Patah Tulang Metatarsal, Apa Bahayanya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 September 2020
Patah Tulang Metatarsal, Apa Bahayanya?Patah Tulang Metatarsal, Apa Bahayanya?

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar masalah pada tulang bernama patah tulang metatarsal? Dua hari lalu, artis Luna Maya mesti berhadapan dengan kondisi ini pada bagian kakinya. Kabar ini diketahui dari unggahan Instagram Ari Lasso, pada Senin (1/9/20). Namun, sampai kini detail penyebab cedera yang menimpa Luna belum diketahui secara persis.

Sebenarnya, seperti apa gejala dan penyebab patah tulang metatarsal? Apa bahayanya kondisi ini bagi tubuh pengidapnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini. 

Baca juga: Patah Tulang, Ini Waktu yang Dibutuhkan untuk Kembali Normal


Tulang Ke-5 yang Sering Retak


Fraktur atau patah tulang terjadi ketika tulang patah, sehingga posisi atau bentuknya berubah. Patahnya tulang terjadi ketika tulang mengalami benturan atau menerima tekanan yang besar, lebih besar daripada kekuatan tulang. Lalu, bagaimana dengan patah tulang metatarsal seperti yang dialami Luna Maya? 

Menurut ahli di National Institutes of Health (NIH) - MedlinePlus, tulang metatarsal adalah bagian tulang panjang pada kaki yang menghubungkan pergelangan kaki dengan jari kaki. Tulang ini membantu menyeimbangkan tubuh saat kita berdiri dan berjalan.

Metatarsal ini terdiri dari lima tulang. Dari kelima tulang tersebut, tulang metatarsal ke-5 yang menghubungkan tulang luar ke jempol kaki, merupakan tulang yang yang paling sering retak. Patahnya tulang metatarsal ke-5 ini juga disebut Jones fracture (fraktur Jones). Daerah tulang ini memiliki aliran darah yang rendah, sehingga membuat penyembuhan menjadi sulit.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa penyebab patah tulang metatarsal? 


Baca juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama pada Patah Tulang


Trauma hingga Kelainan Sistem Saraf


Masih menurut NIH, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab patah tulang metatarsal. Contohnya, pukulan atau benturan secara tiba-tiba, putaran yang parah pada kaki (severe twist), atau penggunaan yang berlebihan.  

Penyebab patah tulang metatarsal ini terdiri dari dua jenis, yaitu fraktur akut dan fraktur stres. Patah tulang metatarsal akut ini disebabkan oleh cedera atau trauma pada bagian kaki yang terjadi secara mendadak. Sementara itu, fraktur stres terjadi akibat cedera atau stres yang terjadi secara berulang kali. Misalnya, kaki yang sering digunakan untuk menanggung beban berlebih secara berulang-ulang kali. 

Ada satu hal yang perlu digarisbawahi mengenai fraktur stres. Meski alasannya belum diketahui secara pasti, fraktur stres ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. Menurut NIH, fraktur stres ini paling sering terjadi pada mereka yang: 


  • Menaikkan tingkat aktivitas secara tiba-tiba.
  • Melakukan aktivitas yang memberi banyak tekanan pada kaki. Contohnya berlari, menari, melompat, atau baris-berbaris (seperti dalam militer).
  • Memiliki masalah pada tulang seperti osteoporosis atau arthritis.
  • Memiliki kelainan sistem saraf yang menyebabkan hilangnya rasa (mati rasa) pada kaki. Contohnya seperti kerusakan saraf akibat diabetes.


Nah, bagi kamu yang memiliki faktor-faktor risiko di atas, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan dokter demi terhindar dari patah tulang metatarsal. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc

Penyebabnya sudah, bagaimana dengan gejala patah tulang metatarsal?


Tips Merawat Patang Tulang Metatarsal


Seperti patah tulang pada umumnya, gejala patah tulang metatarsal (fraktur stres) umumnya ditandai dengan rasa nyeri. Rasa sakit ini bisa terjadi selama beraktivitas, tapi terkadang membaik ketika kaki diistirahatkan.

Pada beberapa kasus, rasa sakit akibat fraktur stres ini bisa terjadi sepanjang waktu, lho. Gejala patah tulang metatarsal juga bisa ditandai dengan area yang terasa lunak pada lokasi patah tulang, ketika kita menyentuhnya. 

Nah, cara untuk meredakan gejala nyeri pada patah tulang metatarsal berikut ini tips yang bisa dilakukan, menurut ahli di NIH:


  • Kurangi aktivitas, istirahatkan kaki yang mengalami cedera.
  • Jangan melakukan aktivitas atau olahraga yang menyebabkan patah tulang, atau aktivitas yang terlalu berat.
  • Posisikan kaki lebih tinggi (angkat kaki) untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
  • Kompres menggunakan es batu yang telah dimasukkan ke dalam kantong plastik atau dibungkus dengan kain. 
  • Kompres selama sekitar 20 menit tiap jam (tidak perlu dikompres saat sedang tidur) selama 48 jam pertama. Di hari berikutnya, kompres sebanyak 2 hingga 3 kali sehari. 
  • Bila diperlukan konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit. Sebaiknya, tanyakan pada dokter sebelum menggunakan obat-obatan ini apabila mengidap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau hati. 
  • Jangan mengonsumsi obat melebihi dosis yang disarankan.


Baca juga: 8 Jenis Patah Kaki yang Dapat Dialami Seseorang


Nah, andaikan gejalanya tak kunjung membaik, mau tak mau dirimu perlu menemui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Segeralah temui dokter bila mengalami:


  • Pembengkakan, nyeri, mati rasa, kesemutan di tungkai, pergelangan kaki, atau kondisi yang semakin parah.
  • Perubahan warna pada kaki (menjadi ungu).
  • Demam.


Hati-hati, patah tulang metatarsal ini bisa semakin memburuk bila tak diistirahatkan atau ditangani dengan tepat. Dalam beberapa kasus, fraktur tulang yang satu ini bisa menyebabkan artritis pada sendi jempol kaki. 

Selain itu, dalam beberapa kasus fraktur metatarsal sering disalahartikan sebagai keseleo, sehingga pengidapnya mengira kondisi ini bisa membaik hanya dengan beristirahat. Nah, kekeliruan inilah yang bisa menimbulkan masalah baru, dan membuat proses penyembuhan semakin lama. 




Referensi:

National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Metatarsal fracture (acute) - aftercare

National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Metatarsal stress fractures - aftercare

Patient UK. Diakses pada 2020. Metatarsal Fractures

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan