Paraplegia Dapat Menurunkan Libido, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Juni 2019
Paraplegia Dapat Menurunkan Libido, Benarkah?Paraplegia Dapat Menurunkan Libido, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Cedera sumsum tulang belakang traumatis (SCIs) dapat menyebabkan berbagai gejala bagi mereka yang selamat. Setiap orang memberikan respons yang berbeda pada tingkat cedera tertentu.

Untuk beberapa orang yang selamat dari cedera tulang belakang, kerusakan pada sumsum tulang belakangnya menghasilkan berbagai tingkat kelumpuhan. Bagi sebagian orang, kelumpuhan bersifat sementara (parsial) sedang yang lainnya dapat permanen.

Tingkat keparahan cedera tergantung pada tingkat medula spinalis yang terpengaruh, di mana medula spinalis dikategorikan ke dalam beberapa daerah, di antaranya serviks, toraks, lumbal, dan sakral dan apakah cedera itu cedera tulang belakang yang tidak lengkap atau lengkap.

Paraplegia hampir selalu merupakan hasil dari kerusakan otak, sumsum tulang belakang, ataupun keduanya. Dalam kebanyakan kasus, cedera medula spinalis ke toraks, lumbal, ataupun medula spinalis sakralis adalah pemicunya.

Baca juga: Inilah Prosedur Diagnosis Paraplegia yang Perlu Diketahui

Ketika cedera ini terjadi, sinyal tidak dapat melakukan perjalanan ke dan dari daerah bawah tubuh, dan tubuh dicegah mengirim sinyal kembali ke sumsum tulang belakang ke otak. Jadi, mereka yang mengalami paraplegia menjadi lumpuh. Tidak hanya berjuang dengan gerakan di bawah pinggang, mereka juga mengalami kehilangan sensasi yang luas.

Kehilangan sensasi ini bervariasi dari perasaan kesemutan atau berkurangnya rasa di pinggang dan kaki, hingga ketidakmampuan total untuk merasakan apa pun di bawah pinggang. Karena cakupan pengaruhnya inilah, yang membuat paraplegia juga dapat menurunkan libido.

Paraplegia adalah kondisi variabel. Orang yang sama mungkin mengalami gejala yang berubah seiring waktu, atau bahkan berubah dari hari ke hari. Perawatan yang tepat dapat sangat mempengaruhi prognosis dan perkembangan penyakit, tapi banyak hasil yang muncul secara acak.

Ada banyak yang belum kita pahami tentang otak dan sumsum tulang belakang, jadi dokter belum yakin mengapa beberapa orang secara spontan pulih sementara yang lain merana tanpa kemajuan, bahkan dengan perawatan intensif.

Dalam beberapa kasus, gejala membaik ketika pembengkakan di daerah yang cedera menghilang. Pengobatan infeksi dan proses yang berhubungan dengan penyakit juga dapat mengurangi atau membalikkan gejala atau memperlambat perkembangan paraplegia.

Baca juga: Jaga Kesehatan Saraf, Ini Bedanya Paraplegia dengan Paraparesis

Setiap pasien berbeda, dan perawatan yang bekerja dengan baik untuk seseorang mungkin tidak bekerja untuk orang lain. Secara umum, perawatan intensif memberi kesempatan terbaik untuk pulih, terutama ketika pengidapnya mulai menerima perawatan segera setelah cedera.

Sistem model cedera tulang belakang menawarkan perawatan yang komprehensif dan berperingkat tinggi, beberapa opsi perawatan termasuk:

  1. Pembedahan untuk mengatasi pembengkakan di lokasi cedera, menghilangkan lesi, ataupun menghilangkan benda yang tertanam.

  2. Operasi penyelarasan sumsum tulang belakang.

  3. Operasi sekunder untuk mengatasi masalah lain, seperti cedera otot akibat paraplegia.

  4. Obat-obatan untuk mengurangi risiko infeksi, pembekuan darah, dan masalah sekunder lainnya.

  5. Terapi fisik untuk membantu mendapatkan kembali sebanyak mungkin fungsi dengan mengajarkan otak dan sumsum tulang belakang cara mengatasi cedera. Terapi fisik juga dapat membantu pengidapnya memperlambat hilangnya otot di bawah cedera.

Baca juga: Mitos atau Fakta Pengidap Paraplegia Enggak Bisa Memiliki Keturunan?

  1. Terapi olahraga untuk membantu tetap dalam kondisi fisik yang baik dan mengurangi rasa sakit kronis.

  2. Psikoterapi untuk membantu mengadopsi keterampilan koping baru untuk mengelola cedera.

  3. Edukasi mengenai cedera, seperti program advokasi dan kelompok dukungan keluarga.

  4. Pelatihan dan terapi okupasi dapat membantu mempelajari keterampilan baru, mendapatkan kembali keterampilan lama, dan menemukan cara baru untuk mengatasi cedera.

  5. Modalitas alternatif, gunakan ini dengan persetujuan dokter, tapi beberapa paraplegia sangat beruntung dengan akupuntur, pijat, chiropractic, dan perawatan holistik lainnya.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai paraplegia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan