom Mielodisplasia, meliputi asap rokok, pestisida, dan zat kimia industrial, seperti benzene.

Sebaiknya jangan sekali-kali meremehkan sindrom mielodisplasia. Pasalnya, dalam beberapa kasus penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi serius.

Misalnya anemia, rentan mengalami infeksi karena minimnya sel darah putih, perdarahan yang sulit berhenti, hingga berkembang menjadi leukemia akut (kanker darah).

Pucat Sampai Sesak Napas

Seseorang yang mengidap sindrom mielodisplasia di tahap awal, umumnya tak mengalami keluhan, atau tak menunjukkan gejala-gejala. Namun, dalam beberapa kasus ada pula pengidapnya yang mengalami gejala seperti: 

  • Pucat karena anemia.
  • Mudah memar atau berdarah karena rendahnya jumlah trombosit.
  • Sering mengalami infeksi karena jumlah sel darah putih rendah.
  • Sering merasa lelah.
  • Timbilnya bintik merah di bawah kulit akibat perdarahan.
  • Sesak napas.

Nah, bila mengalami gejala-gejala di atas, segera tanyakan pada dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan medis yang tepat. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Referensi:
National Institute of Health. Diakses pada 2020. National Institute of Environmental Sciences. Mercury.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Mercury and Health.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Myelodysplastic Syndrome. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Disease and Conditions. Myelodysplastic Syndrome.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan