Pasti Membengkak, Inilah Tanda dan Gejala Filariasis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Februari 2019
Pasti Membengkak, Inilah Tanda dan Gejala FilariasisPasti Membengkak, Inilah Tanda dan Gejala Filariasis

Halodoc, Jakarta – Di Indonesia, filariasis lebih dikenal dengan istilah kaki gajah. Istilah tersebut diberikan karena penyakit yang disebabkan oleh parasit ini memang bisa membuat bagian tubuh seseorang membengkak dan membesar. Dan biasanya bagian tubuh yang paling sering terkena infeksi ini adalah kaki.

Filariasis sebaiknya jangan disepelekan karena bisa memberikan akibat jangka panjang, seperti rasa nyeri dan pembengkakan pada bagian tubuh. Bahkan, pengidap filariasis bisa kehilangan kemampuan seksual. Karena itu, kamu perlu mewaspadai penyakit ini dengan mengenal tanda dan gejala filariasis agar bisa mengobatinya secepat mungkin bila terinfeksi.

Apa Itu Filariasis?

Filariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria dan dapat menyerang baik hewan maupun manusia. Ada ratusan jenis parasit filaria, tapi hanya terdapat 8 spesies yang bisa menginfeksi manusia. Berdasarkan lokasi keberadaan cacing dewasa di dalam tubuh manusia, filariasis bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu filariasis kulit, limfatik dan rongga tubuh.

Baca juga: Pentingnya Cegah Kaki Gajah dengan Obat

Penyebab dan Cara Penularan Filariasis

Ada tiga jenis parasit yang bisa menyebabkan filariasis, antara lain Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Tapi di antara ketiganya, W. bancrofti adalah parasit yang paling sering menyerang manusia. Kira-kira ada sekitar 9 dari 10 pengidap filariasis limfatik yang disebabkan oleh parasit ini. Sedangkan B. malayi, menjadi parasit penyebab filariasis nomor dua paling umum.

Parasit filariasis bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Parasit ini kemudian akan tumbuh dewasa menjadi cacing dan bertahan hidup selama 6 sampai 8 tahun, serta terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.

Pada kebanyakan kasus filariasis, infeksi cacing sudah dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik. Tapi sayangnya, filariasis seringkali tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan. Pembengkakan tersebut berisiko membuat pengidap mengalami cacat permanen.

Baca juga: Ketahui 3 Komplikasi Akibat Filariasis

Gejala Filariasis

Berdasarkan gejalanya, filariasis limfatik dibagi menjadi tiga menjadi tiga kategori, yaitu kondisi tanpa gejala, akut, dan kronis.

1. Tanpa Gejala

Sebagian besar infeksi filariasis limfatik tak menimbulkan gejala apa pun. Meski demikian, infeksi ini tetap menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.

2. Kondisi Akut

Sedangkan filariasis limfatik akut, dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Adenolimfangitis Akut (ADL)

Pengidap ADL biasanya akan mengalami gejala berupa demam, pembengkakan noda limfa atau kelenjar getah bening (limfadenopati), serta sakit, merah, dan bengkak pada bagian tubuh yang terinfeksi. ADL bisa kambuh lebih dari 1 kali dalam setahun, terutama saat musim hujan. Pengidap juga berisiko terkena infeksi jamur dan mengalami kerusakan kulit akibat cairan yang menumpuk. Semakin sering penyakit ini kambuh, semakin parah pembengkakan yang bisa terjadi.

  • Limfangitis Filaria Akut (AFL)

Sedangkan AFL yang disebabkan oleh cacing-cacing dewasa yang sudah hampir mati, bisa memicu gejala yang sedikit berbeda dengan ADL. Kondisi umumnya tidak menimbulkan demam atau infeksi lain. Melainkan AFL dapat memicu gejala berupa munculnya benjolan-benjolan kecil pada bagian tubuh tempat cacing-cacing sekarat berkumpul (misalnya, pada sistem getah bening atau dalam skrotum).

3. Filariasis Limfatik Kronis

Pada kondisi yang kronis, filariasis akan menyebabkan penumpukan cairan atau limfedema yang membuat bagian tubuh pengidap, seperti kaki dan lengan membengkak. Penumpukan cairan ditambah dengan infeksi-infeksi yang terjadi akibat lemahnya kekebalan tubuh pengidap akan berujung pada kerusakan dan penebalan lapisan kulit. Kondisi ini disebut sebagai elefantiasis. Selain itu, penumpukan cairan juga bisa memberi dampak pada rongga perut, testis pada pengidap laki-laki, dan payudara pada pengidap wanita.

Baca juga: Operasi untuk Atasi Filariasis, Perlukah?

Nah, itulah beberapa tanda dan gejala filariasis yang perlu kamu waspadai. Kalau kamu ingin mengetahui tentang filariasis lebih jauh, tanyakan saja kepada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi soal kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan